Sabtu, 29 Agustus 2015

Semangat Merdeka, Udin pun Sampai di Puncak

Berjuang,berjuang menerobos tantangan
BATAKINDONEWS.COM -
Semangat merdeka? Atau hanya sekadar semangat menguji nyali dan kebanggaan menjadi orang nomor satu mendapatkan hadiah. Boleh jadi, apa saja nama semangatnya. Foto di atas adalah bagian dari momentum keriangan generasi muda setiap menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus. Banyak komunitas warga yang secara spontan menyelenggarakan lomba panjat pinang dengan ragam hadiah yang diperagakan di puncak pinang yang batangnya dilumuri minyak pelumas, seperti halnya lomba panjat pinang yang diadakan di tanggul Aek Sigeaon Km 2 Tarutung-Sipoholon ini. Ramai memang setiap HUT Kemerdekaan di kota ini. Habis, mau kemana lagi. Tarutung dan Sipoholon itu minus hiburan. Memang ada tontonan menarik lainnya Hoda Marsiadu (pacuan kuda) atau motor cross di Siborongborong, tapi tak sertamerta semua orang ke sana, dengan berbagai alasan. Nah, dari pada bengong atau cuma melihat kerumunan orang ramai yang hilir mudik di berbagai pelosok kota, kebanyakan lalu memilih nongkrong menonton lomba panjat pinang. Lumayan, cukup terhibur, apa lagi tontonan gratis, siapa tak mau.

Selasa, 25 Agustus 2015

Pensiunan Mantri Meninggal, RSU Tarutung Dikecam



Ketua PKK Taput Nyonya Nikson Nababan Satika br Simamora bersama Wabup
Mauliate Simorangkir meninjau RSUD Tarutung.=

 SARINGAR.Net –  Potret RSUD Tarutung yang lazim dinamakan RSU Swadana, sudah sering buram akibat dikecam masyarakat daerah ini, khususnya yang pernah berurusan ke RSU yang dikelola pemerintah ini. Kritik pedas dari warga seakan sudah akrab dengan rumah sakit yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda ini. Sorotan dari media juga sudah berulangkali mengemuka. Salah satu penyebabnya, menyangkut aspek pelayanan yang dinilai “bobrok”,  lebih buruk dibanding dulu ketika rumah sakit ini terkenal dengan kualitas dokter dan pelayanan paramedisnya.
 Kecaman terbaru muncul dari keluarga Mangantar Silalahi (59). Dianggap karena lambannya pelayanan, Mangantar Silalahi pensiunan mantri yang puluhan tahun bertugas di RSU Tarutung, akhirnya mengembuskan nafas terakhir, Selasa (18/8) sore.
 Meninggalnya sang mantri itu tak diterima pihak keluarga sebagai sudah takdir. Adalah Asido Silalahi anak almarhum Mangantar Silalahi, yang angkat bicara kepada media, menyebut kematian ayahnya akibat lambannya pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit.
 Menurut Asido seperti dilansir media cetak, almarhum Mangantar Silalahi dibawa keluarga untuk pemeriksaan kesehatan kedua kalinya di RSUD Tarutung. Pihak rumah sakit menyarankan agar Mangantar Silalahi dirawat inap di sana. Keluarga pun menyetujui saran itu. Tapi karena kurangnya pelayanan, pihak keluarga almarhum minta surat rujukan. Tapi, ditunggu sampai beberapa jam, surat rujukan dimaksud tak k unjung diberikan.
 Bagi Asido Silalahi yang juga aktivis Partai Demokrat Taput itu, kematian ayahnya yang tragis akibat lambannya pelayanan di rumah sakit itu.”Kami sekeluarga tak terima dan akan menuntut dokter yang menangani,” tandas Asido di tengah rasa sedihnya. Ayahnya dikebumikan hari Sabtu (22/8) di pekuburan keluarga di Hutabarat. Semasa aktif sebagai mantri di RSU Tarutung, Mangantar Silalahi dikenal dengan spesifikasi fisioterapi yang pertama kali ada di rumah sakit itu.
 Lalu, apa  tanggapan pihak RSUD Tarutung seputar tudingan keluarga alm Mangantar Silalahi. Tampaknya sudah hal biasa, managemen RSUD Tarutung membantah tudingan seperti itu. Mereka menolak kalau disebut kematian pasien itu akibat kesalahan mereka. Katanya, ada rujukan diberikan agar pasien (Mangantar Silalahi) dibawa ke RS Adam Malik,Medan.
 Dokter D Manullang yang menangani pasien meninggal itu ngotot mengakui surat rujukan  sudah diberikan agar pasien itu dibawa ke RS Adam Malik. “Saya sudah beritahu dulu pada keluarga pasien agar membawa pasien ke rumah sakit Adam Malik, selain itu kami juga menyarankan supaya si pasien melakukan cuci darah di sini, tapi pihak keluarga tak mengindahkan,” kata D Manullang yang didampingi Direktur RSUD Tarutung dr Ganda Nainggolan dan wakilnya S Manurung.
 Sejak terbitnya kasus kematian Mangantar Silalahi di media cetak, ragam komentar warga Tarutung yang umumnya mengecam sistem pelayanan RSUD Tarutung yang  belakangan ini dianggap sudah bobrok. “Itu sebabnya banyak orang lebih memilih berobat ke rumah sakit lain kalau penyakitnya sudah agak serius daripada dirawat di Tarutung,” ujar seorang warga yang sedang membaca berita kematian Mangantar Silalahi itu di salah satu koran harian.
 Namun beberapa hari kemudian, Asido Silalahi anak almarhum pensiunan mantri yang kini bekerja membantu-bantu di Kantor Catatan Sipil Taput, mengatakan kepada SaARINGAR.Net, bahwa ikhwal gugatannya terhadap RSUD Tarutung tak diteruskan lagi." Tidak saya lanjutkan lagi," ujarnya singkat, Senin (7/9).

Senin, 24 Agustus 2015

Senyum Misterius Monalisa

BATAKINDONEWS.COM- Banyak penduduk dunia tahu atau minimal pernah dengar siapa Leonardo da Vinci seniman besar berkelas dunia, dan apa nama lukisannya yang paling kesohor.  Lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci mungkin adalah lukisan paling terkenal sepanjang masa, gambaran senyum halus dan menawan berpose memuaskan generasi pecinta seni hingga lebih dari 500 tahun lamanya. Senyum Mona Lisa seolah-olah menyimpan misteri yang tersembunyi, sehingga begitu mempesona dan menebarkan daya tarik       kepada para pencinta seni selama ini.
Namun, belum lama ini, para peneliti telah mengidentifikasi semacam ilusi optik yang halus terdapat dalam senyum misterius lukisan itu. Para peneliti berhasil memecahkan salah satu misteri lukisan paling abadi tersebut dengan jalan memeriksa lukisan karya Leonardo da Vinci lainnya yaitu lukisan La Bella Principessa.


Misteri Lukisan Senyum Mona Lisa Terpecahkan


Apa yang mereka temukan adalah bahwa da Vinci telah menerapkan ilusi optik halus dalam lukisannya dengan memadukan warna untuk mengeksploitasi peripheral vision pengamat, suatu teknik yang bisa memberikan bentuk penampilan mulut yang berbeda tergantung pada bagian mana pengamat lukisan berfokus.

Pada lukisan La Bella Principessa misalnya, bentuk mulut tampaknya kemiringan ke bawah bila dilihat secara langsung dari dekat namun ketika diamati secara tidak langsung, lukisan tersebut menebar senyum yang sungguh mempesona. Da Vinci diyakini telah menerapkan teknik yang sama ini ketika ia melukis Mona Lisa.

Misteri Lukisan Senyum Mona Lisa Terpecahkan
Studi ini mengungkapkan bagaimana La Bella Principessa (kanan), yang dilukis oleh da Vinci sebelum Mona Lisa (kiri) pada akhir abad ke-15, menggunakan trik pintar untuk memikat pengamat. Dengan keahlian pencampuran warna untuk mengeksploitasi visi perifer, bentuk mulut subjek tampaknya berubah sesuai dengan sudut pandang.

Misteri Lukisan Senyum Mona Lisa Terpecahkan
Para peneliti meminta relawan untuk melihat versi digital manipulasi dari tiga buah lukisan da Vinci, yaitu La Bella Principessa (atas), Mona Lisa (tengah) dan Potret dari Girl oleh Piero del Pollaiuolo (bawah). Mereka mengubah tingkat blur pada lukisan tersebut untuk memeriksa apakah cara ini dapat merubah kesan tersenyum mereka atau tidak. Bagaimana menurut Anda?

Misteri Lukisan Senyum Mona Lisa Terpecahkan
Bila dilihat secara langsung, kemiringan dari mulut dalam Mona Lisa (foto atas) adalah jelas ke bawah. Tetapi ketika mata bergerak ke tempat lain untuk memeriksa fitur lainnya, bentuk mulut seolah mengambil bagian atas, sehingga menciptakan senyum yang hanya bisa dilihat langsung

"Seolah-olah senyum itu menghilang secepat pengamat mencoba untuk 'menangkap', teknik ini telah dikenal sebagai ilusi visual 'uncatchable smile'," tulis para peneliti dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Vision Research.(viva)

Jumat, 14 Agustus 2015

Tiba-tiba Luhut Panjaitan Menjadi Menkopolhukam



                          Jokowi lantik menteri Kabinet Kerja. ©2014 Setpres/CahyoBruri Sasmito

BATAKINDONEWS.COM - Presiden Joko Widodo menjawab isu reshuffle sejumlah menteri dalam Kabinet Kerja dan pejabat setingkat menteri. Hari ini, Jokowi, sapaannya, resmi melantik sejumlah menteri untuk menempati pos kementerian yang tinggal pendahulunya.

Pantauan merdeka.com di Istana Negara, Rabu (12/8), pelantikan dilakukan sekitar pukul 13.30 WIB. Pelantikan ini dihadiri seluruh menteri, petinggi lembaga negara dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Menteri yang berdiri di posisi terdepan di samping Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Ada empat wajah baru yang mengisi Kabinet Kerja Jokowi. Mereka adalah Darmin Nasution sebagai Menko Perekonomian, Thomas Lembong sebagai Menteri Perdagangan, Rizal Ramli sebagai Menko Maritim, dan Pramono Anung sebagai Sekretaris Kabinet.

Sedangkan dua nama lainnya wajah lama yang berganti posisi jabatan. Luhut Panjaitan menjadi Menko Polhukam dan Sofyan Djalil sebagai Kepala Bappenas.
Pelantikan 5 menteri ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 79/P/2015 tentang penggantian beberapa menteri periode 2014-2015. Sedangkan pelantikan Sekretaris Kabinet berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80/P/2015 tentang pemberhentian dan pengangkatan Sekretaris Kabinet.

Reshuffle Kabinet ini terbilang cepat untuk periode baru pemerintah. Mereka dilantik Oktober lalu, genap 10 bulan bekerja Jokowi mengganti sejumlah menteri kabinet kerja.
Sementara itu, Tedjo Edhy, Rachmat Gobel, Indroyono Susilo, Andi Widjajanto terusir dari kabinet. (mdk)

Tarutung Gempar, Sang Bupati Meninggal Mendadak...




Drs Parlagutan Simanjuntak =

Parlagutan Simanjuntak dan isteri Sondang boru Lumban
tobing.(Foto: repro Leonardo TSS)=
Rudy Aryanto anak bungsu Parlagutan dan menantunya
Reny Susanty br Siregar bersama cucu-cucu yang tak
sempat dilihat almarhum. Foto jepretan Leonardo TS
Simanjuntak saat wawancara khusus.
 BATAKINDONEWS.COM -
   Di kantor Gubernur Sumatera Utara, sosok Parlagutan Simanjuntak (alm) dikategorikan sebagai sosok intelektual yang visioner. Masih muda belia, visinya sudah mengglobal. Almarhum bahkan sudah pernah memprediksi semasa hidupnya, satu saat pemerintahan di Indonesia akan menganut sistem otonomi daerah dengan porsi kemandirian yang lebih besar.
 Parlagutan Simanjuntak (Hutabulu 14), ditunjuk oleh Mendagri menjadi Pejabat Sementara Bupati KDH Tk II Tapanuli Utara terhitung 9 Nopember 1966, sesuai Keputusan No.UP.14/9/9, menggantikan Elam Sibuea yang mengundurkan diri karena sakit. Tapi tugas pengabdiannya membenahi Tapanuli Utara yang begitu luas saat itu, tak berlangsung lama setelah Parlagutan meninggal dunia secara mengejutkan pada 27 Nopember 1967, hanya setahun lebih setelah memangku jabatannya. Masyarakat Tapanuli Utara ketika itu gempar setelah tersiar berita bahwa Bupati Drs Parlagutan Simanjuntak meninggal dunia di pagi hari. Penulis artikel ini (Leonardo Simanjuntak MDP) saat itu masih kecil tapi masih ingat ketika masyarakat Tarutung terlihat panik berlarian ke arah rumah dinas bupati di kawasan tangsi kota itu.
 Pria kelahiran Sidikalang 27 April 1933 ini, satu angkatan dengan sejumlah senioren birokrat di kantor Gubsu, di antaranya Drs Salmon Sagala, Drs Syurkani (mantan Walikota Medan), Syarifuddin Harahap SH, dan Lukas Hutabarat. Mereka adalah jebolan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
 Untuk menginvestigasi biografi almarhum Parlagutan Simanjuntak, penulis selama dua hari menelusuri keberadaan putra-putri almarhum di kota Medan setelah sebelumnya mencari info di Tarutung dan Balige. Jerih payah itu akhirnya tak terasa setelah berhasil menemukan Rudy Aryanto Simanjuntak S.Sos, putra bungsu almarhum di kompleks ex APDN Medan.
 Masih terasa nada getar memelas saat Rudy mengungkap sekilas perihal ayahandanya tercinta, yang sesungguhnya tidak sempat dikenalnya secara dekat karena ketika ayahnya meninggal, justru Rudy masih dalam kandungan ibunya Sondang br Lumbantobing (alm). Saya masih dalam kandungan ibu ketika bapak meninggal , katanya sambil menatap foto lukisan ayahnya yang tergantung di dinding ruang tamu. Rudy Aryanto Simanjuntak saat ini bertugas di Kantor Sekwan DPRD Sumut.
 Meski tak sempat mengenal langsung ayahnya, Rudy banyak mengetahui tentang ayahnya dari cerita ibunya. Ibu selalu cerita tentang kecerdasan bapak dan semangat belajarnya yang tinggi. Kami diharapkan bisa mengikuti jejak bapak , tutur pria berpenampilan apa adanya yang menikahi Reny Susanti boru Siregar SE. Dia juga mendengar cerita bahwa bapaknya almarhum adalah salah satu putra Batak yang pertama sekali mengenyam pendidikan formal di Amerika. Beliau dipercayakan Menteri Pertama RI pada tahun 1961 tugas belajar di Wayne State University Detroit , Michigan , USA . Mata kuliah yang diperdalam ketika itu adalah Public and Local Government Administration. Suatu kepercayaan luar biasa dimana pada waktu itu banyak birokrat yang menginginkan kesempatan serupa, tapi kurang beruntung terpilih.
Di TAMAN BAHAGIA
 Parlagutan Simanjuntak memang berasal dari keluarga intelektual. Almarhum adalah anak sulung dari tiga bersaudara buah perkawinan ayahnya guru Renatus Simanjuntak/ibu boru Panggabean yang berasal dari Pansurnapitu/ Sakkaran Tarutung. Dua saudaranya adalah Dr Todotua Simanjuntak dan Ir Horas Simanjuntak (keduanya juga sudah almarhum).
 Parlagutan tamat SMA-B di Medan tahun 1952, kemudian mengikuti KDC di Medan pada 1953, selanjutnya masuk Fakultas Sosial dan Politik di Universitas Gajah Mada (1954-1959). Setelah menyelesaikan tugas belajar pada KDC, Parlagutan memulai karir kepamongan di Kantor Gubernur Sumut tahun 1953, dan dari sana menjadi mantra di Kantor Bupati Deli Serdang. Pada tahun 1954 sampai 1957, mengikuti tugas belajar jurusan pemerintahan pada Fakultas Sospol UGM Yogyakarta , dan barulah pada 1956 menerima pengangkatan menjadi PNS dalam kedinasan tetap. Berikutnya sebagai pegawai Praja Tk I (DD2/III) diperbantukan pada Kantor Penyelenggaraan Pendidikan Mahasiswa Kementerian Dalam Negeri dari 1957 sampai 1959. Sejak 1 September 1959 sebagai ahli praja pada Kantor Gubernur Sumut di Medan, disusul menjadi Ahli Praja Kantor Residen Sumatera Timur sampai tahun 1960.
 Pada September 1961, Parlagutan dipercayakan mengikuti tugas belajar di Wayne State University Detroit, Michigan, Amerika setelah melalui tes seleksi yang cukup ketat. Sepulang dari Amerika, Parlagutan diangkat menjadi pejabat sementara Direktur Kursus Dinas bagian “C (KDC) di Medan pada tahun 1963.
 Karir kepamongannya terus berkibar ketika Gubernur Sumut (waktu itu dijabat PR Telaumbanua) mengangkat Parlagutan sebagai Pejabat Bupati KDH Dairi dari tanggal 5 Nopember 1965 sampai 31 Maret 1966. Tugasnya membenahi pemerintahan di Kabupaten Dairi yang notabene baru manjae (dimekarkan dari Taput tahun 1964) sangat berhasil. Boleh dikata Parlagutan lah ahli pemerintahan yang telah meletakkan dasar-dasar pengembangan daerah itu sebagai daerah yang sudah mandiri.Dari Dairi, terhitung 1 April 1966 Parlagutan ditugaskan menjadi Ahli Praja Tk I pada Kantor Bupati Tapanuli Utara di Tarutung sampai tanggal 31 Agustus 1966. Dan terhitung 9 Nopember 1966, Parlagutan ditunjuk oleh Mendagri menjadi Pejabat Bupati KDH Tapanuli Utara. Pengangkatannya menjadi pejabat bupati menurut berbagai sumber sesungguhnya merupakan green light dari pusat, bahwa Parlagutan sudah dapat restu dari Depdagri untuk diajukan menjadi calon bupati definitif. Tetapi jalannya roda sejarah terkadang bisa melenceng. Manusia hanya bisa merencanakan, Tuhan juga yang menentukan.
 Pada tanggal 27 Nopember 1967, Parlagutan Simanjuntak meninggal dunia secara mendadak dalam usia yang sangat muda (34 tahun), meninggalkan isteri Sondang boru Lumbantobing (saat itu bekerja pada Biro Pemerintahan Umum Kantor Gubsu), serta tiga orang anak yang masih kecil, yakni Hotma Yunita Simanjuntak,Carolina Sanggul Simanjuntak (putri) dan Ivan Doli Simanjuntak (putra). Sedangkan si bungsu Rudy Aryanto Simanjuntak waktu musibah itu masih berada dalam kandungan sang ibu.
 Meninggalnya Parlagutan Simanjuntak menimbulkan keprihatinan mendalam bagi segenap keluarga, pemerintah dan masyarakat. Kota Tarutung gempar pagi hari mendengar berita mengejutkan itu. “Bupati meninggal dunia,bupati meninggal,” terdengar teriakan beberapa warga yang mendengar kabar awal tentang berita duka itu. Banyak warga Tarutung sekitarnya ketika itu menangis setelah mengetahui sang bupati yang brilian ini meninggal dunia dalam usia begitu muda, dan di saat daerah Tapanuli Utara masih membutuhkan buah pikirannya untuk membangun Tano Batak yang permai. Masyaraat di seputaran Jalan Sisingamangaraja bergegas bergerombol-gerombol menuju kawasan tangsi tempat kediaman bupati. Ragam komentar, dugaan, analisis, mengemuka saat itu.
 Jenazah almarhum mendapat kehormatan dimakamkan di Taman Bahagia jalan Sisingamangaraja Medan, tak jauh dari Taman Makam Pahlawan. Beliau dikategorikan wafat saat menjalankan tugas, selain mengingat jasa-jasanya selaku ex anggota Tentera Pelajar.
 Bapak sudah pergi, tapi beliau meninggalkan jejak dan nama harum bagi kami anak-anaknya, karena semua anak-anaknya tidak sampai terlantar, bisa menyambung hidup secara wajar , kata si bungsu Rudy Aryanto berkilas balik tentang meninggalnya sang ayah. Rudy hanya tahu bahwa ayahnya orang pintar dan kesayangan gubernur. Tapi kisah tentang sang papa Rudy tahu dari bundanya, Sondang br Lumbantobing yang berasal dari Saitnihuta, Tarutung.
 Ke empat putra-putri almarhum meneruskan jejak sang ayah meraih gelar sarjana berbeda jurusan di bawah pengasuhan sang ibu Sondang boru Lumbantobing (berasal dari Desa Saitnihuta Tarutung), sebelum sang ibu tercinta juga meninggal dunia tahun 2002 akibat digerogoti penyakit gula kronis. Anak paling sulung Hotma Yunita Simanjuntak SE menikah dengan Yulius Bonar Siagian yang bekerja di PTPN IV, anak kedua (juga putri) Carolina Sanggul Simanjuntak SH menikah dengan Benny Hutagalung staf pada Dinas Kehutanan Sumut, anak ketiga (putra) Ivan Doli Simanjuntak yang bekerja pada Bapedalda Sumut menikah dengan Devi Naiborhu SH, dan Rudy Aryanto si bungsu beristerikan Reny Susanty br Siregar SE. Almarhum Parlagutan sudah memiliki beberapa orang cucu.
 Masih mengenang penuturan ibunya semasa hidup, Rudy Aryanto menyebut bahwa ayahnya dipersiapkan menjadi Bupati Tapanuli Utara atas saran dari Jenderal Maraden Panggabean (alm) dan didukung sepenuhnya oleh Gubernur Sumut. Karena pada masa itu merupakan peralihan dari masa orde lama ke orde baru, dipandang perlu menempatkan seorang figur berlatar keahlian pemerintahan untuk memulihkan situasi kondisi pemerintahan di Taput." Bapak punya konsep yang sangat bagus untuk membangun kampung halamannya sesuai ilmu yang diperdalamnya di luar negeri, ibu banyak bercerita tentang berbagai buah pikiran bapak ", tutur Rudy Aryanto.
 Drs Parlagutan Simanjuntak putra Silindung yang brilian itu sudah pergi menghadap Tuhannya. Meski tak sempat memangku tugas menjadi bupati definitive, namanya ikut tercatat dalam sejarah pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara. Sejumlah gagasan dan karya buah pikirannya mungkin masih membekas di daerah ini, walau pun sudah agak samar oleh perubahan-perubahan zaman yang bergerak sangat cepat.

BIODATA

Nama : Drs Parlagutan Simanjuntak (Hutabulu 14)
Lahir : 27 April 1933 di Sidikalang
Pendidikan :- SMA-B di Medan (1952) – KDC di Medan (1953) – Fakultas Sospol UGM 1954-1959)– Pendidikan khusus di Detroit USA

Karier : Dosen USU Medan (1960-1961) KDC di medan (1963-1964) Dosen APDN Medan (1964-1966) Dosen Univ. Dharma Agung (1960-1966) Dosen Univ.17 Agustus Medan (1964-1965) Dosen IKIP Medan (1964-1966)

Organisasi : Sekretaris Umum GMKI Yogya (1956-1957), Ketua GAMKI Sumut (1963-1966),Ketua Umum Ikatan Pamongpraja Indonesia (1964) Ketua Ikatan Sarjana Karyawan Indonesia (1967)

Nama Isteri : Sondang Lumbantobing -Profesi : PNS pada Biro Pemerintahan Umum Ktr Gubsu (meninggal pada 2002)

(Profil almarhum Parlagutan Simanjuntak sudah dibukukan dalam Buku Profil Pemimpin Pemerintahan di Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2008,  penulis/editor Leonardo TS Simanjuntak )

Selasa, 11 Agustus 2015

Kenapa DPR RI Turun ke Bendungan Sidilanitano




Komisi V DPR didampingi Bupati Nikson Nababan saat meninjau bendungan
Sidilanitano di Siborongborong


  BATAKINDONEWS.COM -  Anggota DPR RI komisi V yang terdiri dari Michael Wattimena, SE, MM, Sahat Silaban, Sukur Nababan, H. M Salim Fakhry, SE, MM, DR. Capt. Anton Sihombing, DR. Ir H Bahrum Daido, M.Si, Hj. Hanna Gayatri, SH, Hj. Nurhayati didampingi Kepala Balai Sungai dan Air Sumatera II dan Direktur ASDP melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke  Taput meninjau bendungan Sidilanitano yang berlokasi di desa Paniaran-Siborongborong,Selasa (4/8).

Kunjungan kerja anggota DPR RI Komisi V tersebut sebagai tindak lanjut kunjungan kerja menteri PU dan Perumahan Rakyat RI ke Taput baru-baru ini untuk melihat langsung kondisi bendungan Sidilanitano sekaligus meninjau Bandara Silangit.

Ketua Komisi V DPR RI, Michael Wattimena, SE,MM mengungkapkan bahwa kunker dimaksud untuk melihat langsung kondisi bendungan Sidilanitano terkait akan dilakukannya pembangunan bendungan tersebut untuk tahun anggaran 2015 ini.  “Pemerintah pusat melalui kementerian PU dan Perumahan Rakyat RI telah menganggarkan dana sebesar 5 miliar untuk pembangunan bendungan Sidilanitano. Pembangunan tahap pertama difokuskan pada pembangunan bendungan air, dan untuk tahap selajutnya baru dilakukan pembangunan jaringan irigasi, sehingga diharapkan masyarakat sudah dapat memanfaatkan air tersebut untuk irigasi pertanian pada  2017.   Hal itu selaras dengan nawacita presiden RI yang menitikberatkan pembangunan infrastruktur termasuk saluran irigasi pertanian “, ujar Wattimena.

Bupati Taput Drs Nikson Nababan didampingi Wakilnya Drs Mauliate Simorangkir, M.Si mengungkapkan bahwa aliran air bendungan Sidilanitano di Desa Paniaran mengaliri ribuan hektar areal persawahan di 3 kecamatan yakni Siborongborong, Sipoholon dan Pagaran. Bupati menjelaskan, “kondisi bendungan tersebut kurang baik, sehingga harus dilakukan perbaikan secepatnya berhubung debit air di musim kemarau menjadi masalah untuk areal pertanian masyarkat sekitarnya“.  “Kita juga ingin mengadopsi teknologi pengairan pertanian di Jepang dengan menggunakan metode pipanisasi ke areal pertanian karena lebih tahan lama dibanding menggunakan saluran irigasi “, ujar Nikson Nababan.

Selanjutnya rombongan anggota DPR RI Komisi V melanjutkan kunjungan dengan meninjau bandara Silangit yang akan dikembangkan menjadi bandara internasional dan diakhiri mendengarkan paparan Bupati Taput terkait berbagai aspek pembangunan di Tapanuli Utara bertempat di Hotel Sentosa Muara.

Turut hadir Ketua DPRD Taput Ir. Ottoniyer Simanjuntak dan beberapa anggota DPRD Taput, Kasdim 0210/TU Mayor K. Napitupulu, Sekdakab Taput Edward Ramses Tampubolon, SE, Ass. Pemerintahan Drs. HP Marpaung, Ass. Ekbang Drs. Parsaoran Hutagalung dan seluruh pimpinan SKPD Pemkab Taput dan pimpinan BUMD Taput. (Posting By : Leonardo TS Simanjuntak/rel)