Selasa, 24 Februari 2015

Suku Polahi di Gorontalo, Sang Ibu Boleh Kawin Dengan Anak Kandung...

Wahai ibu-ibu, kebayang nggak anda kawin dengan anakmu yang laki-laki ? Mungkin anda merasa risih dan tidak akan enak berumah tangga dengan anaknya sendiri. Akan tetapi itu tidak akan terjadi untuk Suku Polahi di pedalaman Gorontalo. Mereka sampai saat ini - seperti dikutip dari web regional.kompas.com - justru kawin dengan sesama saudara sekandung. Kalau di India yang terjadi adalah Wanita Menikah Dengan 5 Pria Bersaudara. Eh kalau ini lebih dahsyat lagi.
Untuk masyarakat umum seperti kita-kita ini, menikah / kawin dengan saudara kandung adalah merupakan sebuah pantangan, dan bahkan tidak bisa ditoleransi. Tetapi, hal itu tidak berlaku bagi suku Polahi di pedalaman Gorontalo. Hingga saat ini mereka justru hanya kawin dengan sesama saudara mereka.

Apa kata mereka ?

"Tidak ada pilihan lain. Kalau di kampung banyak orang, di sini hanya kami. Jadi kawin saja dengan saudara," kata Mama Tanio, salah satu perempuan Suku Polahi yang ditemui di Hutan Humohulo, Pegunungan Boliyohuto, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, minggu lalu.
Eksistensi Suku Polahi

Suku Polahi adalah merupakan suku yang masih hidup di pedalaman hutan Gorontalo. Mereka memiliki beberapa kebiasaan yang primitif. Tidak mengenal agama dan pendidikan, serta cenderung tidak mau hidup bersosialisasi dengan warga lainnya.

Meskipun beberapa keluarga Polahi sudah mulai membangun tempat tinggal tetap akan tetapi kebiasaan nomaden mereka masih ada. "Suku Polahi akan berpindah tempat, jika salah satu dari keluarga mereka meninggal".
Perkawinan Sedarah Kandung

Mereka memiliki kebiasaan yang primitif. Salah satu kebiasaan yang hingga saat ini masih terus dipertahankan oleh suku Polahi adalah kawin dengan keluarga sendiri yang masih satu darah. Ini merupakan Hal biasa bagi mereka ketika seorang ayah mengawini anak perempuannya sendiri, begitu juga seorang anak laki-laki kawin dengan ibunya.

Kondisi ini diakui oleh satu keluarga Polahi yang ditemui di hutan Humohulo. Kepala sukunya, Baba Manio, meninggal dunia sebulan lalu. Baba Manio beristri dua, Mama Tanio dan Hasimah. Dari hasil perkawinan dengan Mama Tanio, lahir Babuta dan Laiya.

Babuta yang sekarang mewarisi kepemimpinan Baba Manio memperistri adiknya sendiri, hasil perkawinan Baba Manio dengan Hasimah. Hasimah sendiri merupakan saudara dari Baba Manio. Kelak anak-anak Babuta dan Laiya akan saling kawin juga.

"Kalau mau kawin, Baba Manio membawa mereka ke sungai. Disiram dengan air sungai lalu dibacakan mantra. Sudah, cuma itu syaratnya," ujar Mama Tanio dengan polosnya.

Ketertinggalan mereka di hutan dan tidak adanya pengetahuan bagi mereka terhadap etika sosial dan agama membuat suku Polahi tidak mengerti bahwa inses dilarang. Menurut mereka, kawin dengan sesama saudara kandung adalah salah satu cara untuk mempertahankan keturunan Polahi. 

"Yang mengherankan, tidak ada dari turunan mereka yang cacat sebagaimana akibat dari perkawinan satu darah pada umumnya," ujar Ebbi Vebri Adrian, seorang juru foto travel yang ikut menyambangi suku Polahi.

Faktanya, belum terdapat penelitian yang bisa mengungkapkan akibat dari perkawinan satu darah yang terjadi selama ini di Suku Polahi. Tetapi, dibandingkan dengan suku-suku pedalaman lainnya di Indonesia, mungkin hanya Polahi yang mempunyai kebiasaan primitif tersebut. Sebuah ironi atau keprihatinan yang masih saja terjadi di belahan bumi Indonesia ini.

Semoga informasi di atas tentang Suku Unik Di Polahi,tentang seorang ibu bisa Kawin dengan anak laki-lakinya atau seorang ayah kawin dengan anak perempuannya hanya sebagai penambah pengetahuan kita. Tapi bukan untuk ditiru lho, karena kita adalah manusia yang beragama. Seperti dikutip dari Viva.(LTSS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar