Sabtu, 30 Januari 2016

Dilarang ! Wanita Berpakaian Pendek di Kantor Imigrasi Medan

Wanita pakai rok pendek ini diusir =
BATAKINDONEWS.COM - (Medan) 

Kalau anda wanita, tua atau pun muda, janganlah coba-coba datang mengurus paspor ke Kantor Imigrasi di Jalan Mangkubumi,Medan,jika anda memakai celana atau mode rok pendek.
Kalau ada yang coba-coba, kenapa rupanya. Anda harus siap terkejut dan sakit hati, karena anda bakal diusir, tak diperbolehkan memasuki area kantor yang selalu hiruk-pikuk untuk urusan surat ijin perjalanan ke luar negeri itu.
Memang pada pos piket kantor itu ada pengumuman supaya tamu yang berurusan ke kantor ini entah dia masih gadis atau sudah nikahi sebaiknya berpakaian sopan. Tak hanya soal pakaian, anda juga dilarang memakai sendal jepit.
Pada Sabtu siang (30/1) seorang wanita keturunan Tionghoa, harus menelan jengkel yang hebat ketika dia diusir seorang pria yang tampaknya seorang yang ditugasi untuk urusan "kesopanan" itu.
"Silahkan anda keluar, tinggalkan tempat ini, karena anda pakaian pendek," tegur pria berkumis itu dengan muka garang.
Kontan, wanita yang memang memakai rok model celana pendek warna hijau itu kaget. Mungkin sebelumnya tak tahu adanya peraturan itu.""Lho, saya ke sini hanya melihat anak saya," jawab wanita itu berdalih. Tapi tetap saja pria itu melarangnya." Pokoknya di sini harus pakaian sopan, tak boleh yang pendek-pendek," tandas pria yang memakai senda jepit itu.
Wanita itu tampak mengambil ponselnya, menelpon seseorang, seakan mengadukan masalah itu. Pria itu kembali mendatanginya, berkata," Tolong Bu tinggalkan tempat ini, saya sudah bilang baik-baik."
Wanita itu seperti mencuekinya, tapi perlahan-lahan mulai beringsut ke arah pintu pagar, sambil mengeluarkan repetan.
 Pengunjung yang sedang ramai di kursi tunggu mengomel." Ada-ada saja peraturan imigrasi ini, soal pakaian aja diurusi. Mau pakai celana pendek atau panjang ngapain diurusin, memangnya kantor ini bidang kerohanian. Yang benar aja, orang pakai sendal jepit dilarang masuk, dia sendiri (pria berkumis yang melarang) malah pakai sendal jepit...oooooh, sok peraturan segala," kata seorang ibu uring-uringan.
 Hampir setiap hari Kantor Imigrasi di Jalan Mangkubumi dan jalan Gatot Subroto, dipenuhi ratusan orang yang berurusan paspor. Banyak yang memilih jalur biasa (harga normal), tapi banyak yang memilih jalur khusus lewat oknum-oknum biro travel yang banyak gentayangan di sana.  (liputan Sodran)

Jumat, 29 Januari 2016

Mustika Kembar Dalam Sebuah Kelapa

Ini batu kelapa kembar dalam satu kelapa, tampak benar-benar melekat pada
kedua ujung kelapa yang masih segar =

BATAKINDONEWS.COM - Suasana ramai di Kantor Imigrasi di Jalan Mangkubumi, Medan, Jumat (29/1), berubah makin ramai dengan perbincangan tentang batu mustika kelapa. Puluhan orang yang sedang jenuh karena merasa kelamaan mendapat giliran untuk pemotretan itu, asyik mengajukan argumen dan pengalaman masing-masing seputar batu kelapa yang diyakini punya khasiat mistis untuk keberuntungan seseorang.
Pasalnya, pada siang hari itu ada seorang ibu muncul memegangi kelapa yang sudah terbelah dua. Awalnya tak begitu mendapat perhatian. Tapi ketika ibu itu mendatangi orang-orang yang duduk di bangku antrean, ibu itu menunjukkan benjolan putih pada kedua sisi ujung bagian dalam kelapa. Benjolan itu berupa batu putih seperti lazimnya dikenal sebagai mustika kelapa yang digemari banyak orang.
Ibu itu tanpa basa-basi menunjukkan kedua belahan kelapa yang tampak masih baru itu, dan kepada salah seorang yang duduk ibu itu menawarkan, kalau berminat maharnya "hanya" Rp 2 juta. Ada seorang ibu yang menawar lebih murah Rp 150.000. Tapi ibu itu senyum menggeleng kepala.
Lalu salah seorang ibu yang duduk menunggu di kursi antrean tanpa pikir panjang menawar mahar yang ditawarkan ibu pemilik kelapa itu, menjadi Rp 200.000. Entah kenapa, walau sudah ada yang menawar lebih tinggi Rp 500.000, ibu itu cenderung memberikan belahan kelapa berisi "mustika" itu kepada si ibu yang duduk di kursi pengurusan paspor.
"Batu seperti ini sangat langka ditemukan, ada dua sekaligus dalam satu kelapa. Ini kebetulan saya temukan saat membelah kelapa," kata si ibu yang mengaku tinggal di Deli Tua.
"Boleh diperiksa keasliannya sekarang,kalau tak asli tak usah diberi maharnya," ujarnya pula.
Akhirnya jadilah ibu pengurus paspor itu bersama anaknya menjadi pemilik kelapa berisi mustika batu itu. Dari Rp 2 juta menjadi Rp 200.000.
Sebelum pergi, ibu berpakaian seadanya itu masih sempat berkata," mustika kelapa ini cocok dipakai untuk dua orang yang bertalian keluarga, kalau tidak suami isteri, ya ayah dengan anak atau ibu dengan anak. Selamat ya Bu, ibulah tampaknya yang berjodoh memilikinya."
Tak sempat diperhatikan kemana ibu pemilik kelapa itu pergi. Ketika si ibu pembeli mau menunjukkannya atas pertanyaan dua wanita muda di belakangnya, ibu "misterius" itu sudah menghilang.
"Kalau ada lagi yang mau beli dari ibu, apa masih dikasi," tanya seorang ibu lainnya yang duduk di kursi antrean.
 Ibu pembeli mustika itu tersenyum." Saya mau coba pakai dulu dengan anak saya ini bikin batu cincin. Tapi kalau tak cocok nanti ya siapa tau saya lepas lagi, tapi harganya tentu tak sama dengan mahar yang tadi." Ibu itu pun tertawa ketika orang BATAKINDONEWS.COM juga mengatakan minatnya terhadap batu kembar itu. Tak jelas diketahui, apakah mustika kelapa kembar yang dibelinya itu original atau rekayasa. (ist)

Minggu, 24 Januari 2016

Mandampol? Di Kaki Lima pun Jadilah...


BATAKINDONEWS.COM - Mandampol, atau massage dalam bahasa Inggeris, atau kata lain kusuk,urut, dan pijat, tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu kala, mandampol sudah dikenal sebagai salah satu metode pengobatan tradisional. Raja-raja terkemuka Firaun, Cleopatra, Herodes, Alexander Agung, Napoleon Bonaparte, dan lain-lain, digambarkan lewat tayangan cinematik, tiap saat disegarkan dengan massage oleh dayang-dayang atau dukun kerajaan.
Di tengah kemajuan zanan sekarang mandampol malah makin merambat ke mana-mana. Tak harus di pelosok kampung seperti tempo dulu, di kota besar banyak pria atau wanita yang memilih profesinya jadi pandampol (tukang pijat). Di banyak jalan di Jakarta, Bandung, Suabaya, Medan, reklame pandampol banyak terpampang hingga sudut-sudut gang. Di media cetak apalagi. Tak hanya pandampol individual yang bisa dicari, juga sudah bersifat bisnis kolektif. Misalnya dengan munculnya panti-panti pijat tradisionil sampai panti pijat modern yang dilakoni wanita cantik muda belia. Bahkan menjamurnya panti pijat oukup yang laris di Sumatera Utara. Tak harus pula pandampol harus manusia sempurna lahir bathin. Tuna netra pun ikut berperan aktif dengan munculnya panti-panti pijat tunanetra.
Massage atau pijat memang suatu metode penyehatan dan penyegaran yang efektif. Ketika di zaman modern sekarang makin banyak orang yang mengalami stres, pegal linu, asam urat, kecapaian, akibat tuntutan pekerjaan dan tantangan psikologis, mandampol semakin dianggap perlu. Tak usah susah pula menemukannya. Di Medan, kalau ingin mandampol beli saja koran pasti ada iklan di sana memberitahu ada pandampol siap dipanggil dengan nomor ponsel yang tercantum. Bila perlu panggil ke hotel. Umumnya memang pandampol di kota kebanyakan kaum perempuan.
Tapi tempat tidak masalah dalam hal mandampol. Seperti pada foto di atas yang dibidik BATAKINDONEWS.COM di simpang empat kota Tarutung beberapa waktu lalu. Ada suami isteri dari Jambi menjual minyak spesial urut. Harga per botol hanya Rp 30.000. Katanya minyaknya dicampur minyak ular berbisa. Siapa yang beli minyaknya, kalau mau sang isteri datuk siap mandampol di kaki lima. Banyak yang mau, tapi banyak yang malu. "Pokoknya saya pengen diurut di sini saja, apa salahnya," kata salah seorang pasien. Ibu itupun nampak tangguh. Tak banyak omong, beberapa orang siap diurutnya pada siang hari yang terik itu. Hitung-hitung gratis dong namanya itu. Hanya beli sebotol minyaknya, dapat bonus didampol pula...enak dan segar, kata Manurung, usai dia diurut sampai peluh bercucuran...(liputan Sodrano)

Giring-Giring Sitampurung ke Halmahera Utara





Warga Maluku Utara sedang menawar harga lonceng gereja di Jalan Dolok Sanggul =

 BATAKINDONEWS.COM - Desa Sitampurung di Kecamatan Siborongborong sudah lama dikenal sebagai desa produsen besi tempahan, selain pembuat giring-giring (lonceng). Aneka benda tajam, mulai dari parang dapur, parang babat, pisau, sabit pemotong padi, sampai cangkul, dari waktu ke waktu, diproduksi dari Sitampurung. Kalau di Sipoholon dikenal dengan kerajinan sitopa hudon dan pembuatan gitar secara manual, maka di Sitampurung sitopa bosi sudah berlangsung puluhan tahun.
Maka saat melintas dari desa yang letaknya di pinggir jalan Siborongborong-Doloksanggul, suara gemerincing besi yang dipukul bertalu-talu, tak asing lagi di ruang telinga. Para pekerja sitopa bosi seharian sibuk kerja keras mengolah besi menjadi ragam peralatan rumah tangga dan pertanian. Tak terhitung lagi banyaknya sudah berapa banyak produksi yang beredar dari Sitampurung kemana-mana.” Saya rasa sudah jutaan,” ujar  salah seorang pekerja kepada BATAKINDONEWS.COM.
 Selain dikenal penghasil kerajinan besi untuk peralatan rumah tangga dan pertanian, Sitampurung juga sangat kesohor dengan giring-giring tempahan warga desa ini. Sudah berpuluh tahun lamanya desa ini memproduksi giring-giring, bahkan sejak zaman penjajahan.
Penyebarannya juga sudah sampai dimana-mana. Tak cuma di Tanah Batak, lonceng buatan Sitampurung sudah ada di berbagai provinsi di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan lain-lain. Tak hanya lonceng untuk gereja, juga lonceng kecil untuk sekolah-sekolah, kantor penjara, kantor polisi, dan lain-lain.
 Sebagai wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Kristen, wajar jika giring-giring punya jaminan pasar. Banyak gereja baru dibangun, selalu butuh lonceng. Tak heran, kalau giring-giring Sitampurung dipesan ke berbagai tempat. Nama Sitampurung pun, makin dikenal, terutama di kalangan umat Kristen.
  “Kami sedang membangun gereja di kampong kami Sosol, Halmahera Utara, saat ini menjelang rampung, tentu gereja kami membutuhkan lonceng, makanya kami secara khusus mau beli lonceng, sambil liburan tahun baru,” ujar Nerice Neru, wanita asal Halmahera, Maluku Utara, ketika berkunjung ke Sitampurung, beberapa waktu lalu . Dia bersama  suami  Rey Manju serta anak-anak sedang tawar menawar dengan penjual giring-giring di toko UD Sitampurung Nauli, di pinggir jalan raya Siborongborong-Dolok Sanggul, km 4. Menurut Nerice Neru, mereka tahu pembuatan lonceng ada di Sitampurung dari orang Batak yang dikenalnya di Tobelo.
  Setelah tawar menawar, akhirnya sebuah lonceng ukuran besar seharga Rp 7,5 juta jadi dibeli. Lonceng yang beratnya sekitar 100 kg itu dibawa dengan mobil pribadi ke Medan, dari sana dikirim ke Halmahera. Setelah tiba di Medan, lonceng dikirim melalui Kantor Pos, karena melalui titipan kilat ongkos lebih mahal. “Ongkos pengiriman dari kantor pos juga mahal, bahkan hampir setara harga lonceng,”, katanya menginformasikan kepada media online ini melalui seluler. Ongkos pengiriman via kantor pos mencapai Rp 6 jutaan. Tak apalah, yang penting sampai di  tempat dengan selamat.
            Gereja Masehi Injili Indonesia di Sosol, Halmahera Utara, yang menggunakan giring-giring buatan Sitampurung itu, dikabarkan makin megah sejak giring-giring Sitampurung itu dipasang. Dentang suaranya terdengar begitu kuat, menggema pada radius sekitar 2 kilometer. Saat pertama kali lonceng tiba di tempat setelah lebih dua minggu di perjalanan, ratusan warga setempat berduyun-duyun datang ke gereja ingin menyaksikan lonceng besar itu. “Semuanya senang dan gembira Pak, gereja kami punya lonceng bagus. Selama ini gereja kami menggunakan lonceng seadanya, besi yang dipukul saat kebaktian hari minggu,” ujar Nerice Neru dan suaminya Rey Manju menelepon ke Tarutung. Disebutkan, saat pemasangan lonceng, hampir semua warga gereja datang berkerumun menyaksikannya. Lonceng itu diderek ke atas, dan setelah tiba di menara atas,  semua warga pun bersorak. (BIN)

Sabtu, 23 Januari 2016

Kasih Sayang Monyet Pada Anak Anjing




 Cinta dan kasih sayang bukan monopoli manusia semata, karena hewan juga bisa merasakannya. Di Rode, India, misalnya, penduduk setempat tersentuh oleh belas kasih seekor monyet yang bersedia mengadopsi anak anjing yang hidup sebatangkara. Masyarakat yang melihat itu awalnya merasa aneh, tetapi cinta dan kasih sayang antara kedua hewan itu tidak dapat ditolak.
     
     
Orang-orang yang melihatnya merasa takjub, sang monyet tidak memalingkan perhatiannya kepada anak anjing walau satu detik pun, bahkan sang monyet membela anak anjing saat ada anjing lain yang mengganggunya.
Seperti yang ditulis dalam zeenews, Jumat (22/1/2016), “Kasih sayang abadi antara monyet dan anak anjing menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi manusia.” Perbedaan bukan lagi menjadi alasan bagi ungkapan rasa cinta dan kasih sayang. Monyet telah menunjukkan bahwa kasih sayang tidak memiliki batas. (lip.6)

Manggadong di Medan

Nikmatnya makan gadong kombinasi dengan teh manis =

BATAKINDONEWS.COM -

Manggadong...! Kalau dia orang Batak yang lahirnya masih di seputaran Tanah Batak, tentu tahu apa yang dimaksud dengan "manggadong". Terjemahannya mudah saja, makan ubi yang direbus. Pada zaman dahulu, di pedesaan selalu diawali manggadong dulu sebagai pengantar  makan nasi. Apalagi zaman dulu hidup masih sulit, sering terjadi haleon potir (musim paceklik). Semasa kecil saya sempat melihat sendiri betapa susahnya kehidupan rakyat di desa, manakala saya sesekali berkunjung ke kampung ompung di dusun Nagatimbul. Saat itu sedang haleon potir. Beras sangat langka dan mahal. Untuk mengatasi ancaman lapar, keluarga paman mengambil kebjakan makan nasi cukup satu kali sehari. Itu pun cara masak nasinya dibuat "malala" (setengah dibubur) seperti lontong sate, supaya cukup untuk seluruh keluarga yang jumlahnya lumayan.
"Boasa malala indahan on,nantulang," tanya saya pada isteri paman. Pada hal saya paling anti makan nasi yang malala.
Dengan mimik sendu, nantulang saya itu bilang beras sangat terbatas. Harus pandai-pandai mengatur supaya tercukupi untuk beberapa minggu. Maka caranya, nasi yang dimasak cukup dua atau tiga takar, dan itu jadi banyak kalau dibuat malala. Bah! Sulit sekali saya makan nasi yang setengah dibubur itu, hampir saja saya tak bisa menelan. Tapi karena lapar habis bermain-main dengan anak paman seharian, terpaksalah saya ikut menikmati nasi yang seperti lontong sate itu.
Saya sempat heran, siang jelang sore nantulang memanggil anak-anaknya dan saya untuk manggadong. Itu pun terasa resmi seperti biasanya makan nasi. Duduk melingkar di atas tikar, dan gadong yang masih mengepul ditaruh dalam sebuah panci. Lalu di sebuah piring lainnya ada gulamo (ikan asin) bakar. Tapi yang membuat saya kaget, ketika nantulang menyuguhkan air minum yang dicampur dengan cabe giling. Bah,apaan pula ini. Heran saya jadinya.
Keheranan saya terjawab ketika nantulang mengatakan," supaya enak manggadong makan gulamonya dikir-dikit, dan ini namanya aek na malla sebagai ganti kopi supaya enak makan gadongnya." Aek na malla maksudnya "aek na marlasiak" (air yang diaduk dengan cabe giling). Terasa panas perutku memang karena tak terbiasa. Sedang anak paman (laeku) begitu asyik menyeruputnya seraya melahap gadong. Nikmat sepertinya sadar betul kesulitan yang mendera kehidupan saat itu.
Saya mencermati ketika kehidupan sekarang jauh lebih baik dengan meningkatnya kemajuan perekonomian, apakah masih ada yang merindukan tradisi manggadong seperti dulu? Atau memang belum pernah mengalaminya di kampung? Ataukah setelah menjadi orang penting, kaya raya, hidup mewah, tak ingat lagi apa yang dialami di kampung masa silam. Mungkin juga pura-pura tak mau tahu,atau merasa jadi kolot kalau itu dikenang?
Makanya ketika paribanku marga Sihotang berkunjung ke rumah tumpangan kami di Perumnas Mandala, saya merasakan surprise, ketika saya tahu pariban itu membawa oleh-oleh yang eksklusif: GADONG. 
" Bah, ai adong do gadong di Medan?" saya bertanya.
" Na husuan hami do on anggia, sipata olo do manggadong hami, huboan hami on atik lomo roham asa manggadong jolo hita." kata Sitohang senyum.
" Bah, pasti do lomo rohakku, nunga leleng dang hea be au manggadong, Suman do hapur gadong na binoanmuna on. Alai ingkon tes manis do donganni on asa tabo."
Gadong ukuran besar-besar yang dibawa Sitohang itu pun direbus. Kami menikmatinya dengan dengan sukacita, seraya bernostalgia ingat pengalaman masing-masing soal manggadong. Hanya saat itu tidak ada aek na malla dan gulamo tinutung seperti jaman dulu kucicipi di kampung ompung. Cukup pakai teh manis hangat, terasa plong gadongnya meluncur ke perut... Hah, nunga gabe butong hian au, kataku disambut tawa paribanku baoa dan pariban boru. Manggadong di Medan...

= Gadong Medan yang lezat =


Kamis, 21 Januari 2016

Kenapa Orang Yahudi Umumnya Pintar?



Pemimpin Nazi Adolf Hitler yang benci bangsa Yahudi. Menurut
sejarah enam juta orang Yahudi dibantainya pada PD II =
Tanpa bermaksud untuk menonjolkan apalagi mengidolakan orang Israel dan atau orang Yahudi, artikel ini ditulis untuk melihat “sisi lain” dari kebiasaan orang Yahudi yang mungkin informasi ini sangat berguna bagi kita untuk sekedar menambah wawasan, motivasi atau mungkin instropeksi diri. Informasi  ini hasil dari terjemahan H. Maaruf Bin Hj Abdul Kadir (guru besar berkebangsaan Malaysia) dari Universitas Massachuset USA tentang penelitian yang dilakukan oleh DR.Stephen Carr Leon. Penelitian DR Leon ini adalah tentang pengembangan kualitas hidup orang Israel atau orang Yahudi.

 Mengapa Orang Yahudi, rata-rata pintar? Studi yang dilakukan mendapatkan fakta-fakta sebagai berikut:
Ternyata, bila seorang Yahudi hamil, maka sang ibu segera saja meningkatkan aktivitasnya membaca, menyanyi dan bermain piano serta mendengarkan musik klasik. Tidak itu saja, mereka juga segera memulai untuk mempelajari matematika lebih intensif dan juga membeli lebih banyak lagi buku tentang matematika, mempelajarinya, dan bila ada yang tidak diketahui dengan baik, mereka tidak segan-segan untuk datang ke orang lain yang tahu matematika untuk mempelajarinya.
Semua itu dilakukannya untuk anaknya yang masih didalam kandungan. Setelah anak lahir, bagi sang ibu yang menyususi bayi nya itu, mereka memilih lebih banyak makan kacang, korma dan susu. Siang hari, makan roti dengan ikan yang tanpa kepala serta salad. Daging ikan dianggap bagus untuk otak dan kepala ikan harus dihindari karena mengandung zat kimia yang tidak baik untuk pertumbuhan otak si anak. Disamping itu sang ibu diharuskan banyak makan minyak ikan (code oil lever).
 Menu diatur sedemikian rupa sehingga didominasi oleh ikan. Bila ada daging, mereka tidak akan makan daging bersama-sama dengan ikan,karena mereka percaya dengan makan ikan dengan daging hasilnya tidak bagus untuk pertumbuhan. Makan ikan seyogyanya hanya makan ikan saja, bila makan daging, hanya makan daging saja, tidak dicampur. Makan pun, mereka mendahulukan makan buah-buahan baru makan roti atau nasi. Makan nasi dulu baru kemudian makan buah, dipercaya akan hanya membuat ngantuk dan malas berkerja.Yang istimewa lagi adalah, di Israel, merokok itu tabu! Mereka memiliki Anak-anak, selalu diprioritaskan untuk makan buah dulu baru makan nasi atau roti dan juga tidak boleh lupa untuk minum pil minyak ikan.
Mereka juga harus pandai bahasa, minimum 3 bahasa harus dikuasai nya yaitu Hebrew, Arab dan bahasa Inggris. Anak-anak juga diwajibkan dan dilatih piano dan biola. Dua instrument ini dipercaya dapat sangat efektif meningkatkan IQ mereka. Irama musik terutama musik klasik dapat menstimulasi sel otak. Sebagian besar dari musikus genius dunia adalah orang Yahudi. Satu dari 6 anak Yahudi, diajarkan matematik dengan konsep yang berkait langsung dengan bisnis dan perdagangan.

Ternyata salah satu syarat untuk lulus dari Perguruan Tinggi bagi yang Majoring nya Bisnis, adalah, dalam tahun terakhir, dalam satu kelompok mahasiswa (terdiri dari 10 orang), harus menjalankan perusahaan. Mereka hanya dapat lulus setelah perusahaannya mendapat untung 1 juta US Dollar. Itulah sebabnya, maka lebih dari 50 % perdagangan di dunia dikuasai oleh orang Yahudi. Design “Levis” terakhir diciptakan oleh satu Universitas di Israel, fakultas “business and fashion“.Olah raga untuk anak-anak, diutamakan adalah Menembak, Memanah dan Lari. Menembak dan Memanah, akan membentuk otak cemerlang yang mudah untuk “fokus” dalam berpikir! Di New York, ada pusat Yahudi yang mengembangkan berbagai kiat berbisnis kelas dunia.
 Di sini terdapat banyak sekali kegiatan yang mendalami segi-segi bisnis sampai kepada aspek-aspek yang mempengaruhinya. Dalam arti mempelajari aspek bisnis yang berkaitan juga dengan budaya bangsa pangsa pasar mereka. Pendalaman yang bergiat nyaris seperti laboratorium, “research and development” khusus perdagangan dan bisnis ini dibiayai oleh para konglomerat Yahudi. Tidak mengherankan bila kemudian kita melihat keberhasilan orang Yahudi seperti terlihat pada: Starbuck, Dell Computer, Cocacola, DKNY, Oracle. pusat film Hollywood, Levis dan Dunkin Donat. hasil penelitian dari ahli peneliti tentang Genetika dan DNA yang meyakinkan bahwa nekotin akan merusak sel utama yang ada di otak manusia yang dampaknya tidak hanya kepada si perokok akan tetapi juga akan mempengaruhi “gen” atau keturunannya. Pengaruh yang utama adalah dapat membuat orang dan keturunannya menjadi “bodoh” atau “dungu”. Walaupun, kalau kita perhatikan , maka penghasil rokok terbesar di dunia ini adalah orang Yahudi! Tetapi yang merokok, bukan orang Yahudi.
 Khusus tentang rokok, negara yang mengikuti jejak Israel adalah Singapura. Di Singapura para perokok diberlakukan sebagai warga negara kelas dua. Semua yang berhubungan dengan perokok akan dipersulit oleh pemerintahnya. Harga rokok 1 pak di Singapura adalah 7 US Dollar, bandingkan dengan di Indonesia yang hanya berharga 70 sen US Dollar. Pemerintah Singapura menganut apa yang telah dilakukan oleh peneliti Israel, bahwa nikotin hanya akan menghasilkan generasai yang “Bodoh” dan “Dungu”. (Cut Intan Arifah/Kompasiana.Com)
 Sementara itu sejarah mencatat, pemimpin NAZI Jerman Adolf Hilter adalah salah satu sosok yang membenci orang Yahudi. Sebanyak enam juta an orang Yahudi dibantainya selama priode Perang Dunia II. Apakah ada kaitan kebenciannya dengan fakta orang Yahudi itu pintar?  (BIN)

Handtractor Dari CSR Bank Mandiri Untuk Kelompok Tani Taput




Bupati Taput Nikson Nababan saat penyerahan handtractor =


BATAKINDONEWS.COM - Bupati Tapanuli Utara Drs. Nikson Nababan didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Edward Tampubolon, SE serahkan secara langsung handtraktor dari CSR (Coorporation Social Responsibility) Bank Mandiri wilayah Pematang Siantar  kepada Kelompok Tani pada 3 (tiga) kecamatan yang telah diserahkan secara simbolis pada waktu lalu. Penyerahan dilaksanakan di Halaman Kantor Bupati Kabupaten Tapanuli Utara dihadiri langsung oleh Bambang Supriadi Area Manager Pematang Siantar dan Rimandro Sinaga selaku Bussines Head Area Siantar, Kamis (21/01).
“Saya mengharapkan para petani memanfaatkan handtraktor ini dengan sebaik-baiknya. Saya melihat segala sektor dan lini turut serta mendukung terwujudnya visi Kabupaten Tapanuli Utara sebagai lumbung pangan,” ujar Nikson. Menurut dia, banyak bantuan dari CSR yang diperoleh berupa alsintan (alat mesin pertanian) yang sangat membantu masyarakat petani dalam mengolah lahan pertaniannya. Petani di Kabupaten Tapanuli Utara saat ini harus bangkit dan berbenah, bekerja keras merubah lahan tidur menjadi lahan produktif. Manfaatkan segala fasilitas yang ada, mulai dari bantuan langsung masyarakat (BLM) agribisnis, bibit pertanian, pupuk bersubsidi, handtraktor dan bahkan alat besar. Kiranya semua ini dimanfaatkan dengan baik agar petani Tapanuli Utara dapat maju dan berkembang dan para petani makin mandiri,” ujarnya.
Bupati menyampaikan bahwa bantuan ini harus benar-benar dirasakan anggota kelompok tani, dimulai dari mereka yang paling membutuhkan. Semua masyarakat harus merasakan keberadaan alat berat dan alsintan lainnya. Di samping itu, Petugas Penyuluh Lapangan  (PPL) kita juga sudah dibekali dengan berbagai pengetahuan baik deteksi dini penyakit tanaman yang diserang virus atau hama, bagaimana membuat rumah plastik untuk tanaman dan juga pemahaman akan bibit tanaman yang baik. “Masyarakat juga dapat memanfaatkan bantuan pupuk bersubsidi bayar pasca panen, penggunaan alat berat pertanian dengan gratis bagi masyarakat kurang mampu, semuanya untuk memajukan sektor pertanian kita dan kita wujudkan ‘Tapanuli Utara sebagai lumbung pangan,” ujar Bupati mengakhiri.
Hadir mendampingi Bupati di antaranya Staf Ahli Rahmat Situmeang,  Rosdinana Manurung, Humala Hutauruk,  Martogi Sitorus, Kabag Perekonomian Fajar M. Gultom, Kabag Humas dan Keprotokolan Donna Situmeang. (Leonardo TSS/rel)