Rabu, 31 Desember 2014

26 Bupati Punya Rekening Gendut Di atas Rp 1 Triliun




SARINGAR.Net - Luar biasa! Barangkali itulah komentar banyak orang mendengar atau membaca berita temuan PPATK seputar rekening para kepala daerah di negeri ini. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mendapati 54 rekening gendut milik kepala daerah, yang di dalamnya juga turut melibatkan keluarga. Transaksi keuangan mencurigakan tersebut didapat berdasarkan hasil penelusuran informasi keuangan yang dilakukan oleh PPATK sepanjang 2014.

Kepala PPATK Muhammad Yusuf mengatakan, selain database yang ada di PPATK, informasi keuangan mencurigakan juga didapatkan dari database kepemilikan rekening yang ada pada Penyedia jasa Keuangan baik Bank maupun non Bank.

Berdasarkan hasil analisis, terdapat 26 bupati yang memiliki nilai rekening lebih dari Rp 1 triliun dan 12 gubernur dengan kepemilikan duit di atas Rp 100 miliar. "Tentu jumlah uang itu tidak sesuai dengan gaji yang mereka dapat. Ini sungguh mencurigakan," kata Yusuf saat memberikan keterangan refleksi akhir tahun PPATK di Jakarta, Selasa (30/12/2014).

Menurut Yusuf, modus penyamaran data keuangan yang dilakukan oleh tiap kepala daerah terbilang beragam. Masing-masing dari mereka memiliki cara untuk menutupi data keuangannya.

Sebagai contoh, kata Yusuf, ada kepala daerah yang menyamarkan data keuangannya di balik perusahaan miliknya yang bergerak di bidang pertanian. Aliran keluar-masuk uang ke perusahaan tersebut mencurigakan mengingat usaha di bidang pertanian harusnya mengikuti siklus masa panen dan masa jual.

"Setelah ditelusuri, terungkap bahwa perusahaan itu fiktif. Dan uang yang masuk ke rekening itu didapat dari jatah proyek-proyek yang ada di lingkungan dia," ujar Yusuf.

Selain itu, ada pula kepala daerah yang berusaha mengelabui data keuangan dengan mengaku mendapat fee dari pihak swasta di luar negeri. Setelah PPATK melakukan pengecekan, perusahaan yang dimaksud tidak pernah ada. "Mereka lantas mengaku uang itu sebagai pinjaman," kata Yusuf.

Modus penyamaran rekening kepala daerah juga turut melibatkan keluarga. Tercatat ada satu istri gubernur dan seorang anak bupati yang kedapatan memiliki transaksi keuangan mencurigakan. Jika dijumlah, duit mereka tak kurang dari Rp 18 miliar.

Menurut Yusuf, pihak keluarga biasanya dilibatkan untuk menebar uang di banyak rekening. "Mereka menyimpan uang tak tanggung-tanggung. Dalam satu hari bisa ada transaksi ratusan juta di banyak bank berbeda," ujarnya.

Dari hasil analisis, PPATK juga mendapati dua wakil bupati, seorang wakil gubernur dan dua wali kota yang memiliki rekening gendut. Sementara berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat sembilan pejabat daerah yang terdiri dari gubernur, bupati, dan BUMD yang kedapatan memiliki transaksi keuangan mencurigakan.

"Semua laporan itu telah kami serahkan kepada pihak Kepolisian, Kejaksaan Agung, dan Komisi Pemberantasan Korupsi," ujar Yusuf.(sp)

Luhut Panjaitan Jadi Kastaf Kepresidenan, Teka-Teki pun Terjawab







Luhut B Panjaitan (ggle)

  EKSPRESIANA- Sejak Kabinet Jokowi dilantik beberapa waktu lalu, banyak yang bertanya-tanya dengan wajah masam," lho, kok tak ada yang dari orang Batak ya. Kenapa." Dari Sumut hanya ada satu nama yakni Yasona Laoly. Rasa penasaran itu berkepanjangan, dan hal itu dianggap wajar mengingat, dalam perahu partai pengantar Jokowi-JK menuju RI-1 dan RI-2, cukup menonjol sejumlah tokoh orang Batak.
 Jika hal itu dianggap teka-teki, maka tepat pada akhir tahun 2014, teka-teki itu terjawab sudah. Salah satu tokoh orang Batak yang namanya cukup menonjol, Luhut Binsar Panjaitan, tiba-tiba dilantik menduduki posisi yang cukup strategis di Istana Negara. 
 Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Luhut Binsar Panjaitan sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Pelantikan dilakukan pada pukul 13.05 WIB, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/12). 
Dengan jabatan tersebut, Luhut yang juga mantan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, akan mendapatkan hak keuangan dan fasilitas lain setara dengan menteri. 
Pelantikan Luhut dihadiri pimpinan lembaga negara di antaranya Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan Oesman Sapta Odang, Wakil Ketua DPR Agus Hermanto, Kapolri Jenderal (Pol) Sutarman.  
Turut hadir menteri Kabinet Kerja di antaranya, Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menko Kemaritiman Indroyono Susilo, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.
 Di tengah masyarakat seputaran Tapanuli khususnya,kabar pelantikan Jenderal Luhut Panjaitan menjadi Kepala Staf Kepresidenan mendapat sambutan hangat.(LS)

Minggu, 28 Desember 2014

Gubernur dan Bupati, Raja Kecil Berpotensi Korup







 
Kantong yang rakus (ilustrasi Sp/google)=

 BATAKINDONEWS.Com - Gubernur, bupati atau wali kota bagai raja-raja kecil di daerah. Karpet merah membentang di hadapan mereka ketika mendatangi rakyatnya. Para pamong itu bukan abdi bagi rakyatnya. Sebaliknya, rakyatlah yang mengabdi kepada pemimpinnya.

Bila masa silam menjadi tradisi apabila rakyat membawa upeti untuk menyenangkan pemimpinnya. Di era sekarang praktik semacam itu tetap ada kendati bentuknya sudah menyesuaikan perkembangan zaman.

Gubernur, bupati atau wali kota tak perlu bersusah payah untuk menimbun harta selama berkuasa karena kewenangannya untuk mengeluarkan izin atau kebijakan apa pun yang berkaitan dengan kepentingan publik merupakan komoditas. Kursi gubernur bupati maupun wali kota menjadi dambaan banyak orang.

Di hari-hari awal memang sang penguasa daerah akan memunculkan citra yang menampakkan bagai sosok yang mengerahkan pikiran, energi dan sebagian besar waktunya untuk kepentingan rakyat yang dipimpinnya. Namun setelah merasakan betapa empuknya kursi yang diduduki serta bermacam kenikmatan serta fasilitas yang diperolehnya, amat mungkin si pemimpin berubah menjadi sosok koruptor dan membuka pintu lebar bagi perilaku suap.

Fakta mutakhir memperlihatkan lebih dari 80% kepala daerah terlibat korupsi. Modusnya mulai dari melipatgandakan nilai proyek di daerahnya sampai membisniskan kewenangannya untuk mengeluarkan keputusan. Sejumlah kepala daerah sudah dibawa ke hadapan hakim dengan dakwaan melakukan tindak pidana korupsi maupun menerima gratifikasi serta suap.

Kabar teranyar dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebutkan, beberapa kepala daerah, seperti Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam diduga memiliki simpanan dana di rekeningnya yang mencurigakan. Selain mereka, PPATK juga mencurigai rekening mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang ditengarai berisikan transaksi yang tidak wajar.

Petinggi PPATK sudah memastikan hasil pemeriksaan terhadap ketiganya sudah bisa ditindaklanjuti dengan langkah penyidikan untuk menetapkan siapa yang menjadi tersangka. Karena rekening mereka yang ditelusuri maka akan wajar bila muncul persepsi di publik bahwa kedua gubernur dan mantan penguasa Jakarta itu yang nantinya bakal menjadi tersangka.

Menurut PPATK, hasil pemeriksaan atas rekeing Alex Noerdin, Nur Alam, dan Fauzi Bowo sudah disertai dengan bukti-bukti permulaan yang cukup sehingga lembaga penegak hukum sudah bisa memulai penyidikan. Temuan lembaga yang bertugas melacak rekening-rekening gendut para penyelenggara negara itu semakin memperjelas gambaran betapa rawannya para kepala daerah disusupi virus korupsi serta suap.

Sama seperti pejabat publik lainnya, para kepala daerah adalah penguasa yang tidak kebal untuk berbuat korupsi yang merupakan kejahatan luar biasa. Semakin besar kekuasaan, tentu kian besar pula peluang untuk disalahgunakan. Kekuasaan mampu melenakan sang penguasa untuk melupakan sumpah jabatannya.

Bermacam analisa bisa bermunculan untuk mencari sebab petinggi negara di daerah, entah gubernur, bupati atau wali kota untuk berbuat korupsi dengan memanfaatkan kekuasaannya. Pemilihan kepala daerah yang membutuhkan biaya begitu besar, menurut analisa itu, menjadi penyebab kepala daerah melakukan korupsi.

Biaya besar itu dibutuhkan bukan sebatas keperluan kampanye menjelang hari pemilihan tapi juga untuk membangun pencitraan yang ongkosnya mahal. Ada konsultan politik dan lembaga survei yang akan memoles para calon kepala darah agar tampilan pribadi menarik hati rakyat untuk memilihnya. Semua itu tidak gratis. Semakin ternama lembaga survei yang diminta jasa tentu semakin mahal pula bayarannya.

Ketika calon bersangkutan keluar sebagai pemenang dalam pilkada, sudah pasti ada kalkulasi seberapa banyak biaya yang sudah digelontorkan untuk merebut kursi penguasa daerah. Setelah itu, para kepala daerah itu tidak hanya berharap lima tahun masa jabatannya bisa menutupi uang yang sudah mengucur. Tidak perlu bersusah payah dan menguras energi dan uang, bila hanya berharap impas.

Bukan sesuatu yang salah kalau kepala daerah tersebut berkeinginan supaya setidaknya harta dan aset pribadi dan orang-orang dekatnya bisa bertambah. Bukan sesuatu yang menyalahi hukum apabila kepala daerah menjadi kaya. Namun harta yang bertambah bukan diperoleh dengan cara memanfaatkan atau menyalahgunakan kekuasaannya, entah dengan membuat kebijakan yang menguntungkan pihak-pihak tertentu atau bersekongkol dengan pebisnis besar yang membutuhkan dukungan dari sang kepala daerah.

Bagi banyak pejabat publik, boleh dibilang tidak ada yang gratis bila berhubungan dengan kekuasaannya. Sistem sudah cukup, termasuk perangkat hukum untuk mencegah dan memberantas korupsi kepala daerah, seperti inspektorat jenderal di kementerian dalam negeri, kewajiban melaporkan harta kekayaan sebelum dan sesudah menjabat, maupun lelang terbuka.

Namun, lagi-lagi berpulang kepada moralitas sang kepala daerah. Kesederhanaan hidup menjadi salah satu cara untuk bisa menjaga kepala daerah senantiasa mengabdikan diri untuk rakyat, bukan menjadi sosok koruptor. * Konklusinya: Kepala Daerah itu (gubernur/bupati, berpotensi korup) - (editorial sp)

Penumpang Ini Sempat Berfoto Sebelum Mengudara







Bobi, seorang penumpang Air Asia yang hilang kontak, masih sempat
berfoto sebelum pesawat take off minggu pagi. Ternyata foto ini jadi
foto kenangan pahit jika pesawat benar-benar kecelakaan. (mdk.com)=
  Keluarga Gusti Made Bobi Sidarta dipastikan ikut dalam penerbangan Air Asia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura. Hingga kini masih belum diketahui keberadaan pesawat yang hilang kontak sejak pagi itu (28/12).
Dimaz Ade Nurcahyo, adik Bobi memastikan keberangkatan kakaknya bersama istri dan kedua anaknya. Mereka berempat berangkat pukul 03.00 WIB dini hari menuju Surabaya.

"Kami memastikan kakak kami dan keluarga ke Singapura. Mereka sedang liburan," kata Dimaz Ade Nurcahyo di rumah kakaknya di Jl. Simpang Gading Malang, Minggu (28/12).

Bobi bersama istrinya Donna Indah Nurwatie dan kedua anaknya Gusti Ayu Putriyana Permata S dan Gusti Ayumade Keisha Putri S berangkat dalam rangka liburan. Sehari-hari Bobi sebagai pengusaha properti.

"Berangkat ke Surabaya pagi tadi. Saya masih optimis mereka masih baik-baik saja. Semoga baik-baik saja," kata Dimaz.

Selain sudah memastikan ke pihak penerbangan Dimas mengaku beberapa kali menelepon, begitu tahu ada kabar Air Asia hilang. Namun hingga kini belum berhasil.

Selain itu, Bobi sempat berfoto di depan pesawat sebelum berangkat. Dia menggunakan foto tersebut sebagai profil BBM-nya. Foto yang menjadi foto tragis. (mdk)

Kronologi, Detik-Detik Hilangnya Kontak Pesawat Air Asia


 EKSPRESIANA - Kementerian Perhubungan merilis kronologi hilangnya pesawat AirAsia AWQ8501 dalam jumpa pers di kantor Otoritas Bandara Wilayah II, Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (28/12/2014). Pesawat dengan muatan 155 penumpang itu diperkirakan jatuh di perairan Tanjung Pandang dan Pontianak.
Berikut kronologi hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 seperti yang diungkapkan Direktur Perhubungan Udara Direktur Perhubungan Udara Djoko Murjatmodjo:
- Pukul 05.36, pesawat berangkat dari Surabaya menuju Singapura dengan ketinggian 32.000 kaki. Pesawat dilaporkan mengikuti jalur yang biasa ditempuh antara Surabaya dan Singapura yaitu M635.
- Pesawat kontak terakhir dengan Air Traffic Control Jakarta pukul 06.12. Dalam kontak itu, pilot meminta menghindar ke arah kiri dan meminta izin untuk naik ke ketinggian 38.000 kaki. Permintaan pilot disetujui oleh pihak ATC.
- Pukul 06.16, pesawat masih ada di layar radar
- Pukul 06.17, pesawat hanya tinggal sinyal di dalam radar ATC
- Pukul 06.18 pesawat hilang dari radar. Yang ada, di radar tinggal data rencana terbang. Seharusnya, di dalam radar ada data lain yakni realisasi terbang namun data itu hilang.
- Pukul 07.08, pesawat dinyatakan INCERFA, yakni tahap awal hilangnya kontak. Pihak dirjen perhubungan melakukan kontak ke Basarnas.
- Pukul 07.28, pesawat dinyatakan  ALERFA, tahap berikut dalam menyatakan pesawat hilang kontak
- Pukul 07.55, pesawat dinyatakan DETRESFA atau resmi dinyatakan hilang.
"Lokasi hilang kontak yakni antara Tanjung Panda dan Pontianak agak ke selatan. Basarnas masih mencari posisinya itu karena ELT yang biasa pesawat itu jatuh, akan ada transmisi, ini belum ada," kata Djoko.
Adapun, Pesawat AirAsia ini mengangkut 155 orang penumpang yang terdiri dari dewasa 138 orang, anak-anak 16 orang, dan bayi/balita 1 orang. Pesawat juga diawaki 2 orang pilot dan 4 orang cabin crew.
Pilot in command yakni Kapten Irianto dan flight officer Remi Emmanuel Plesel.(kps.com)

Sabtu, 27 Desember 2014

(KREASI) Jauh-jauh Dari Semarang Ngecat Rumah di Tarutung

Parno sedang mencat sebuah rumah di Desa Hutabarat Tarutung =

 Semangat. Ya, semangat juang demi nafkah hidup, harus diakui cukup membara di hati orang sebangsa kita, Jawa. Tapi tak hanya spirit atau semangat hidup yang tinggi itu yang perlu diacungi jempol. Orang dari pulau Jawa sana, harus diakui juga memiliki kelebihan dalam hal kreatifitas, kekayaan yang mereka miliki menyangkut ide dan menciptakan sesuatu yang punya nilai jual. Tak semua etnik kreatif. Ada juga etnik tertentu yang cenderung hanya sebagai konsumen, miskin kreasi.
 Begitulah contoh yang terlihat pada foto di atas. Tak hanya kulineran yang dikenal dengan jualan baksonya, putu bambu, pecal lele, dan sebagainya yang kini makin ramai masuk ke pelosok Sumatera Utara termasuk ke Tanah Batak, juga kreasi dalam melekatkan keindahan pada rumah-rumah. Sejak tuga bulan terakhir ini, beberapa kota di Tapanuli seperti Tarutung, Siborongborong, Balige, didatangi sejumlah orang yang menawarkan kreatifitasnya memperindah rumah melalui sentuhan cat air yang artistik. Mereka mendatangi pemilik rumah tak hanya di kota, juga di pelosok desa.
 "Ibu mau kami beri keindahan dengan cat yang bagus, supaya rumah ibu tampak baru lagi," kata seorang lelaki muda yang melintas di depan rumah ibu boru Hutabarat di Desa Parbaju Julu, Tarutung, awal Nopember barusan. Awalnya si ibu kurang mengerti, karena dikiranya cuma cat biasa. Tapi setelah dijelaskan, akhirnya si ibu dan anaknya ingin mencoba.
 Alhasil, karya yang dilekatkan tukang cat itu sungguh menakjubkan. Sebanyak tiga orang pria muda usia yang mengaku datang dari Semarang,Jawa tengah itu, menawarkan harga Rp 7 juta untuk mengecat seluruh dinding luar dan jendela rumah si ibu. Tarifnya tergantung tafsiran luas yang akan dicat, tapi nego boleh. Jadinya Rp 4,5 juta.
 Catnya sepintas biasa saja, pakai serbuk beberapa warna, tergantung kemauan pemilik rumah. Dicampur dengan air biasa. Mereka bersihkan dulu dinding yang akan dicat, baru diberi cat dasar, lalu pasang cat yang akan tampil, habis itu diberi lagi air anti gores. Dinding rumah yang dicat dengan warna kuning dan coklat, diberi lagi dengan sentuhan ornamen seni, sehingga dinding yang aslinya beton berubah seolah-olah jadi dinding kayu. Kinerja mereka yang memuaskan membuat banyak orang memperbincangkan, dan kalau harga cocok mereka akan segera mengerjakannya. Dengan tenaga tiga orang Parno dkk bisa cepatmenyelesaikan. Mereka tampak fokus dan gesit bekerja. Mereka juga tak begitu fanatik, mau makan atau minum kopi yang ditawarkan pemilik rumah.
 Kini rumah ibu boru Hutabarat di desa Parbaju Julu yang semula catnya sudah kusam, jadi cemerlang lagi dengan sapuan seni cat yang atraktif, tampak seperti baru lagi. Perhatikan gambar saat salah seorang kru tukang cat dari Semarang itu sedang mulai melakukan pengecatan tanpa banyak basa-basi. (Leonardo TS Joentak)

PSIKOLOGI: Depresi Sudah Ada Sejak Manusia Lahir



Lagi depresikah anak gadis ini? (Foto:ill-Leonardo)=

  EKSPRESIANA- Psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Ika Widyawati SpKJ (K) mengatakan manusia mulai mengalami depresi sejak dilahirkan ketika mengalami kebosanan, kejenuhan atau tekanan.

"Bayi yang baru dilahirkan menangis karena merasa depresi. Saat di dalam kandungan dia merasa nyaman, hangat dan kebutuhan nutrisinya selalu dipenuhi. Begitu lahir, kondisinya berbeda," kata Ika Widyawati dihubungi di Jakarta, Kamis (25/12).

Ika mengatakan depresi muncul karena seseorang kekurangan hormon serotonin yang dipercaya sebagai pemberi perasaan nyaman dan senang. Hormon serotonin bisa kembali, salah satunya melalui istirahat dan liburan.

"Untuk orang yang sudah mengalami gangguan depresi, diperlukan obat-obatan untuk meningkatkan hormon serotonin. Kalau seseorang yang tidak mengalami gangguan depresi, bisa diatasi dengan istirahat dan berlibur," tuturnya.

Menurut Ika, depresi bisa dialami siapa pun, baik dewasa maupun anak-anak. Rutinitas kerja maupun belajar di sekolah, yang dianggap membosankan dan menjenuhkan, bisa menimbulkan depresi.

Karena itu, Ika mengatakan liburan diperlukan untuk meningkatkan hormon serotonin. Liburan bagaikan mengisi ulang baterai otak yang sudah hampir kosong. Tidak hanya liburan, tetapi istirahat yang cukup dan berkualitas juga bisa meningkatkan hormon serotonin kembali.

Ika menyarankan seseorang untuk berlibur sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Aktivitas liburan yang sesuai minat juga akan membuat hormon serotonin dalam tubuh meningkat.

"Untuk keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak, lebih baik memilih liburan yang bisa dinikmati bersama. Sebab, tidak hanya orang tua atau anaknya yang berlibur, tetapi seluruh keluarga," katanya.

Akhir tahun biasanya dimanfaatkan sebagian orang dan keluarga untuk berlibur. Pada hari tahun baru, biasanya tempat-tempat wisata akan banyak dikunjungi oleh pengunjung. [ant/LS)

Pernak-Pernik Dekorasi Natal di Berbagai Penjuru Dunia



Salah satu desain dekorasi natal =

 BATAKINDONEWS -Berbicara tentang hiasan Natal, setiap negara yang merayakannya tentu mempunyai ciri khas dan tradisinya sendiri. Bahkan di berbagai daerah di Indonesia pun bisa ada desain-desain khas yang menarik. Meski umumnya dekorasi natal kebanyakan hampir sama. Di Meksiko, ciri khas hiasan Natal aslinya diukir dari lobak. Sementara di Antartika yang dingin, kepala-kepala ikan digantung di pintu untuk menggantikan mistletoe.

Secara umum, deretan pohon yang ditutupi oleh hiasan dan pernak-pernik, menggantung kaos kaki di perapian, serta tampilan cantik lampu warna-warni di luar rumah, menjadi tradisi yang identik dengan perayaan Natal di seluruh dunia.

Dengan datangnya musim perayaan ini, laman situs real estate global, Lamudi, menghadirkan sejumlah hiasan Natal yang ada di rumah-rumah seluruh dunia.

Afrika

Makan malam Natal yang dilakukan setelah beribadah di gereja disiapkan di meja di luar rumah, mengundang keluarga dan para kerabat untuk makan bersama menjadi salah satu tradisi perayaan Natal di benua Afrika. Karena alasan ini, dekorasi luar ruangan lebih penting dari pada di dalam. Anda bisa melihat hiasan salju palsu yang menghiasi pintu depan toko di Nairobi, minyak kelapa sawit dituang dengan lonceng di Liberia, atau pohon sawit yang dipenuhi oleh lilin di Ghana.

Sementara di Zimbabwe, Natal bukan perayaan yang biasa saja. Sudah menjadi tradisi para warganya untuk memasang speaker terbesar mereka di depan rumah dan memainkan musik favorit mereka sekencang-kencangnya. Namun jangan mengharapkan lagu Natal. Anda akan lebih mungkin mendengar lagu pop terbaru atau lagu tradisional Afrika favorit.

Amerika Latin

Natal adalah liburan yang paling penting dalam setahun bagi banyak negara di Amerika Latin. Kota-kota biasanya dipenuhi oleh dekorasi warna-warni yang spektakuler termasuk cahaya-cahaya peri.

Di Kolombia, 7 Desember adalah Die De Las Velitas (Hari Lilin-Lilin Kecil) dimana kita menghabiskan malam dengan mendekorasi semua tempat umum dengan lentera kertas dan lilin. Setiap rumah kira-kira menyalakan 100 lilin dan menaruhnya di luar rumah mereka untuk menghormati Bunda Perawan Maria.

Pada 23 Desember, tepat sebelum Natal, para petani di Meksiko merayakan Noche de rabanos, atau Festival Lobak. Mereka mengukir sayuran tersebut menyerupai bentuk manusia, termasuk dari peristiwa nyata. Pada hari Natal, anak-anak di Meksiko dapat ditemukan di ruang tamu sedang mencoba untuk menghancurkan piñata, yang berisi hadiah kecil dan permen-permen, menggunakan tongkat sambil mengenakan penutup mata.

Asia

Karena pohon cemara tidak umum ada di India, pohon mangga dijadikan alternatif untuk didekorasi Natal. Sebagai tambahan, seluruh rumah juga dihias menggunakan daun mangga untuk mempercantik rumah. Lentera kertas berbentuk bintang juga sangat populer di sana.

Di Filipina, kota-kota disana bersinar dengan cahaya warna-warni selama Natal. Orang-orang mendekorasi eumah mereka dengan bendera-bendera, lilin dan rangkaian natal. Paling populer di Filipina adalah pah-role. Ini adalah tiang bambu dengan bintang terang di atasnya. Tiang ini merepresentasikan bintang penuntun arah di Betlehem. Mereka juga menaruh sejumlah kartu Natal di ruang tamu untuk para kawan dan keluarga. [sp/LS)

Jumat, 26 Desember 2014

(Puisi Melepas Sitor Situmorang): Aku Pulang ke Harianboho













PULANG KE HARIANBOHO
(Goresan Leonardo TSjoentak)

Aku kira siapa lagi yang lewat
di jalan setapak berumput selutut
Kemarin serombongan berpipi basah lintas juga di sini
Kumpulan orang meratap menuang duka
Mengantar orang putus riwayat
Satu lagi pergi, berapa yang kan datang
Panggilan tak diminta biarlah tiba
Perlukah berkeras hati menampik takdir
Ketika mata terbeliak leher tercekik
Nafas melayang entah ke mana
Lelaki tua menatap redup di balik jendela
“Matiku setengah kuharap sepenuh”
Terlalu tuakah diriku mengemis asa di sini
agar ditimbang pengadil lebih lama bergerilya di belantara sunyi
Dunia sering tak adil menimbang arti
Yang muda pun kerap pergi, yang tua ternanti
Tuhanku, letih raga menjaga esok
Kunanti sebut namaku, kunanti sebut jiwaku
Ku tahu batas penantian kan tiba saat aku dijemput
malaikat berjubah putih laki perempuan
Aku mati di mana sama saja
Di bumi  bukan pelabuhan impian abadi
Kembaraku di negeri tulip usailah sudah
Aku letih Tuhanku, aku rindu mengaso di rimbun kasihMu
Aku ingin diarak di jalan setapak
di haribaan leluhurku di relung sunyi harianboho
Biarkan sedu sedan itu, biarkan aku lewat
Aku pulang
Menuju mati, menuju hidup selama
(goresan Jumat senja 26122014, Tarutung mendung)

Kamis, 25 Desember 2014

Puisi Menyambut Jenazah Sitor







Sitor meninggal, disambut dengan puisi=

  EKSPRESIANA- Blog ini menayangkan beberapa bagian berita mengenai meninggalnya penyair asal Batak, Sitor Situmorang, sebagai respek terhadap ketokohan almarhum di bidang sastra Indonesia. Sitor lahir di Harianboho, sebuah wilayah kecamatan di Kabupaten Samosir. Bbeberapa dokumentasi tentang desa dan foto rumah parsaktian (peninggalan leluhur Sitor), pernah didokumentasi blogger EKSPRESIANA, yang suatu saat juga akan ditayangkan di laman ini.
Informasi terakhir seputar meninggalnya Sitor cukup membanggakan. Disebutkan bahwa pemerintah Indonesia membantu biaya pemulangan jenazah Sitor ke Indonesia, sebesar Rp 76 juta. Ini berarti, Pemerintah Indonesia menghargai kepenyairan Sitor Situmorang.  Sejarawan JJ Rizal mengharapkan para penyair hadir menyambut jenazah penyair Sitor Situmorang, 91 tahun. Jenazah Sitor, yang meninggal di Belanda 21 Desember lalu, direncanakan tiba di Indonesia pada 29 Desember pukul 18.00 WIB di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. (Baca: Penyair Sitor Situmorang Wafat di Belanda)

Begitu tiba, kata dia, jasad Sitor segera di bawa ke Galeri Nasional, Gambir untuk disambut dalam acara dzikir puisi. "Kami undang penyair senior dan junior untuk membacakan sajaknya di dekat Sitor," kata Rizal saat dihubungi pda Kamis, 25 Desember 2014. (Baca: Jenazah Sitor Situmorang Dipulangkan ke Indonesia)

Menurut Rizal, pembacaan sajak itu adalah untuk cara menghormati Sitor. "Bisa dengan sajak hasil karya sendiri atau ciptaan Sitor."

Pada 30 Desember, Jenazah Sitor akan disambut dengan seremoni adat. "Yakni upacara Rapat Raja Adat," kata Rizal. Sitor lalu di bawah ke tanah kelahirannya yakni di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatera Utara untuk dimakamkan pada 1 Januari 2015.

Menurut Rizal, Sitor salah satu tokoh yang berpengaruh terhadap dunia sastra di Indonesia. "Dia satu-satunya sastrawan angktan 45 yang ketika usia 85 tahun masih produktif menulis," ucap dia. Selain produktif, kualitas sajaknya pun patut diacungi jempol.

Penyair kelahiran Tapanuli Utara, Sumatera Utara, itu dipenjara sebagai tahanan politik pada 1957-1974 oleh pemerintah Orde Baru. Karya-karya dia dibekukan dan tidak diterbitkan. "Konsekuensi dengan Sukarno," ucap Rizal. (Leonardo TSjoentak/bacaan pendamping : tempo)

Sitor Situmorang,Penyair Yang Setia Mencintai Tanah Leluhur Hingga Akhir Hayat




Sitor Situmorang membaca sajaknya =
 BATAKINDONEWS.Com - Orang Batak yang berbakat seni sastra itu, banyak. Tapi yang sekaliber Sitor Situmorang masih bisa dihitung jari. Kabar meninggalnya Sitor di Negeri Belanda, membekaskan duka cukup mendalam bagi masyarakat sastra Indonesia, dan rasa kehilangan seorang putra terbaiknya bagi warga Samosir di kawasan Danau Toba, Tapanuli. Siapa Sitor Situmorang, tidaklah sulit menyimak di laman-lamann internet, semisal Wikipedia. Beliau adalah salah satu putra dari Ompu Babiat Situmorang, panglimanya Raja Sisingamangaraja XII yang namanya cukup,  melegenda dalam sejarah perjuangan menentang Belanda. Almarhum Sitor juga adalah saudara kandung dari Humala Fredrick Situmorang, yang pernah menjadi Bupati Tapanuli Utara pasca kemerdekaan. Itu dibenarkan Martua Situmorang, seorang tokoh pendidikan di Tapanuli Utara ketika dikonfirmasi EKSPRESIANA, Kamis malam (25/12)." Benar, dia adalah putra Ompu Babiat Situmorang,panglima Raja Sisisngamangaraja XII," ujarnya lewat seluler.
 Sitor yang lama bermukim di negeri isterinya, Belanda, melalui tulisannya menunjukkan kecintaannya yang begitu besar terhadap kampung halamannya Samosir, khususnya Harianboho. Di Harianboho masih ada rumah parsaktian keluarga, dan sering dikunjunginya saat pulang ke Indonesia. "Dia adalah penyair Batak kaliber nasional yang setia mencintai tanah leluhur," komentar Leonardo TS Simanjuntak, seorang penulis asal Tarutung, yang juga pengagum Sitor.
 Penyair Sitor Situmorang, 91 tahun, meninggal, Ahad, 21 Desember 2014, di Belanda. Sastrawan angkatan 1945 itu mengembuskan napas terakhirnya karena usianya sudah lanjut. "Saya diberi tahu keluarga tadi pagi. Terakhir berat badannya susut menjadi 37 kilogram," kata sejarawan, JJ Rizal.

 Rizal mengatakan hingga kini jenazah masih disemayamkan di kediaman istrinya, Barbara Brouwer, di daerah Apeldoorn, sebuah gemeente Belanda yang terletak di Provinsi Gelderland. Mayoritas penduduknya merupakan keturunan Maluku yang sudah berdiam setelah perang dunia kedua.

 Saat ini, ujar Rizal, pihak keluarga tengah merembukkan wasiat Sitor yang ingin dimakamkan di tanah kelahirannya. Wasit itu dituangkan Sitor dalam sajak berjudul Tatanan Pesan Bunda. Dalam sajak itu, Sitor ingin kuburkan di samping ibunya di seputaran pinggiran  Danau Toba.

 Menurut Rizal, Sitor salah satu tokoh yang berpengaruh terhadap dunia sastra di Indonesia. "Dia satu-satunya sastrawan angktan 45 yang ketika usia 85 tahun masih produktif menulis," ucap dia. Selain produktif, kualitas sajaknya pun patut diacungi jempol.

Beberapa karya Sitor kemudian mendapat penghargaan di antaranya, Pertempuran dan Salju di Paris (1956) mendapat Hadiah Sastra Nasional 1955 dan kumpulan sajak Peta Perjalanan meraih Hadiah Puisi Dewan Kesenian Jakarta 1976. Sitor membuat karya di dalam penjara.

Penyair kelahiran Harianboho, Kabupaten Samosir , Sumatera Utara, itu dipenjara sebagai tahanan politik pada 1957-1974 oleh pemerintah Orde Baru. Karya-karyanya dibekukan dan tidak diterbitkan. "Konsekuensi kesetiaannya pada Sukarno," ucap Rizal.

Sitor memulai kariernya dalam bidang jurnalistik. Ia menjadi wartawan harian Suara Nasional dan harian Waspada pada 1945-1947. Ia pernah menjadi dosen Akademi Teater Nasional Indonesia serta anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara mewakili kalangan seniman. ( sumber lainnya Tempo.Co)

Selasa, 23 Desember 2014

Memberantas Keong di Sawah, Pergumulan Tiada Akhir

Kaki pun harus siap terluka kena sayat kulit keong yang tajam, Alex pun
meringis kakinya tersayat kulit keong (Leonardo TS)
Alex harus tekun mencari dan memungut keong yang rakus makan daun
tanaman padi berusia muda.(Foto:Leonardo TSjoentak)

Musim tanam di sebagian besar wilayah Sumatera Utara selalu bersamaan dengan semarak perayaan Natal. Sementara warga petani sibuk dengan urusan merayakan peringatan kelahiran Yesus Messiah, di saat itu pula petani di Tapanuli sibuk turun ke sawah. Biasanya, bulan Desember diupayakan sudah tuntas menanam bibit padi yang sudah diambil dari persemaian.
Tapi, bagi sebagian besar petani di wilayah Tapanuli (Tanah Batak) saat musim tanam tiba, bukan beratnya kerja banting tulang di sawah yang dipusingkan. Kalau soal itu merupakan aktivitas rutin belaka setiap tahun, mulai proses pengelolaan tanah persawahan sampai saatnya panen, sudah menjadi agenda rutin kaum petani.
Bagi petani di Tapanuli Utara khusunya wilayah Silindung misalnya, memang disyukuri selama ini belum pernah ada serangan hama wereng seperti sering terjadi di daerah lain. Justru hama yang paling menjengkelkan dan sudah dianggap "musuh besar" di bidang pertanian adalah serangan hama keong yang populasinya dari waktu ke waktu terus berkembang biak dengan pesatnya. Para petani di kawasan Sumut khususnya Tapanuli menganggap gerakan pemberantasan keong di sawah kini bagai pergumulan tiada akhir. Hama keong dikenal binatang yang rakus memangsa daun-daun padi muda yang baru ditanami di sawah. Apa lagi saat musim hujan, populasinya cepat sekali berkembang. Hama keong biasanya paling doyan rumput berusia muda. Untuk tanaman padi berusia sampai satu bulan, keong akan menggasaknya tanpa ampun. Akibatnya, jika petani tak cepat melakukan sterilisasi di lahan sawahnya, bisa-bisa bibit padi yang baru ditanam habis dipreteli.
 Problema keong yang belakangan makin dibenci petani ini memang sudah cukup lama memusingkan para petani. Diperkirakan keong hadir di persawahan daerah ini, sekitar tahun 80 an. Konon, awalnya ada orang yang sengaja memeliharanya dengan membuat tempat penangkaran pada sepetak sawah di Tarutung. Motifnya katanya bisnis, karena ada isu keong jenis ini laku dijual ke Thailand. Ternyata isu itu bohong besar. Lama kelamaan keong-keong yang dikurungi di sawah, satu demi satu kabur merayap ke mana-mana, dan makin meluas ke hampir semua pelosok Tapanuli.
 Gerakan menumpas keong menjadi semacam gerakan massal petani setiap musim tanam tiba. Para petani pun kelihatan membawa keranjang atau ember saat melakukan pembersihan di sawah. Tak jarang petani sudah menggaji tenaga untuk memungut keong-keong dari sawah berlumpur menjelang penanaman padi dimulai. Tapi paling menjengkelkan, ketika hari ini sudah dikumpulkan satu ember penuh, dalam tempo dua hari sudah muncul lagi dengan jumlah yang sama banyaknya. Hal ini menjadi salah satu beban pikiran yang membuat petani mengalami stres.
  "Keong ini kurang ajar, bikin repot aja," kata Alex Hutabarat seorang pemuda remaja yang sedang memunguti keong di sebidang sawah di Desa Hutabarat, Tarutung, akhir Desember ini (lihat gambar). Sambil mengomel, Alex melampiaskan unek-uneknya, kenapa pemerintah (dalam hal ini Dinas pertanian) tak pernah memikirkan masalah keong yang mengganggu pertanian. "Maunya ini salah satu yang perlu dipikirkan Presiden Jokowi, menyelamatkan kami para petani dari hama keong," gerutu Alex acuh tak acuh saat diajak ngobrol oleh Kompasianer.
 Pada musim kemarau, keong-keong ini bisa lama tak kelihatan, seakan sudah punah. Tapi jenis keong ini juga seperti punya kesaktian tersendiri seperti ikan haruting (gabus). Bisa tahan berlama-lama di tanah kering. Tapi begitu hujan turun sekali saja, langsung menggeliat dan muncul kembali. Pertumbuhannya juga luar biasa. Dalam tempo dua tiga hari, lima atau enam ekor keong bisa melonjak mencapai ratusan, dan jika dibiarkan menjadi ribuan.
  Alex juga mengeluh. Sering saat disuruh ibunya mencari keong ke sawah, kakinya terluka kena sayat kulit keong yang tajamnya seperti silet. "Ini sudah berdarah kaki saya tadi terinjak keong," katanya seraya menepi ke pematang sawah memeriksa kakinya yang berdarah-darah. "Sudah berjaga-jaga kena isap pacat, datang lagi bahaya kena sayat keong," katanya dengan suara galau. "Ah, entah sampai kapan keong ini bikin susah petani, menambah kerjaan saja ini," omelnya sambil mencampakkan beberapa keong kecil yang baru dipungut ke dalam ember. Lalu kemana keong-keong itu dibuang setelah dikumpulkan dalam ember? Banyak petani yang menebarnya di tengah jalan, agar punah dilumat ban kenderaan atau apa saja yang bisa menggilasnya. (Leonardo Smjoentak)

Perayaan Natal Menurut Pandangan Gus Dur (Alm)



Gus Dur diapit Megawati dan Amien Rais dalam sebuah acara =
 EKSPRESIANA  - Di negeri ini sering  muncul prokontra   soal ucapan selamat natal dari seorang muslim kepada umat Kristen yang diharamkan oleh ulama Aceh. Alasannya, perayaan Natal merupakan ritual keagamaan non-Muslim yang tidak dibenarkan bagi umat Islam untuk mengikutinya. Bagaimana sesungguhnya masalah itu saja jadi polemik, dan kenapa harus dipersoalkan. Salah satu argumen mantan presiden Gus Dur barangkali merupakan deskripsi yang boleh dianggap obyektif,seperti dikutip di bawah ini:

"Haram juga ucapan Natal, jangankan ikut mengucapkan, menyerupai saja dengan yang bukan budaya Islam sudah haram, apa lagi ikut terlibat dengan mengucapkannya," kata ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Banda Aceh, Abdul Karim Syeikh, Sabtu (14/12) saat dihubungi merdeka.com.

Sejak dulu sebenarnya masalah seperti ini sudah menjadi polemik di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Ada sebagian yang menilai haram, ada juga yang tidak. Nah, untuk memperkaya referensi, ada baiknya anda tahu bagaimana pendapat Gus Dur soal masalah ini.

Gus Dur pernah menulis artikel di Koran Suara Pembaruan pada 20 Desember 2003 berjudul: Harlah, Natal dan Maulid. Menurut Gus Dur , kata Natal yang menurut arti bahasa sama dengan kata harlah (hari kelahiran), hanya dipakai untuk Nabi Isa al-Masih belaka. Jadi ia mempunyai arti khusus, lain dari yang digunakan secara umum -seperti dalam bidang kedokteran ada istilah perawatan pre-natal yang berarti "perawatan sebelum kelahiran".

Dengan demikian, maksud istilah 'Natal' adalah saat Isa Al-Masih dilahirkan ke dunia oleh 'perawan suci' Maryam. Karena itulah ia memiliki arti tersendiri, yaitu saat kelahiran anak manusia bernama Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia.

Sedangkan Maulid, Gus Dur menjelaskan, adalah saat kelahiran Nabi Muhammad Saw. Pertama kali dirayakan kaum Muslimin atas perintah Sultan Shalahuddin al-Ayyubi atau dalam dunia barat dikenal sebagai Saladin, dari Dinasti Mamalik yang berkebangsaan Kurdi. Tujuannya untuk mengobarkan semangat kaum Muslimin, agar menang dalam perang Salib (crusade).

Dia memerintahkan membuat peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad, enam abad setelah Rasulullah wafat. Peristiwa Maulid itu hingga kini masih dirayakan dalam berbagai bentuk, walaupun Dinasti Sa'ud melarangnya di Saudi Arabia. Karya-karya tertulis berbahasa Arab banyak ditulis dalam puisi dan prosa untuk menyambut kelahiran Nabi Muhammad itu.

Dengan demikian, Gus Dur melanjutkan, dua kata (Natal dan Maulid) mempunyai makna khusus, dan tidak bisa disamakan. Dalam bahasa teori Hukum Islam (fiqh) kata Maulid dan Natal adalah "kata yang lebih sempit maksudnya, dari apa yang diucapkan" (yuqlaqu al'am wa yuradu bihi al-khash). Penyebabnya adalah asal-usul istilah tersebut dalam sejarah perkembangan manusia yang beragam. Artinya jelas, Natal dipakai orang-orang Kristiani, sedangkan maulid dipakai orang-orang Islam.

Menurut Gus Dur , Natal dalam kitab suci Alquran disebut sebagai "yauma wulida" (hari kelahiran, yang secara historis oleh para ahli tafsir dijelaskan sebagai hari kelahiran Nabi Isa, seperti terkutip: "kedamaian atas orang yang dilahirkan (hari ini)" (salamun yauma wulid) yang dapat dipakaikan pada beliau atau kepada Nabi Daud. Sebaliknya, firman Allah dalam surat al-Maryam: "Kedamaian atas diriku pada hari kelahiranku" (al-salamu 'alaiyya yauma wulidtu), jelas-jelas menunjuk kepada ucapan Nabi Isa.

Bahwa kemudian Nabi Isa 'dijadikan' Anak Tuhan oleh umat Kristiani, adalah masalah lain lagi. Artinya, secara tidak langsung Natal memang diakui oleh kitab suci al-Qur'an, juga sebagai kata penunjuk hari kelahiran beliau, yang harus dihormati oleh umat Islam juga. Bahwa, hari kelahiran itu memang harus dirayakan dalam bentuk berbeda, atau dalam bentuk yang sama tetapi dengan maksud berbeda, adalah hal yang tidak perlu dipersoalkan.

"Jika penulis ( Gus Dur ) merayakan Natal adalah penghormatan untuk beliau (Isa) dalam pengertian yang penulis yakini, sebagai Nabi Allah SWT."

Dengan demikian, Gus Dur melanjutkan, "menjadi kemerdekaan bagi kaum Muslimin untuk turut menghormati hari kelahiran Nabi Isa, yang sekarang disebut hari Natal. Mereka bebas merayakannya atau tidak, karena itu sesuatu yang dibolehkan oleh agama. Penulis ( Gus Dur ) menghormatinya, kalau perlu dengan turut bersama kaum Kristiani merayakannya bersama-sama."

Dalam litelatur fiqih, Gus Dur mengimbuhkan, jika seorang muslim duduk bersama-sama dengan orang lain yang sedang melaksanakan peribadatan mereka, seorang Muslim diperkenankan turut serta duduk dengan mereka asalkan ia tidak turut dalam ritual kebaktian. Namun hal ini masih merupakan ganjalan bagi kaum muslimin pada umumnya, karena kekhawatiran mereka akan dianggap turut berkebaktian yang sama.

"Karena itulah, kaum Muslimin biasanya menunggu di sebuah ruangan, sedangkan ritual kebaktian dilaksanakan di ruang lain. Jika telah selesai, baru kaum Muslimin duduk bercampur dengan mereka untuk menghormati kelahiran Isa al-Masih." Itulah garis besar pemikiran Gus Dur yang dikenal sebagai tokoh Muslim berwawasan internasional, dan buahbuah pikirannya selalu dijadikan parameter oleh banyak tokoh dunia. (mdk.com/LS)

Jumat, 19 Desember 2014

Bolehkah Jadi Wartawan tak Bisa Menulis?

 

 

 

 

 

Renungan Fenomena

| Saya tak berniat melecehkan, apa lagi menggurui dan menghakimi siapa-siapa. Ini hanya cuplikan dari fenomena kebebasan pers yang saya potret dari sudut yang tersembunyi.( Wah, kayak kamera tersembunyi di liputan tv aja), kata seorang rekan berprofesi jurnalis saat ngobrol ngalor-ngidul di sebuah buffet kopi di Pematang Siantar, beberapa waktu silam. Perbincangan sebenarnya sudah cukup panjang berliku, tapi catatan berikut ini merupakan salah satu buahnya.
 Definisi wartawan atau kerennya jurnalis, kita tahu adalah seseorang yang bekerja mewartakan kejadian atau peristiwa. Definisi itu diperjelas pada Undang-Undang Pers 40 tahun 1999 (ayat 4 Bab I) ” wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik.”
Tapi dalam UU Pers tersebut, tidak ada ketentuan eksplisit, bahwa seorang wartawan harus bisa menulis. Bisa menulis di sini tentu dalam konteks jurnalistik. Bukan sekadar bisa menulis nama atau menulis surat biasa. Bisa menulis dan  menguraikan suatu kejadian dengan bahasa koran yang standar. Ada unsur 5 W plus 1 H, ada konstruksi berita dengan teras dan tubuh berita, atau pola piramida terbalik. Itu teoritika yang pernah saya baca dari sebuah buku jurnalistik. Entahlah kalau teoritika itu masih menjadi acuan para wartawan sekarang ini, karena pers dari waktu ke waktu terus bergerak dinamis mengikuti perkembangan zaman.
 Well, saya tak ingin melantur dengan catatan ini. Saya hanya merasa aneh, mengamati perubahan pesat di bidang kewartawanan saat ini khususnya sejak reformasi di mana jumlah media cetak berkembang sangat pesat, seiring pertambahan jumlah wartawan yang tanpa batasan di mana-mana, di seluruh Indonesia.
Dulu, kata rekan saya membandingkan, jumlah wartawan itu relatif sedikit dan masih sebanding dengan jumlah penerbitan media. Martabat wartawan bersifat khusus, karena masyarakat menganggap profesi itu tidak sembarangan dimasuki orang yang tak kompeten. Bandingkan dengan sekarang, kata rekan saya itu. Mau jadi wartawan tak perlu banyak prosedur. Tak perlu ada syarat ini itu, tak harus tamat SMA.(Menteri Suisi aja cuma tamatan SMP,bagaimana pula itu). Bersedia merangkap jadi agen koran saja sudah bisa langsung jadi wartawan lengkap dengan kartu identitas. Tapi rekan saya itu menggarisbawahi, kemudahan itu tak berlaku umum untuk semua koran. Untuk koran besar seperti Kompas, tentu tak semudah itu.
 Satu lagi hampir kelupaan.Mau jadi wartawan sekarang tak usah galau jika tak bisa menulis berita, apa lagi artikel reportase. Tak bisa menulis berita, atau tak paham mengutak-atik komputer dan internet juga tak jadi masalah? Ah yang benar, saya interupsi.
 Rekan itu berani menunjuk sejumlah wartawan yang dikenalnya di beberapa daerah, membuktikan kemudahan menjadi wartawan itu. Namun terkait etika, ia tak menyebut nama. Tapi ia memastikan, dari sekian banyak wartawan yang bertebaran di era kebebasan pers sekarang ini, tak semua bisa menulis berita apa lagi menggunakan fasilitas teknologi internet untuk pengiriman ke redaksi. Jangankan lagi mau ikutan ngeblog, lebih ruwet lagi. Rekan saya menunjukkan contoh tentang wartawan kenalannya di satu kota, yang benar-benar tak tahu membuat berita tapi keabsahannya sebagai jurnalis tak perlu diragukan. Koran yang diwakili benar ada dan kartu pers dilengkapi, kamera dan tas sandang tak lekang dibawa kemana pergi.
Wartawan itu yang mengaku hanya tamat SD, blak-blakan mengaku pada rekan saya, bahwa sejak jadi wartawan lima tahun silam, tak sekali pun pernah membuat berita karya sendiri. Rekan saya heran bertanya,jadi bagaimana kalau ada peristiwa, apa tak dilaporkan ke redaksi? Sang wartawan dengan polos menjawab, berita tetap ada dengan minta bantuan sesama teman yang sudah mahir buat berita. ” Kalau berita gampanglah itu, saya minta agar teman-teman wartawan yang biasa kerja di internet membantu mengirimkan berita yang dibuatnya ke redaksi kami. Cukup mengganti alamat tujuan dan nama pengirim, bereslah itu.” Lalu, bagaimana wartawan itu eksis sebagai wartawan? " Setiap manusia itu punya kelebihan dan kelemahan. Rekan saya itu piawai dalam hal ngomong, bertanya, menelisik, menduga, mengukur bestek proyek misalnya, bahkan menghardik." Bah, saya tertegun mendengar cerita teman itu.
 Cerita rekan saya itu saya catat sebagai salah  satu bagian “kemajuan” (tanda petik) bidang kewartawanan pascakebebasan pers di negeri ini. Apa harus ada yang disalahkan? Tentu tak ada. Wartawan yang tak bisa membuat berita (kalau masih ada di tempat lain”, tentu bangga bisa direkrut jadi wartawan. Dia tak perlu minder dengan profesi yang disandangnya. Kemana-mana mengatasnamakan pers, sah-sah saja. Meliput suatu peristiwa atau acara apa saja, memotret dan wawancara, siapa larang. Betul kok dia wartawan. Soal buat berita tak harus dipusingkan. Memangnya orang akan bertanya apa benar berita yang terbit di korannya adalah karyanya sendiri? Terlalu usillah publik mengurusi itu. Kalau pun tahu bahwa si wartawan tak bisa menulis berita, cukuplah disimpan publik dalam hati saja.
 Kemudahan memasuki dunia pers saat ini bukan suatu hal yang mengherankan lagi. Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Sumatera Utara Mohamad Syahrir dalam workshop yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung Oktober 2013 lalu, dengan gamblang menyebut jumlah wartawan di Sumut mungkin sama dengan jumlah tiang listrik. Tapi itulah gambaran pers yang dilahirkan kebebasan pers dewasa ini, ujar Syahrir. Siapa pun bisa jadi wartawan. Mau tukang becak, sopir angkot, preman, bisa jadi wartawan. Mohammad Syahrir tampil sebagai narasumber pada workshop yang diadakan di kota turis Parapat itu. Ragam komentar bahkan kecaman dilontarkan tokoh praktisi pers, pengamat, dan pejabat, seputar kondisi kewartawanan saat ini. Tapi seperti apa pun komentar itu, tak akan merubah keadaan. Karena fenomena ini ada sebagai produk semangat reformasi yang juga telah  meruntuhkan otoritas orde baru yang selama puluhan tahun dianggap memasung kebebasan pers.
Ketika pertanyaan pada judul tulisan ini dimunculkan,” Bolehkah jadi wartawan tak bisa menulis?  jawabannya “boleh”, mengacu pada fakta-fakta yang ada seperti dikisahkan rekan saya. Bisnis permediaan saat ini seolah menutup mata dan telinga terhadap aspirasi yang muncul terkait prestise kewartawanan. Bisnis ya bisnis, wartawan ya wartawan. Sejalan tapi bisa dipisahkan.
  Tapi di media sosial ceritanya pasti beda. Tak bisa menulis apa-apa, mana mungkin seseorang bisa disebut sebagai citizen journalist (jurnalis warga). Menjadi jurnalis warga justru lebih sulit dimasuki orang yang tak bisa menulis. Akun tunggal yang diberlakukan di media sosial (medsos) yang akhir-akhir ini makin populer.
Kalau di media cetak, mungkin bisa saja jadi jurnalis tanpa harus pintar (bisa) menulis, maka di media online tak ada alasan tak bisa menulis. Sedangkan seseorang yang punya akun di sebuah blog dan menyembunyikan identitas diri dengan nama dan foto samaran, terpaksa harus bisa menulis, bukan pula dengan pena atau mesin tik, melainkan dengan utak-atik keyboard komputer,lapotob, mobile atau tablet.
 Pantasan, pernah ada seorang penulis artikel menyuarakan unek-uneknya lewat tulisan menggelitik, bertajuk " Wartawan sekarang belum tentu bisa jadi penulis, tapi penulis pasti bisa jadi wartawan". Opini itu bisa membuat pembaca dipaksa berpikir,minimal memahami maknanya. Dan simpul lainnya yang ditekankan sang jurnalis tadi adalah ini: Sebenarnya asal tahu saja baca tulis biar tak tamat SD sekalipun, bisa jadi wartawan benaran, jika ada kemauan untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Karena seorang wartawan kawakan seperti Mochtar Lubis pun pada awalnya tak tahu apa-apa sebelum terjun jadi wartawan. Semua wartawan awalnya tidak langsung pintar menulis. Dia melalui proses berkelanjutan, belajar, belajar, dan terus belajar, dengan mau membaca, mempelajari, dan akhirnya mencoba mempraktikkan bagaimana menulis sesuatu yang namanya berita, yang namanya opini, yang namanya reportase dan sebagainya. Itulah jalan keluar yang ditawarkannya secara sederhana, untuk menjawab pertanyaan menggelitik tadi: Bolehkah jadi wartawan tak bisa menulis?  (sumber: kompasiana.com)

Rabu, 17 Desember 2014

Setelah Vietnam, Yahoo Akan Tutup Kantornya di Indonesia



 










Kabar akan ditutupnya kantor Yahoo di sejumlah kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia akhirnya menjadi kenyataan. Pihak Yahoo Asia Tenggara membenarkan rumor yang selama ini beredar bahwa Yahoo akan menutup kantornya di Indonesia akhir tahun ini. Sebelumnya, artikel TechCrunch mengungkapkan bahwa kantor Yahoo Vietnam di Ho Chi Minh City sudah ditutup lebih dahulu pada kuartal ketiga tahun 2014. Akan adakah dampaknya terhadap pengguna Yahoo fanatik di Indonesia? Sejauh menurut informasi, tampaknya kebijakan tersebut masih sebatas langkah efisiensi.

Pernyataan resmi Yahoo Asia Tenggara menyebutkan, “Kami telah memberitahu karyawan kami di Indonesia bahwa kami telah membuat keputusan yang sulit untuk menutup kantor pada akhir tahun. Keputusan ini merupakan bagian dari upaya global Yahoo untuk merampingkan operasi yang akan membantu kita menjalankan (operasional) dengan cepat dan memberikan efisiensi lebih, kolaborasi dan inovasi.
Indikator awal bahwa bisnis Yahoo di Indonesia tidak lagi menjadi prioritas, sebenarnya bisa dilihat sejak pengunduran diri Roy Simangunsong sebagai Country Manager dan Sales Director Yahoo Indonesia akhir Januari lalu yang tak lagi diisi. Selain itu selentingan rumor perampingan Yahoo! yang akan memangkas biaya operasinya di Asia untuk lebih fokus ke pasar A.S. dan akan memusatkan operasinya di Asia Tenggara ke Singapura dapat dikatakan sebagai alasan lainnya.
Pihak Yahoo juga menyampaikan terima kasih kepada karyawannya di Indonesia atas semua kerja keras mereka dan kontribusi terhadap Yahoo selama bertahun-tahun ini. Mereka juga memastikan untuk tidak sepenuhnya keluar dari pasar Indonesia meskipun kantor Yahoo di Indonesia ditutup.
“Yahoo masih berkomitmen untuk Indonesia dan kami akan terus memberikan produk berkualitas dan pengalaman lebih bagi pengguna dan pengiklan di sini. Produk dan layanan Yahoo untuk pasar ini akan terus didukung dari kantor regional kami di Singapura,” jawabnya.
Di Indonesia, Yahoo sebenarnya memiliki bisnis pengelolaan berita (terutama agregasi berita) melalui tim editorial dan penawaran slot iklan oleh tim penjualan. Namun dengan himpitan popularitas iklan di platform Google dan juga di platform Facebook, sepertinya sulit bagi tim penjualan Yahoo untuk menawarkan produknya meskipun situs berita Yahoo Indonesia sendiri cukup populer.
Dalam pernyataan yang kami terima, pihak Yahoo berjanji untuk memperlakukaan karyawan yang terkena dampak dari penutupan kantornya dengan hormat dan adil. Beberapa bahkan telah ditawarkan pilihan untuk relokasi tergantung kebutuhan bisnis. Tak diungkapkan berapa jumlah karyawan Yahoo di Indonesia, Malaysia, dan Vietnam yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan yang akan dipindahkan ke Singapura.
--
Konten ini disindikasi dari DailySocial.net, media industri teknologi, startup dan investasi #1 di Indonesia. Kantor Yahoo! Indonesia Resmi Tutup Akhir Tahun Ini

Duh, Seksinya Jennifer Lopez !!!







 EKSPRESIANA- Duh, seksinya Jennifer Lopez! Begitu kicauan banyak pengagumnya di twiter setiap melihat penampilan artis berinisial JLo ini di kanal mana pun ia muncul. Penyanyi dan bintang film watak yang punya karakteristik Latin ini di mana-mana selalu jadi inceran fotografer profe maupun amatiran. Jenni, memang sosok artis yang memiliki postur tubuh menggairahkan, bahkan oleh kalangan elite di Amerika Utara disebut "mengundang" imajinasi, karena Jenni yang dinamis, elegan, dan kadang primitif. Hampir setiap film yang dibintanginya tak luput dari pantauan pengagumnya di seantero dunia (nyata) maupun dunia maya.
 Sosok Jennifer Lopez dikenal sebagai penyanyi kelas dunia yang selalu memberikan penampilan enerjik di atas panggung. Pelantun hits On the Floor ini kembali memberikan kejutan kepada penggemarnya lewat foto terbarunya.
Jennifer Lopez membuktikan kepada semua orang kalau dirinya punya tubuh seksi yang mengagumkan. Tak hanya itu penyanyi berusia 45 tahun tersebut juga ingin menunjukkan dirinya wanita yang kuat sekaligus seksi.
"Saya ingin membuktikan kepada semua orang kalau saya bisa melakukan apa pun dan menjadi wanita super. Saya punya banyak hal yang bisa dikeluarkan dari diriku," ujar Jennifer Lopez seperti dilansir dari laman Mirror, Rabu (17/12/2014).
Di foto terbarunya untuk Majalah Self, Jennifer Lopez menonjolkan sisi wanitanya yang lain. Ia menunjukkan betapa mengagumkan tubuhnya. Pelantun hits Booty memperlihatkan otot perutnya yang terbentuk.
Tak hanya itu, Jennifer Lopez seolah sedang menari sambil memegang tiang kecil. Wajahnya begitu sensual serta bersinar dengan pakaian serba putih yang dikenakannya. Ia juga memamerkan otot-otot lengannya yang keras.
Jennifer Lopez rencananya kan menghabiskan tahun baru bersama anak-anaknya. Di 2015 nanti, ia mencoba untuk menampilkan wajahnya yang lebih berani lagi dari sebelumnya saat melakukan pemotretan. (Lip.6/LS)

Selasa, 16 Desember 2014

Nikson Trio Lamtama Semarakkan Natal Simanjuntak di Tarutung

Nikson Simanjuntak (Trio Lamtama,kacamata) foto bersama diapit oleh
Ronald Simanjuntak (anggota DPRD Taput), Leonardo Simanjuntak
(jurnalis media online), dan Ir Reguel Simanjuntak (Wakil Ketua DPRD-
Tapanuli Utara, sesaat sebelum Nikson tampil di panggung perayaan
Natal Simanjuntak Sitolu Sada Ina se Kabupaten Tapanuli Utara di Lapangan
Serbaguna,Tarutung, Minggu (14-12-2014) =

  Tiga trio artis Batak beken tampil menyemarakkan suasana perayaan Natal Simanjuntak Sitolu Sada Ina (Pomparan Si Raja Mardaup, Raja Sitombuk, Raja Hutabulu) di Lapangan Serbaguna, Tarutung, Minggu (14/12). Trio Lamtama yang tak asing lagi di masyarakat Batak dimotori Nikson Simanjuntak, tampil memukau hari itu mengguncang suasana yang dihadiri sekitar 3.000 an warga Simanjuntak Sitolu Sada Ina yang datang dari berbagai kecamatan. Karena antusias melihat penampilan Nixon dari dekat, ratusan yang hadir bergerombol mendekati panggung. Selain Trio Lamtama, juga tampil personil Trio Mandala Ely Marojak Simanjuntak dengan rekannya Hotlen Samosir dan Hotbel Hutabarat. Trio Mandala terkenal saat peluncuran lagu hit-nya "Gadis Melayu", dan dibawakan pada acara hiburan usai kebaktian natal, membuat pengunjung bersukaria mengaplaus. Juga ikut menghibur trio penyanyi dari Medan, Trio Interna dengan lagunya "Hutur-hutur" yang digandrungi kaum ibu.
 Nikson Simanjuntak dengan pendekatan artisnya mendatangi tribun kehormatan dan mendaulat Fernando Simanjuntak anggota DPRD Sumut dan Bupati Nikson Nababan, memperdengarkan suara selingan. Spontan bupati memberikan tiga helai uang US Dollar bernilai masing-masing 100 US Dollar sebagai tanda persahabatan kepada Nikson Simanjuntak.
 Nikson Simanjuntak yang diwawancarai blogger Ekspresiana, menyebut grup yang didirikannya sudah eksis sejak 1996 tertanggal 1 Juli ditandai peluncuran album perdana, serta penampilan di Indosiar pada acara Horas Batak. "Sampai saat ini kami sudah meluncurkan 28 album, puji Tuhan," kata Nixon yang selalu memakai kacamata hitam itu. (LS)

Minggu, 14 Desember 2014

Kepala Daerah dengan Wakil Pecah Kongsi, Soal Parjambaran?





Awalnya kompak berjuang, akhirnya pecah kongsi?=
SARINGAR.Net- Dalam acara adat Batak, parjambaran itu teramat penting. Jangankan  jambar (terima bagian) jagal atau daging, gara-gara kurang dihargai menyangkut jambar hata (berbicara memberi pendapat misalnya), bisa ribut. Apalagi kalau sudah menyangkut parjambaran terkait rejeki, pecah kongsi itu bakal mengancam. Di banyak daerah, seorang bupati/walikota konon kerap berselisih, terkait porsi wewenang dan pembagian rejeki. Banyak pasangan yang kompak saat berjuang, tapi kandas setelah menduduki jabatan. Seperti itukah gerangan permasalahan yang terjadi pada Wali Kota Pematangsiantar dengan wakilnya sebagaimana dilansir media online? EKSPRESIANA hanya meneropong jarak jauh berdasar liputan Tribun News berikut ini:
 Ketua DPRD Pematangsiantar Eliakim Simanjuntak, yang dikabarkan menyaksikan perkelahian antara Wali Kota Pematangsiantar Hulman Sitorus dan Wakil Wali Kota Koni Ismail dalam acara ultah Taman Hewan Pematangsiantar (THPS), mengaku tidak tahu apa-apa.
"Dimana? Ah, saya lihat gak ada berantam. Siapa yang bilang? Gak ada itu ah. Gak ada saya lihat itu," katanya, saat dihubungi melalui ponsel, Minggu (14/12/2014).
Lalu, bagaimana cerita sebenarnya?
"Mana saya tahu. Itu, kan, urusan pribadi mereka itu. Serupanya misalnya macam kau. Kalau ada utangmu, kan, aku gak tahu," katanya.
Lantas apa sikap Bapak soal ini?
"Apa yang mau kita sikapi orang urusan orang. Orang permasalahan mereka berdua itu," katanya.
Saat dijelaskan bagaimana jalan ceritanya berdasarkan pengakuan Koni, Eliakim tetap enggan berkomentar.
"Itu, kan, urusan merekanya. Kau lah coba, apa bisa aku urusi urusanmu. Kan, gak mungkin semua urusan diurus sama Ketua DPRD. Kan adanya lembaga untuk itu. Lembaga hukum misalnya. Kalau saya apalah yang mau saya bilang sama mereka rupanya," katanya.
Namun, Eliakim berharap pertikaian antara mereka berdua tidak berimbas pada tatanan pemerintahan maupun kehidupan masyarakat Kota Pematangsiantar.
"Ya, harapan saya ya kalaupun mereka ada kayak gitu, semoga kondusi Siantar tetap kondusif. Kita maunya supaya ini kondusif. Itunya harapan saya. Apalagi ini bulan Natal. Karena itu kan urusan pribadi mereka. Kecuali kalau ada urusannya sama rakyat baru," ujarnya.
Sebelumnya diwartakan, Wakil Wali Kota Pematangsiantar Koni Ismail Siregar mengungkapkan unek-uneknya selama empat tahun menjadi pendamping Wali Kota Hulman Sitorus. Menurutnya, Hulman tak pernah menghargainya sebagai seorang wakil.
"Saya wakil yang tak dianggap. Saya dipandang tidak ada apa-apanya. Padahal kalau gak ada saya gak menang. Tapi kenapa setelah dia jadi wali kota dia tinggalkan saya. Sepersen pun rezeki gak pernah dibaginya sama saya. Padahal saya terus memperjuangkan dia menjadi walikota," kata Koni saat dihubungi melalui seluler.Nah, bagaimana.(TN/LS)

Perayaan Natal Marga Simanjuntak Itu Spektakuler !

TEKS FOTO-FOTO:Pawai dari depan Sopo Partukkoan=
Pawai menuju Lapangan Serbaguna Tarutung=
Ketua DPRD Ottoniyer Simanjuntak saat penyalaan lilin=
Bupati Nikson Nababan menyalakan lilin Natal disaksikan
Ketua DPRD Ottoniyer Simanjuntak=
Bupati dan nyonya serta Ketua DPRD ikuti kebaktian=
Trio Lamtama beraksi menghibur ribuan pomparan
Simanjuntak Sitolu Sada Ina Tapanuli Utara=
Nikson Simanjuntak Lamtama turun panggung menyatu
dengan massa yang mengelu-elukannya=
Bupati Nikson menyumbangkan lagu rohani Gloria dengan
suara khasnya dibantu backing vokal (Foto2: Leonardo TS)
Saat menyanyikan koor raksasa Syarum Nametmet
dipandu boru Tampubolon dan Jonggi dan Herwin
Simanjuntak .(Foto2 by. Leonardo Joentak)=
Anggota DPRD Sumut Fernando Simanjuntak saat
menyalakan lilin Natal.(Foto:Leonardo TS)=

Spektakuler! Perayaan Natal keluarga besar pomparan Simanjuntak Sitolu Sada Ina se Kabupaten Tapanuli Utara di Tarutung, Minggu 14 Desember 2014, berlangsung khidmat, meriah, dan bebas dari gangguan hujan. Diperkirakan sekitar 3.000 lebih peserta termasuk boru/bere/ibebere, datang dari 15 kecamatan se Taput, memadati lapangan Serbaguna Tarutung. Diawali pawai dari depan Sopo Partukkoan, di barisan depan para pengetua dan ketua DPRD Taput Ottoniyer Simanjuntak, anggota DPRD Sumut FL Fernando Simanjuntak (mantan ketua DPRD Taput dua priode), dan lima anggota DPRD Taput lainnya marga Simanjuntak Sitolu Sada Ina, Ronald Simanjuntak,Reguel Simanjuntak, Maradona Simanjuntak, Jasminto Simanjuntak, Franky Simanjuntak, lapangan Serbaguna yang cukup luas menjadi gegap gempita oleh sambutan warga yang sudah duluan hadir di tribun yang ditentukan panitia.
 Acara Natal yang baru pertama kali diadakan Simanjuntak Sitolu Sada Ina berskala kabupaten ini makin meriah atas kehadiran Bupati Taput Drs Nikson Nababan dan nyonya Satika, serta sejumlah pimpinan SKPD. Selain itu juga kehadiran tiga grup trio artis Batak beken yang personilnya ada marga Simanjuntak, seperti Trio Lamtama dengan Nikson Simanjuntak, Trio Mandala dengan Ely Marojak Simanjuntak, dan juga Trio Interna, yang tampil memukau dengan kombinasi suara khas masing-masing. Lebih meriah lagi, karena Pdt Demak Simanjuntak saat membawakan khotbah dengan Nats Apostel Paulus 14:19, bisa menguraikan jamitanya dengan guyon segar yang membuat pengunjung ketawa sambung menyambung.
Tak hanya artis dan pendeta yang membuat suasana meriah. Bupati Nikson Nababan juga menyumbangkan beberapa lagu rohani  diantaranya Gloria yang dilantunkan dengan penuh perasaan, membuat ribuan yang memenuhi tribun ikut terpana menghayati.
 Acara demi acara berjalan dengan tertib, hingga pelaksanaan makan bersama, dan acara lelang keluarga.
Bupati juga berkenan memberi sumbangan dana bantuan kepada panitia, termasuk uang tampe-tampe dari lagu yang dibawakannya di panggung.
 Uniknya pada hari itu, perayaan Natal Simanjuntak bersamaan dengan Natal marga Situmorang Sipitu Ama di dalam Gedung Serbaguna dan perayaan Natal Parsadaan Somba Debata Siahaan di Gereja HKBP Palmarum, keduanya berdekatan dengan lapangan tempat diadakannya perayaan Natal Simanjuntak Sitolu Sada Ina. Namun ketiganya berjalan dengan kondusif dalam suasana sukacita.Lihat juga foto-foto tayang terlampir berita ringkas ini.(Leonardo Simanjuntak, blogger Ekspresiana)

Kamis, 11 Desember 2014

(Kajian Ilmiah) Bagaimana Nabi Musa Membelah Laut Merah?








Nabi Musa membelah Laut Merah (vv)=

  EKSPRESIANA - Kisah Nabi Musa yang menyelamatkan Bani Israel dari kejaran Firaun merupakan bukti adanya keajaiban Tuhan. Namun dari sisi sains disebutkan, kisah pembelahan Laut Merah terjadi karena fenomena alam dan pengetahuan yang dimiliki Nabi Musa.

Mantan kepala Ilmuwan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) National Ocean Service di Amerika, Dr. Bruce Parker, menceritakan versi ilmiah kejadian itu di laman Wall Street Journal, Kamis 11 Desember 2014. Menurutnya, Nabi Musa memiliki perhitungan tepat dalam memprediksi pasang surut yang terjadi di Laut Merah.

Kisah dalam alkitab menjelaskan jika Nabi Musa membelah laut dengan tongkatnya dan membiarkan bagian tengah laut kering. Dengan demikian, kaum Israel bisa menyeberang laut untuk menghindari tentara Firaun. Setelah semua orang menyeberang, tentara Firaun masih berada di dalam laut yang mengering itu. Tidak lama air mulai kembali menyatu dan menenggelamkan para tentara tersebut.

Banyak yang mengatakan jika secara realistis, Nabi Musa mendapatkan bantuan dari alam berupa fenomena tsunami yang muncul setelah gempa bumi terjadi di laut tersebut. Biasanya, sebelum tsunami muncul, air akan menjauh terlebih dahulu sebelum akhirnya menghantam daratan dengan arus yang tinggi dan menenggelamkan semuanya.

Dari sisi ilmiah, menurut Parker, Nabi Musa tidak benar-benar membelah laut. Bahkan bukan juga karena tsunami karena air akan kembali muncul dalam kurun 20 menit dan itu tidak memberikan kaum Israel cukup waktu untuk menyeberang.

"Nabi Musa sepertinya tidak akan bisa memprediksi kapan gempa dan tsunami datang. Namun saya percaya jika dia menggunakan pengetahuan lokalnya terhadap pasang surut air laut. Di Teluk Suez, pasang surut berarti bagian-bagian di bawah laut bisa mengering selama berjam-jam sebelum air akhirnya kembali.

Pengalamannya tinggal di padang gurun, membuat Musa dapat memprediksi kapan pasang surut itu terjadi dengan melihat bulan. Awan debu yang muncul dari kereta kuda tentara juga dijadikan perhitungan untuk mengukur waktu kedatangan tentara.

Pengetahuan ini tentu saja tidak dimiliki oleh para tentara yang tinggal di sepanjang sungai Nil. Sungai itu terhubung dengan laut Mediterania dan tidak memiliki pasang surut yang seperti laut merah.

"Dengan mengetahui kapan pasang surut laut terjadi, berapa lama dasar laut akan mengering, dan kapan air akan kembali menyatu, dijadikan sebagai perhitungan Musa dalam misi penyelamatan kaum Israel," ujar Parker.

Dalam alkitab disebutkan jika pelarian dramatis itu terjadi saat bulan purnama penuh. Ini artinya, air surut sampai ke titik terendah sehingga air laut bisa kering dalam waktu lebih lama. Ini memberikan waktu yang cukup untuk mereka menyeberang. Jika air surut di titik terendah, ini juga berarti jika pasang berada di titik yang tertinggi sehingga sangat mungkin untuk menenggelamkan tentara Firaun.

Kisah Alkitab itu juga menyebutkan jika ada bantuan angin kencang dari arah timur yang membantu mendorong air kembali dengan kuat. Meski Parker percaya dengan kedatangan angin itu, tetap saja, ia merasa jika prediksi pasang surut air laut yang diperhitungkan Musa merupakan pertimbangan waktu yang tepat dan menjadi faktor utama misi penyelamatan itu sukses.

Penjelasan Parker ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, sejarawan kuno pda tahun 80 dan 40 sebelum masehi, bernama Artapanus, mengatakan 'Musa telah berkenalan dengan negara ini. Dia menunggu datangnya pasang surut dan membawa orang-orang saat laut mengering'. Nah, kajian ini tergantung nalar masing-masing.Believe or Not. (sumber: vivanews)

Pemikiran Strategis DR RE Nainggolan Untuk Percepatan Kebangkitan Tapanuli (Utara)














DR RE Nainggolan (fb)=
Kabupaten Tapanuli Bagian Utara, Sumut, sering dianggap segelintir orang masih lamban dibanding kabupaten lain produk pemekarannya seperti Toba Samosir dan Humbang Hasundutan. Ada pula opini yang pernah
Dipublisir, bahwa Taput itu masih “jalan di tempat”. Benarkah? Memang lebih banyak yang membantah opini itu dibanding yang menganggukkan kepala. Namun, terlepas dari benar tidaknya
opini tersebut, tak perlu mengundang polemik prokontra masuk ke wilayah opini umum. Artinya, pendapat yang bagaimanapun miringnya, hendaknya digiring sebagai kritik positip dalam kerangka
kepedulian terhadap kondisi Tapanuli Utara. Sekaligus juga menjadi cemeti untuk senantiasa terjaga
mengevaluasi kelemahan dalam konteks percepatan kemajuan.
Di bawah kepemimpinan duet Nikson Nababan dan Mauliate Simorangkir yang pada masa kampanye diakronimkan NIKMAT, memang belum bisa diukur sudah sejauh mana hasil yang sudah
dicapai, terkait visi misi yang mereka usung. “Masih terlalu dini menilai dan apa parameternya
juga masih harus jelas, karena usia kepemimpinan beliau setahun pun belum genap,” kata Reynold
Simanjuntak, perantau asal Tarutung yang kini bermukim di Halmahera, Maluku Utara, saat pulkam baru-baru ini. Karenanya, jika buru-buru sudah ada opini yang mengemuka bahwa duet itu tidak
menunjukkan gebrakan berarti, itu hanya opini emosional yang tidak diperkuat penilaian yang
argumentatif.
Pasca pemekaran yang antara lain juga dibidani RE Nainggolan saat menjabat Bupati Taput, memang beban eksekutif dan legislatif untuk mengurus wilayah yang memiliki 15 kecamatan ini terasa sudah lebih ringan. Dibanding ketika Taput sebegitu luasnya dan sebegitu kompleksnya kebutuhan dan problema yang harus diatasi. Namun hal itu bukan berarti bahwa memacu percepatan kemajuan kabupaten induk ini  sudah gampang. Secara global Reynold melihat masalah krusial yang harus diatasi, bagaimana melipatgandakan alokasi dana pusat dan provinsi untuk
mengintensifkan kemajuan daerah ini. Kepiawaian dan kegigihan eksekutif berkolaborasi dengan legislatif melakukan lobi-lobi ke pusat, sangat menentukan.” Saya rasa keterlibatan Pak RE Nainggolan sebagai tokoh masyarakat Sumut yang lama berkecimpung sebagai birokrat tulen sangat dibutuhkan ikut menggeluti problema yang dihadapi pada periode kepemimpinan Nikson Nababan dan Mauliate Simorangkir.Karena Pak Nainggolan itu cukup berpengaruh di level provinsi maupun pusat,” papar Reynod Simanjuntak, salah satu caleg PDI Perjuangan untuk provinsi Maluku Utara yang belum beruntung ikut duduk sebagai legislator pemenang. RE Nainggolan yang dimaksud adalah mantan Sekda Provinsi Sumatera Utara, mantan Bupati Tapanuli Utara periode 1999-2004, yang kemudian memilih menapaki karier kepamongannya daripada memenuhi aspirasi masyarakat menjabat Bupati untuk kedua kalinya.
Lebih jelasnya, Reynold meringkaskan opininya, bahwa “pemikiran tokoh sekaliber RE Nainggolan
masih dibutuhkan dalam konteks bmempercepat kemajuan Taput ke depan”. Dengan kata lain,  duet pemimpin Taput  Nikson-Mauliate, hendaknya tangan terbuka menerima bahkan meminta kesediaan tokoh-tokoh asal Taput seperti RE Nainggolan sebagai memperkuat barisan think thank yang ada.  Dengan catatan, jangan pernah timbul keraguan apalagi rasa malu melibatkan ide-ide orang di luar pemerintahan sepanjang untuk melengkapi dan menyempurnakan program yang telah diplot. Banyak pemimpin yang merasa risih kalau programnya dimasuki ide pihak eksternal, dan itulah yang disebut egoisme ide yang sering merugikan jalannya roda pembangunan.
Taput itu, masih opini yang dikutip dari putra Tarutung beristerikan perempuan Halmahera ini, sebagai daerah yang masih mengandalkan sektor pertanian sebagai kontributor utama, masih banyak kekurangan di sana-sini. Masih banyak petani yang susah berbuat banyak untuk peningkatan kesejahteraannya karena dililit kemiskinan permodalan, dan masih kurangnya pemahaman tentang modernisasi pertanian, karena sentuhan dari aparat instansi terkait tidak (belum) ada. Dan kalau pun sentuhan aparat seperti PPL katanya sudah ada, namun belum signifikan. Mayoritas petani di daerah pedalaman masih terperangkap ketidaktahuan atau apatisme menyangkut kinerja pemerintah dalam mensejahterakan hidupnya. Arti kasarnya, kalaupun misalnya rakyat itu tahu ada kegiatan pembangunan di daerahnya, seolah-olah mereka menganggap itu hanya untuk keuntungan pihak tertentu saja (kontraktor misalnya). Banyak warga desa masih berwajah masam sekalipun ada proyek pembangunan di daerahnya.
Mengapa. Karena mindset kebanyakan warga di desa masih berkutat pada pola pikir lama yang tak sesuai lagi dengan perubahan. Ketika ada acara-acara seremonial dihadiri petinggi pemerintahan di desa, warga desa memang berbondong-bondong hadir. Keingintahuan memang normal ada pada setiap orang. Tapi begitu warga menyimpulkan bahwa subtansi seremoni masih dibingkai kata “akan”, di saat itu pula akan terdengar senyum apatis diselingi komen-komen yang tak enak didengar telinga.
Artinya di sini, berangkat dari opini Reynold tadi, sentuhan-sentuhan berpola blusukan a la Jokowi memang mudah populer. Tapi apakah pola-pola pendekatan bergaya seremonial memang akan membuahkan hasil, itulah yang perlu dicermati.
Karena itu, beralasan juga jika pelibatan tokoh-tokoh berpengalaman birokrasi seperti RE Nainggolan atau tokoh lain yang kapabelitas dan kredibilitasnya tak diragukan, dalam melengkapi pemikiran-pemikiran para think thank  di lingkungan Pemkab Taput, merupakan alternatif yang perlu direalisasikan. Tokoh sekaliber RE Nainggolan yang dikenal cinta sepenuh terhadap bona pasogitnya Tapanuli Utara, pasti tidak berkeberatan bila trik dan pendapatnya memang diminta tanpa mengurangi kompetensi kepemimpinan daerah. Beliau tentu punya konsep strategis yang belum sempat diimplementasikan saat menjadi bupati di sana. (=)