Senin, 07 November 2016

Taput Akan Steril Dari Kupu-Kupu Malam


Ingat lagu "sikupu-kupu malam" ciptaan Titiek Puspa.Konotasi kupu-kupu malam menjadi gambaran para wanita penghibur atau kasarnya PSK yang tak asing lagi di dunia gemerlap (dugem) yang terkait erat dengan kehadiran tempat-tempat berbau mesum semisal kafe,diskotik.
 Di Taput yang sejak 1999 dicanangkan bupati RE Nainggolan sebagai daerah wisata rohani dan secara khusus wilayah Silindung, sudah cukup lama disoroti masyarakat luas dengan kehadiran kafe yang ditengarai mengoperasikan "kupu-kupu malam". Awalnya hanya satu kafe yang populer dengan sebutan Sarajevo. Belakangan kafe sejenis makin banyak bermunculan di sekitar jalinsum Pahae,jalan Sibolga,Siborongborong dan kawasan lainnya.
Bupati Tapanuli Utara rupanya tersentak ketika belum lama ini ada protes keras dari warga Pancurnapitu dan Pahae mengusung keresahan atas kehadiran kafe-kafe di sana. Mereka pun minta dengan tegas agar Pemkab Taput menutup kafe tersebut.
Nikson Nababan tak berpikir terlalu lama merespon. Sehari setelah demo warga itu, tim pemkab langsung turun ke lokasi dan langsung memerintahkan agar kafe dimaksud segera tutup.
Beberapa hari setelah aksi pemkab itu,rupanya bupati Nikson mendengar kalau masih ada pemilik/pengusaha kafe yang membandal
Nikson pun geram. Pada Sabtu malam (5/11), ia melakukan sidak ke arah Pancurnapitu dan jalan Sibolga mengecek apa masih ada kafe itu yang buka. Ternyata benar. Masih ada kafe yang belum melaksanakan penutupan kafenya. Pada malam itu juga aparat Satpol sigap mengamankan sejumlah peralatan yang ada di kafe. Begitu juga para kupu-kupu malam yang terjaring.
"Bupati menginginkan daerah wisata rohani ini steril dari segala macam bentuk kegiatan yang bertentangan dengan nilai nilai kerohanian", ucap seorang pejabat mengomentari.(Sumber foto: fb)