Rabu, 29 April 2015

Wisatawan Bertanya: Mana Patung Yesus Itu?

Indahnya panorama Desa Simorangkir di lereng pegunungan, menjadi lokasi wisata
yang makin banyak dikunjungi dari seluruh pelosok tanah air dengan  adanya monumen
Salib Kasih. Tempat itu makin potensial jadi destinasi area wisata rohani seandainya
Patung Yesus sudah rampung.=
Patung Yesus yang dibangun di puncak Dolok Siatas Barita, Silindung, sudah dua
tahun tak kunjung rampung. Wisatawan bertanya: Dimana patung Yesus itu?

 Ketika Yesus lahir di kandang domba di Bethlehem, para cerdik pandai dari Timur telah meramal dengan ilmu perbintangan. Mereka pun bergegas menuju arah berpedoman pada bintang di langit. Saat mereka tiba, pertanyaan pun dicetuskan seperti tertulis dalam Alkitab: "Di mana anak yang baru lahir itu?" Cuplikan itu sudah sangat lama, lebih 2000 tahun lampau. Dan pertanyaan itu selalu terulang nyaring setiap perayaan Natal tiba, saat orang-orang Kristen membacakan liturgi seputar riwayat kelahiran Sang Mesias.
 Pertanyaan dengan konteks berbeda, juga terdengar dari para pengunjung yang mendaki ke pegunungan Siatas Barita di belahan timur Kota Tarutung, Sumatera Utara, akhir-akhir ini. Mereka bertanya, mana Patung Yesus yang dibangun dekat Salib Kasih itu?
 Pertanyaan itu sebenarnya wajar. Karena sebelum dan saat monumen Yesus itu sedang dibangun, publikasi di media cetak mau pun online, cukup gencar. Gaung publikasi itu menggema ke mana-mana, bahkan mungkin ke luar negeri.
 Serombongan pengunjung mengaku dari Jawa Timur begitu bersemangat pada perayaan Paskah 2015 yang lalu, ketika mendaki pegunungan Siatas Barita. Mereka merental mobil dari Medan, tapi sengaja memilih berjalan kaki. "Sekalian olah raga," kata seorang ibu berkacamata ketika bertemu SARINGAR.Net di depan Resto Rumah Kapal di kawasan Dusun Golat, pertengahan jalan menuju lokasi Salib Kasih.
 Lalu ibu itu bertanya pada warga yang lewat: "Santabi jo amang, ai didia do tahe patung Yesus naung dibangun di dolok Siatas Barita on." (Numpang tanya dulu Pak, di mana patung Yesus yang dibangun di gunung Siatas Barita?).
 Pria itu tersenyum, menjawab,: " Ai so sidung dope inang, holan rangkana dope. Alai nunga dibangun ianggo humaliang na." (Belum selesai dibuat Bu, tapi sudah dibenahi sekelilingnya). Seraya pria itu menunjuk ke arah lokasi pembangunan patung dimaksud.
 Salah seorang ibu lainnya di antara rombongan menunjukkan wajah kecewa." Bah, kupikir sudah selesai itu. Kudengar kabarnya ada pembangunan patung Yesus di sini, jadi sekalian mau ke Salib Kasih, bisa melihat dari dekat patung Yesus."
 Ibu itu juga hapal ukuran patung itu setinggi 45 meter, dengan landasan 15 meter, dan biayanya sebesar Rp 6,2 miliar. Katanya tahu itu dari berita koran yang dibacanya di Medan setahun yang lalu.
 "Kenapa kok bisa sekian lama terkatung-katung ya, apa masalahnya," ibu itu kembali bertanya.
 Pria yang ditanya pun geleng kepala seraya mulai menggerakan kakinya meneruskan perjalanan. Tapi ia masih menjawab,: "Dia ma huboto hami parhuta-hutaon i inang, manang aha mambahen sakkot dang pola nipaboto-boto i, pamarenta ma umboto i." (Mana tahulah kami orang kampung ini Bu, di mana sangkutnya kurang taulah, pemerintah lah yang tahu itu).
  Beberapa waktu lalu, ramai diberitakan media cetak, pembangunan patung Yesus itu terkendala masalah teknis. Tapi pihak Tipikor Polres Tapanuli Utara juga sempat mengusutnya dengan memanggil PPK patung Yesus, Sondang br Pane.
  Diberitakan pula, Bupati yang sekarang Nikson Nababan mengeluarkan statemen, bahwa pembangunan Patung Yesus itu harus dilanjutkan. Benarkah masih lanjut? Wait and See!

 
 

Rabu, 22 April 2015

Bah, Beningnya Akik Sigeaon Itu...

Bah,beningnya akik yang ditemukan di Sungai Sigeaon Sipoholon, kuning berkilau indah setelah diolah, Rabu (23/4).
Bongkahan besar batu jenis akik yang ditemukan anak muda dari Aek Sigeaon kawasan Sipoholon, Tapanuli Utara,Sumut, itu sudah dipecah-pecah, walau karena kerasnya memang agak sulit. Banyak serpihannya yang terbuang percuma. Tapi pada bagian dalam setelah digergaji mesin dan diketok dengan alat pengungkit, beberapa bongkahannya bisa dijadikan batu cincin.
Setelah seorang yang mendapat bagian batu itu membawa ke tukang tempah, awalnya banyak orang menganggap sepele menganggapnya batu yang tak punya nilai plus. Ternyata, setelah diolah dan diasah sedemikian rupa, muncullah warna dan corak originalnya. Bah, beningnya rupanya akik yang ini, komentar beberapa orang di Simpang Empat Tarutung. Editor blog SARINGAR.Net langsung meluncur ke lokasi pengolahan. Memang benar. Batu akik yang kelihatan awalnya tak menarik, ternyata sangat indah berkilauan apalagi ditimpa cahaya matahari. Seseorang mengambil senter khusus dan mengarahkannya dari atas bawah permukaan batu yang sudah mulus. Cahaya terang dengan warna kuning lemon langsung memancar, terutama setelah jelang sore hari.
 "Bagus benar ya, ini termasuk jenis solar Aceh,"komen seseorang.
 "Mirip batu bacan obby ya," komen yang lainnya lagi.
 "Aku suka warna beningnya yang kalam," kata seorang perempuan yang ikut berkerumun di situ.
Penemu batu itu Bernad dan Febrion mengatakan, memang masih ada bongkahan hasil pretelan bongkahan besar itu. Kalau ada yang minat boleh saja, ya melalui abang ini pun boleh," katanya seraya menunjuk pada editor SARINGAR.Net. Soal harga ya tak usah miliar-miliaran seperti yang diberitakan media dan internet, yang pantas-pantas ajalah biaya pengganti lelah mengangkut dan mengkeping-kepingnya jadi kecil, imbuh temannya.
 "Bah, kenapa jadi ke saya," tukas SARINGAR.Net tertawa. =

Menggelinding Lagi, Aspirasi Pemekaran Kecamatan Pangaribuan



Bupati Nikson Nababan dan nyonya Satika br Simamora disambut tokoh masyarakat
Pangaribuan di Batu Nadua. (dok/SARINGAR.Net-rel)=

  Masyarakat Kecamatan Pangaribuan salah satu kecamatan terluas di Kabupaten Tapanuli Utara boleh bergembira dan berbangga hati. Karena aspirasi mereka terkait pengembangan potensi kecamatan yang terkenal dengan produksi padinya yang berkualitas, tampaknya punya harapan besar bakal terwujud, yakni memekarkan Pangaribuan menjadi dua kecamatan. Sebelumnya beberapa kecamatan di daerah ini sudah dimekarkan, diantaranya dengan terbentuknya Kecamatan Simangumban dan Purba Tua di wilayah Pahae Jae, dan Siatas Barita di wilayah Kecamatan Tarutung. 
  Bupati Tapanuli Utara Drs Nikson Nababan beserta nyonya Satika Simamora menghadiri pertemuan yang digelar masyarakat  Desa Batu Nadua dalam rangka penyampaian aspirasi pemekaran Kecamatan Pangaribuan menjadi 2 (dua) kecamatan. Pertemuan yang digelar di Gereja HKI Batunadua dihadiri masyarakat, dan  beberapa anggota DPRD Taput, Rabu (22/4).
   “Saya menyambut baik aspirasi masyarakat untuk memekarkan Kecamatan Pangaribuan menjadi 2 (dua) kecamatan mengingat kecamatan ini sangat luas sehingga masyarakat kewalahan menjangkau kantor camat dalam pengurusan administrasi pemerintahan. Saya akan membantu pemekaran ini hingga terwujud karena menyangkut kepentingan masyarakat di Kecamatan ini. Tetapi saya berharap aspirasi ini benar-benar menjadi kebulatan tekad dari masyarakat yang terdiri 10 (sepuluh) desa dengan jumlah penduduk 10.899 jiwa dengan luas wilayah 202,17 km2,” ujar Bupati merespons aspirasi tersebut.
   Bupati menyampaikan bahwa kebulatan tekad dari penduduk yang sepuluh desa ini ditunjukkan dengan kesepakatan bersama dalam menghibahkan lokasi untuk perkantoran, baik kantor camat, puskesmas, polsek dan kantor-kantor pemerintahan lainnya. “Jangan ada perbedaan pendapat yang memicu perpecahan, tetapi betul-betul kesepakan bersama, baik itu dalam pemberian nama kecamatan, maupun lokasi ibukota kecamatan. Jangan ada ganti rugi lagi untuk pembebasan tanah lokasi perkantoran karena itu akan membebani APBD kita, tetapi masyarakat harus sepakat dalam memberikan dan menetapkan dimana lokasinya,” ujar Bupati menambahkan.
 “Kita harus bergandengan tangan dalam menggapai tujuan kita, visi misi kita. Dalam mewujudkan visi Tapanuli Utara sebagai lumbung pangan dan lumbung SDM. Program pemerintah yang telah berjalan setahun ini harus kita sukseskan bersama. Saya juga tetap berupaya memberikan yang terbaik untuk daerah kita tercinta ini. Dalam pemerintahan, saya juga ingin pejabatnya adalah orang-orang yang tepat “the right man on the right place”. Untuk itu, dibutuhkan fit and profer test yang telah dilaksanakan waktu lalu dan juga akan dilaksanakan kembali dalam waktu dekat. Penempatan pejabat harus benar-benar karena kemampuan, bukan karena uang,” ujar Bupati mengakhiri.
  Program-program Bupati, disamping fit and profer test yang telah berjalan, pembangunan infrastruktur sebagai sasaran utama dalam mencapai visi menjadi lumbung pangan berupa jalan-jalan hotmix dan pembangunan irigasi dan embung, pendidikan gratis dari tingkat SD s/d tingkat SMA/SMK dan juga sekolah-sekolah unggulan yang nantinya akan mencapai 27 sekolah untuk tahun ini, insentif guru dan tenaga medis di daerah terpencil dan sangat terpencil hingga mencapai satu bulan gaji, beasiswa bagi mahasiswa-mahasiswa berprestasi dan juga pengadaan lahan-lahan percontohan tanaman padi sawah dan padi gogo tiap desa sebanyak 241 desa di Kabupaten Tapanuli Utara. “Mari kita kawal bersama dan kita wujudkan bersama visi ini agar apa yang kita cita-citakan untuk Tapanuli Utara dapat tercapai. ‘Bersama kita bisa’, tandas bupati, disambut aplus masyarakat yang ikut dalam pertemuan khusus itu.
  Rencana pemekaran kecamatan ini, meliputi Desa Padang Parsadaan, Desa Silantom Tonga, Desa Silantom Jae, Desa Silantom Julu, Desa Pansurnatolu, Desa Rahutbosi onan, Desa Rahutbosi Onan, Desa Batunadua, Desa Lumban Sinaga Simatupang dan Desa Batumanumpak.
  Turut hadir dalam pertemuan  mendampingi Bupati , anggota DRRD Taput Poltak Pakpahan, Dapot Hutabarat, Rezeki Hutabarat, Poltak Sipahutar dan Frengky Simanjuntak, Asisten I dan dari pimpinan dan wakil SKPD selain Camat Pangaribuan. (Leonardo TSS/rel)

Selasa, 21 April 2015

Sekda Taput Tinjau UN : SMK Harus Siap Pakai




Sekda Edward Tp Bolon bersama Fatimah Hutabarat dan Wakapolres berbincang
saat peninjauan UN di SMA I Siborongborong. (dok.Leonardo/rel)

  Suasana Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/SMK di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara berlangsung aman dan lancar. Terasa ada nuansa ketegangan di kalangan siswa peserta UN, seperti biasanya. Wajah-wajah serius tampak mewarnai para peserta, lebih bersemangat danberusaha memompakan optimisme di hati masing-masing. Beberapa siswa peserta UN di Tarutung dan Siborongborong saat berbincang dengan Majalah Online SARINGAR.Net menunjukkan antusiasme mereka untuk bisa menjalani UN ini dengan sukses.
  Bupati Tapanuli Utara diwakili Sekretaris Daerah Edward Tampubolon, SE bersama muspida plus meninjau pelaksanaan UN di hari kedua kebeberapa sekolah di Kecamatan Siborongborong, yakni SMK Negeri 1 Siborongborong, SMA Negeri  2 Siborongborong, SMA dan SMK Dharma Bhakti dan SMA Negeri 1 Siborongborong, Selasa (14/4).
  “Peningkatan mutu pendidikan di daerah kita ini adalah tugas kita bersama. Guru dan orangtua memiliki andil besar dalam membentuk apa dan siapa anak didik kita kelak. Untuk sekolah tingkat SMK agar pembuatan jurusan semakin terpadu dan spesifik. Sebagai contoh, jurusan tataboga, tatarias dan tata busana satu klasifikasi, khusus satu SMK dan SMK yang lain khusus teknologi. Tetapi, semuanya saya kembalikan kepada kepada Dinas Pendidikan yang akan menyesuaikan kepada kebutuhan masyarakat,” ujar Bupati yang diwakili Sekda dalam sambutannya.
  Bupati menekankan, bahwa anak didik yang dihasilkan sekolah SMK harus siap pakai dan langsung bisa bekerja, dibekali dengan kemampuan dan ketrampilan yang dibutuhkan masyarakat. “Jangan sia-sia anak yang kita luluskan kalau tidak bisa diterima bekerja dimana-mana. Tujuan orangtua memasukkan anaknya masuk  SMK, kebanyakan karena keinginan untuk bisa langsung bekerja dan tidak melanjut ke kuliah. Jadi tempa anak-anak kita menjadi lulusan-lulusan yang siap pakai,” ujar sekda.
  Wakil Ketua DPRD Reguel Simanjuntak pada kesempatan itu menggambarkan bahwa SMK Negeri 1 Siborongborong dulunya memiliki green house, tetapi untuk saat ini sudah tidak ada. “Kami sangat mengharapkan green house ini diadakan kembali sehingga siswa/I dapat melakukan pembibitan sehingga bibit-bibit tanaman berkualitas bisa dihasilkan sekolah ini, tidak lagi kita cari jauh-jauh,” ujar Reguel yang sudah tiga priode menjadi anggota DPRD Tapanuli Utara.
  Turut mendampingi  dalam peninjauan ini, Dandim 0210 Tapanuli Utara Letkol Inf Baginta Bangun, Wakapolres Tapanuli Utara Kompol Bernard Turnip, Wakil Ketua DPRD Taput Reguel Simanjuntak dan Fatimah Hutabarat, Asisten II Osmar Silalahi, Kadis Pendidikan Jamel Panjaitan, Kadis Perhubungan Rudi Sitorus dan Kabag Humas dan Keprotokolan Donna Situmeang. (Leonardo TSS/rel)

Senin, 20 April 2015

STOP PRESS : 15 Jaksa Dipecat Ikutan Pakai Narkoba


Sebanyak 15 orang  jaksa dari berbagai daerah dipecat secara hormat, karena terlibat penggunaan narkoba, sejak Oktober 2014 sampai April 2015.
“ Mereka terbukti melanggar PP 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil,” kata Pelaksana tugas (Plt) Jaksa Agung Muda Pengawasan M Jasman Pandjaitan, di Kejaksaan Agung, Jumat (17/4/2015 ).
Jasman menyampaikan pula selama kurun waktu tersebut, juga terdapat lima jaksa yang dikenakan sanksi pemecatan, karena terlibat penyalahgunaan kewenangan di Lampung dan Papua.
“Mereka terlibat mengambil barang bukti berupa uang dan hasil dugaan gratifikasi. Itu di Lampung. Sedangkan di Papua, uang pengganti tidak disetor ke kas negara, tapi masuk ke kantong pribadi.”
Menurutnya, dari 15 orang jaksa yang dipecat atau diberhentikan dengan hormat, umumnya berasal dari kejaksaan negeri (Kejari) di kota-kota besar, mulai Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan lainnya.
“Secara keseluruhan, jaksa-jaksa nakal berasal hampir dari seluruh Indonesia,” terangnya sembari mengingatkan wartawan untuk tidak menuliskan nama lengkap jaksa-jaksa tersebut, karena ada yang masih dalam proses banding ke Badan Kepegawaian Negara ( BKN).
Sebagai upaya pencegahan penggunaan narkoba, dirinya telah mengirimkan surat kepada seluruh kejaksaan tinggi (Kejati) se-Indonesia, untuk secara teratur melakukan tes urine kepada para jaksa dan tata usaha.
“Langkah ini menindaklanjuti instruksi Jaksa Agung kepada saya. Tolong, Pak Plt pengawasan ini menjadi dokter terapi, untuk menjaga disiplin jaksa dan pegawai kejaksaan.” (sinarnews)

Minggu, 19 April 2015

Aha do Tahe Halibutongan?

Pelangi senja di Rura Silindung, Sabtu 18 April 2015 (Foto:Leonardo TSS)

(Kolom KOLONG)

Kolong sedang duduk-duduk di teras kebun kecilnya di Huta Pahean, ketika matanya terpesona melihat pemandangan indah di sebelah Selatan dan Timur lembah kelahirannya itu. Ada lengkungan cahaya indah berwarna membentuk lengkungan dari ujung ke ujung. Saat itu hujan deras baru reda, tapi masih ada siraman gerimis.
 Keterpesonaan Kolong terganggu sejenak, ketika sahabat imajinernya bernama Hapodea muncul dari samping pondok. Lalu terjadilah dialog dalam bahasa ompung sijolo-jolo tubu.

Hapodea  : Songonna sarius pamerengmu dompak adui hahang doli !
Kolong     : Olo bah, mansai uli huida halibutongan adui? Naso dibereng ho do uli nai hape molo mullop halibutongan?
(Hapodea mengikuti arah yang dimaksud Kolong)
Hapodea  : Aha do didok ho goarna nangkaning!
Kolong    :  Halibutongan!
Hapodea  : Bah, ai ido hape goarna? Na huboto Palangi do didok sisongoni.
Kolong    : Ima jeana halak hita, halibutongan pe so diboto be manang aha. Ai aha ma tahe, nunga holan na
marbahasaku sude ro di angka na metmet. Nunga lam so diboto hamu be lapatan ni halibutongan.
Hapodea : Ah, songon naso hea do hubege halibutongan didok goar ni palangi.
Kolong    : Ai bahasakum pe tanggung do, pelangi didok ho palangi, sai marambalangan!
Hapodea : Sian dia ma buktina halibutongan goarni palangi , hahang sidoli!
Kolong    : Sian i ma habotoan na pogos parbinotoanmu di hata batak. Ndang hea manjaha bukku manang suratkabar. Hape umurmu nunga dompak bot ari...
Hapodea : Di bukku dia huroa tarsurat lapatan ni halibutongan,hahang doli!
Kolong    : Lului ma hamus batak, tarida doi disi. Molo porlu boi hupatudu sada bukku na ni surat ni ompui Johannes Warneck ephorus ni HKBP najolo... annon pe hupatudu tuho...
(Songonna munduk-unduk antong dibahen si Hapodea simanjujungna)
Hapodea : Bah taho ma tutu i, gabe tamba parbinotoan molo sai pajumpang hita. Ai anggo na somal hubege hata na marmula hali, i ma halimataon, ai nambura pe au halimataon...
Kolong    : Godang dope na marmula hata hali di hata ni ompungta sijolo tubu. Rarat na marmula hata hali. Bege ma da, halisungsung, halioan, halili, halimongmong, halimontang, halindo, halikking, halinu, haliodong, halipodomon, halipurpuron, halisung, halipispison... lan dope na asing...
Hapodea  : Molo halipispison didok, hira aha ma lapatanna hahang doli...
Kolong    : Molo sipata adong songon tungo na maol idaon ni mata olo solot di pusok butuha mi, manang di pusuk hailaan mi, gabe sai  ristopan pangkilalaanmu, ido nidok na halipispison...
Hapodea  : Antong tabo do hape molo halipispison atehe hahang...
Kolong    : Tu sadaan ma ho bah, tabo nimmu halipispison, on nama na sumogo hilalaon ni hita angka pargiring-giring...bodok ma ho puang!
Hapodea : Aha muse nidokmu pargiring-giring,hahang doli...
Kolong   : Somal do tabege molo hita baoa didok sap lonceng, ima lapatanna, sai sude patorangon!
(Hapodea tertawa ngakak sejadi-jadinya sampai air liur dan air matanya keluar dari sudut mata)

Jumat, 17 April 2015

Kolom KOLONG, Apa Pula Itu (Rubrik Khas SARINGAR.Net)




                                                                ( Kolom KOLONG )
  

 Nama aslinya sebenarnya si Holong. Tapi, entah kenapa setelah dewasa kok berubah menjadi "Kolong". Selidik bin selidik, rupanya semasa muda dan fisik masih kokoh, si Holong ini pernah kerja jadi kernet (kenek) truk Jakarta-Medan. Maklum, kalau kenek suka-sukanya sopir menyuruh-nyuruh. Ketika ban kempes atau ada di bagian bawah truk kurang beres, maka si Holong pun haruslah rajin merangkak ke kolong truk. Badan berlepotan pelumas lagi. Untung si Kolong hanya pakai kaos kutang, kalau tidak kemejanya cepat rusak.
 Tapi kenapa namanya si Kolong, rupanya memiliki cerita lain. Saat Kolong sedang masuk kolong truk mengutak-atik apa yang perlu diutak-atik, dia juga aktif larak lirik apa saja. Terutama kaki orang-orang yang melintas dekat truk. Istimewa kaki perempuan/cewek. Kolong pun memberi ponten dalam hati, saat melihat kaki cewek lewat. Bagaimana format betisnya, kaki berbulu atau tidak, "marpurinting" (berbukit-bukit), yah segala macamlah.
 Selain itu, Kolong juga suka membagi pikirannya mencermati obrolan atau bualan orang yang melintas, atau saat truk rusak di depan lapo tuak atau kedai nasi ramas. Macam-macam cerita didengarnya, terkadang membuatnya ketawa sendiri memegangi obeng atau kunci pas. Lalu semua pengalamannya saat berada di kolong truk, dikisahkannya lagi pada sang sopir. Banyak anekdot lucu membuat sopir ngakak. Alhasil, lama-lama Kolong disenangi bahkan disayangi siapa saja. Omongannya  terkadang dikombinasi dengan bual, menjadi  humor segar.
 Tapi Kolong bukanlah orang sembarangan. Hanya nasib yang membuat hidupnya kebanyakan morat-marit. Sebenarnya otaknya berlian. Pintar, cerdas, arif berpikir. Banyak pekerjaan pernah digelutinya. Jual koran di lapangan Banteng Jakarta pun pernah. Dari jualan koran/majalah, Kolong jadi gemar membaca apa saja. Pengetahuannya lumayan luas. Bahasa Inggeris kelas berpasir-pasir pun oke. Perbendaharaan kata-kata cukup kaya. Wawasannya luas, dan setiap peristiwa berskala lokal, regional, nasional, internasional jarang luput dari pantauannya. Baca novel pun mau, tapi harus yang enak dibaca, berbobotlah. Tahu siapa Motinggo Boesye, Willianm Shakespeare, Ernest Hemingway, Sidney Shelodon, Sir Arthur Conan Doyle pencipta detektif Sherlock Holmes. Makanya kalau dia mau, menulis pun mampu. Pernah jadi jurnalis, tapi usia makin tua dan dilihatnya dunia jurnalistik terlalu ramai, pelan-pelan ia mulai menepi. Ibarat kenderaan, parkir dulu, kalau perlu starter lagi.  Tak hanya itu. Liku-liku adat budaya dan karakter orang Batak serta bahasanya, Kolong juga piawai. Cuma saja, dia bukan raja adat. Tapi dia banyak hapal umpasa-umpasa, kata mutiara kelas dunia maupun lokal. Pergaulannya luas ke sana-kemari. Mau bahas togel juga dia sangat dipercaya, bahkan jadi "raja sisungkunon" (orang terpercaya untuk ditanyai prediksi angka yang bakal keluar). Saat pernah menganggur, Kolong juga pernah ikutan bikin kode teka-teki yang jadi rebutan para pecandu SDSB (waktu itu).
 Mau tanya soal cinta atau problema rumah tangga? Bah, dia juga ahlinya. Kolong punya pandangan atau resep-resep bagaimana membuat cinta enak digendong-gendong, atau agar persuami-isterian maunya selalu romantis rukun damai.
 Terkadang, apa yang tak dipikirkan orang, muncul dari ruang idenya. Salah satu misalnya tentang BABI. Hewan peliharaan yang membuat orang Batak "maradat", tapi juga hewan paling hina yang pernah lahir di dunia ini. Nanti akan dibahasnya lebih lanjut...Babi bukan sembarang babi, tapi bisa membuat ayam, kerbau, kucing, manusia, di-stempel berkelas...ba...? he-he-he... kita lihat saja saat dia bertandang ke kolom blog SARINGAR. Net. Tak terlalu lama lagi. Tunggu saja !

Taput Longsor Lagi, Pemprov Bantu Beras dan Minyak Goreng




Sekda Taput Edward Tampubolon SE menerima bantuan Pemprov Sumut secara
simbolis di kamar kerjanya. (rel. Hms/editor Leonardo TSSS) =

  Kabupaten Tapanuli Utara itu termasuk daerah yang sering ditimpa bencana alam. Bisa dimaklumi, dilihat dari aspek topografis Tapanuli Utara secara umum sulit dan potensial mengalami ragam bencana. Apakah itu gempa tektonik, banjir bandang, longsor. Tak heran di daerah seperti Taput perlu dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Alam. Namun bukan berarti bencana yang menimpa daerah ini tidak lagi memerlukan kucuran bantuan kemanusiaan.
  Bencana longsor yang menimpa beberapa kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, belum lama ini mendapat perhatian dari provinsi. Bupati Tapanuli Utara Jumat (17/4) menerima bantuan berupa beras , gula dan minyak goreng  dari Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara yang akan diteruskan kepada korban bencana longsor di Kecamatan Pahae Jae dan Kecamatan Sipahutar. Penyerahan simbolis dari Propinsi Sumatera Utara kepada Bupati Taput diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Edward Tampubolon, SE, selanjutnya digulirkan kepada camat dan dari camat kepada Kepala Desa.
  “Saya mengucapkan terimakasih atas tanggapnya Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara atas bencana yang menimpa masyarakat di Kecamatan Sipahutar dan Kecamatan Pahae Jae di KAbupaten Tapanuli Utara. Bencana longsor yang menimbun lokasi persawahan masyarakat telah menyebabkan gagalnya panen bagi 327 KK masyarakat, yakni 300 KK masyarakat Kecamatan Sipahutar dan 27 KK masyarakat Kecamatan Pahae Jae,” ujar Bupati dalam sambutannya.
  Bupati menyampaikan bahwa bencana seperti ini tidak diinginkan siapa pun, tetapi kondisi alam dan geografis Kabupaten Tapanuli Utara dikenal rawan gempa dan longsor. Karenanya sangat disyukuri dimana Provinsi cepat turun tangan dalam mengapresiasi bencana yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Utara dimana pihak Badan Ketahanan Pangan Propinsi langsung turun dalam memberikan bantuan. “Terimakasih kami ucapkan atas bantuan ini, semoga sangat bermanfaat bagi masyarakat yang saat ini menghadapi bencana dan mengakibatkan gagal panen,” ujar sekda mewakili Pemkab Taput.
  Kepala Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara diwakili Kasmin Nasution menyampaikan bahwa bantuan propinsi untuk bencana longsor di Kecamatan Sipahutar dan Pahae Jae berupa beras, gula dan minyak goreng merupakan penanganan tanggap darurat untuk bencana alam longsor yang mengakibatkan gagal panen. Beras sebanyak 2 ton, gula 454 kg dan minyak goreng 454 kg ini mudah-mudahkan dapat membantu meringankan beban korban bencana,” ujar ibu Kasmin dalam sambutannya.
  Permohonan bantuan sembako untuk korban longsor kepada  Kepala Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumut diajukan oleh Kakan Ketahanan Pangan dan diserahkan Bupati Taput Kepada Camat Sipahutar dan Camat Pahae Jae yang akan didistribusikan kepada desa-desa yang tertimpa musibah,yakni di  Kecamatan Pahae Jae ada 2 (dua) desa, yakni Desa Pardomuan Nainggolan, Pardamean Nainggolan. Untuk Kecamatan Sipahutar  ada 6 (enam) desa, yakni Siabal abal II, Siabal abal VI, Onan Runggu I, Onan Runggu III, Sipahutar I dan Sipahutar III.
  Turut hadir mendampingi Bupati Taput, Asisten II Parsaoran Hutagalung, Kaban Bencana Alam SDV. Sihombing, Kakan Ketahanan Pangan Sofyan Simanjuntak, Kabag Humas dan Keprotokolan Donna Situmeang, Camat Sipahutar Mercy Tamba, Camat Pahae Jae Tutur Simanjuntak.
  Selain itu Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan juga telah meninjau dan menyerahkan bantuan kepada korban banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Purbatua.(Leonardo TS Simanjuntak)

Kamis, 16 April 2015

12 Kelompok Tani Taput Dihadiahi Handtractor dari TPL


  
Gembiranya petani saat panen raya. Bupati Nikson Nababan terobsesi menjadikan
Tapanuli Utara lumbung pangan.= (dok. SARINGAR.Net) =

   Para petani yang tergabung dalam kelompok, bolehlah bergembira. Bupati Tapanuli Utara Drs Nikson Nababan menyerahkan bantuan berupa handtractor (jetor) sebanyak 12 unit kepada 12 kelompok tani di Kabupaten Tapanuli Utara, di Aula HKBP Pagaran,Rabu (15/4).  Bantuan ini berasal dari dana Community Development (CD) dari PT.Toba Pulp Lestari  perusahaan yang mengelola pulp kertas di Porsea, Kabupaten Toba Samosir. Itu jangan dianggap bahwa PT TPL yang selama ini menuai kecaman masyarakat, mengambil hati dengan pemberian bantuan tersebut. Hal itu sudah menjadi komitmen dengan kabupaten yang ada di kawasan itu, dalam bentuk CD.
   “Saya sangat mengharapkan pengawasan ketat akan penggunaan bantuan handtractor ini. Bagi ketua kelompok tani yang menerima saat ini agar mengutamakan anggota yang paling membutuhkan. Dimanfaatkan dengan baik dan dipelihara sesudah dipakai sehingga mesin handtractor ini bisa awet. Apabila ada yang menyalagunakan bantuan ini agar segera ditindak tegas,” ujar Bupati saat acara penyerahan.
  Bupati mengatakan bahwa bantuan tractor ini sangat membantu dalam mewujudkan visi menjadikan Tapanuli Utara menjadi lumbung pangan. “Mari kita manfaatkan kesempatan ini dengan baik, kita harus buat pihak yang memberi bantuan merasa bahwa bantuannya sangat bermanfaat bagi kita, sehingga kedepan bantuan dana CD ini akan semakin besar, kalau bisa mesin tractor yang lebih besar yang bisa membuka lahan yang baru. Jadi manfaatkan lahan-lahan ini untuk lebih produktif,” ujar Nikson menekankan.
  Bupati juga menambahkan bahwa petani yang ada di Tapanuli Utara  sekarang ini juga tidak perlu khawatir karena di samping adanya pupuk bersubsidi, Pemkab Taput juga telah memerintahkan Perusahaan Daerah (Perusda) untuk menampung semua hasil pertanian yang harga dipasaran sangat jatuh. “Perusda akan membeli hasil pertanian kita diatas modal yang  petani sehingga petani tidak merugi,” paparnya.
  Mewakili Tim Independen, Ir. Hasudungan Butarbutar menyampaikan bahwa bantuan dari dana CD PT. TPL ini diharapkan tepat sasaran, bermanfaat bagi masyarakat dan benar-benar digunakan sesuai kebutuhan. “Handtractor ini harus dipelihara usai dipakai, jangan hanya digunakan menggarap lahan tetapi tidak ada pemeliharaan mesin, karena  akan cepat rusak. Jadi manfaatkan dengan baik, dan pelihara juga dengan baik. Dengan demikian, kerjasama ini akan berjalan dengan baik kedepan. Dana CD yang diperuntukkan ke Kabupaten Tapanuli Utara mulai tahun 2012 masih ada di pihak PT. TPL dan ini akan diserahkan secara keseluruhan nantinya. Jadi kita manfaatkan dengan baik, kita pupuk kebersamaan dan tim yang baik sehingga apa yang kita harapkan bersama bisa tercapai,” ujar Butarbutar dalam sambutannya.
  PT. TPL diwakili Juanda Panjaitan, SE dan Leo Hutabarat menyampaikan bahwa perusahaan sangat terbuka bagi mereka yang ingin tahu kegiatan di TPL. Di perusahaan ini banyak hal untuk dipelajari. Sangat terbuka kesempatan bagi anak didik dari Tapanuli Utara yang ingin tahu tentang pengetahuan industri.Karenanya, PT. TPL sangat terbuka bagi siapa saja, juga pihak Pemkab Tapanuli Utara yang ingin study tour ke perusahaan itu. “Kami terbuka dan dana CD yang menjadi hak setiap Kabupaten sekeliling akan kami serahkan,” ujar Butarbutar.
  Kelompok tani penerima bantuan handtractor masing-masing dari Kecamatan Pagaran, Kecamatan Parmonangan, Kecamatan Sipahutar dan Kecamatan Siatas Barita sebanyak 12 Kelompok tani yakni kelompok tani Sepakat, Kelompok tani Bersaudara, Kelompok Tani Perubahan, Kelompok Tani Lamringgas, Kelompok Tani Limanjaya, Kelompok Tani Pasada, Kelompok Tani Sehat Mual Batu, Kelompok Tani Sehati dan Kelompok Tani Gabe Jaya.
 Turut mendampingi Bupati Taput Kadis Pertanian Taput, Kadis Peternakan, Kakan Ketahanan Pangan, Kabag Program, Kabag  Humas dan Keprotokolan Donna Situmeang, Camat Pagaran, Camat Siatas Barita, Camat Sipahutar, Camat Parmonangan.