Kamis, 10 Desember 2015

Dosmar Banjarnahor Buktikan "Hebat"nya di Pilkada Humbahas


 BATAKINDONEWS.COM - Tandem atau duet Dosmar Banjarnahor- Saut P Simamora itu hebat? Seperti diprediksi pada tayangan sebelum ini, balon bupati di Pilkada Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) yang berpasangan dengan Saut P Simamora (44), akhirnya terbukti kehebatannya setelah mengungguli empat pasangan calon (paslon) lainnya. Artinya konsep "HEBAT" yang diluncurkan Dosmar-Saut untuk mendongkrak kemajuan kabupaten yang baru berusia 12 tahun itu, tak sekadar omdo. "Dosmar memang hebat, karena beliau berangkat dari kesederhanaan dan iman ber-Tuhan yang kuat," kata warga Dolok Sanggul bermarga Sihite kepada kompasianer, Rabu (10/12). Pilkada di Humbahas memang berjalan sukses. Kalau pun ada masalah yang mencuat, itu menyangkut protes dari paslon nomor urut 1, Marganti Manullang-Ramses Purba, di mana proses pelaksanaan pilkada di daerah ini sudah sarat masalah. Masalah apa? Yakni terkait keputusan KPU Humbahas yang kontroversial, dengan ditetapkannya dua pasangan calon dari partai yang sama (Golkar). Jumlah suara yang diperoleh kedua pasangan calon dari Golkar itu cukup signifikan, mencapai 36 persen, yang jelas merugikan paslon lainnya, terutama paslon nomor urut 1. Hal itu dikatakan kuasa hukum paslon Marganti-Ramses,Tommy Sihotang kepada wartawan. Dalam hal ini pihak Marganti-Ramses, segera mendaftarkan gugatannya ke Mahkamah Konstitusi. Lepas dari permasalahan tersebut, inlah hasil pilkada Humbahas yang dicatat SARINGAR.Net, sampai Selasa malam (9/12). Paslon nomor urut 1 Marganti Manullang-Ramses Purba meraih suara sebanyak 27.941 suara (29 persen), paslon nomor utur 2 Dosmar Banjarnahor-Saut P Simamora meraih 30.456 suara (31,62 persen), paslon nomor urut 3, Rimso Maruli Sinaga-S.Derincen Hasugian meraih suara hanya 2.585 (2,68 persen), paslon nomor 4 Palbet Siboro-Henri Sihombing meraih 24.136 suara (25,66 persen), dan paslon nomor urut 5 Harry Marbun-Momento Nixon Sihombing meraup 11.213 suara (11,6 persen). Ada pun jumlah pemilih tetap sesuai DPT Humbahas tercatat 129.584 jiwa, dengan jumlah pemilih yang berpartisipasi hanya sebanyal 96.674 orang atau setara dengan 74,84 persen. Hasil pilkada Humbahas itu memang sesuai dengan prediksi para pengamat yang dihimpun media online ini, yang awalnya memperkirakan dari 5 paslon tersebut ada tiga yang secara kompetitif punya massa pendukung yang besar, yakni paslon Dosmar-Saut, paslon Marganti-Ramses, dan paslon Palbet-Henri. Di luar ketiga paslon itu, umumnya prediksi cenderung pesimis pada dua paslon lainnya, Harry-Momento, dan Maruli-Derincen. Apa sebenarnya yang membuat sejak awal Dosmar Banjarnahor diprediksi bakal menang di kabupaten yang diresmikan tahun 2003 saat Tapanuli Utara dipimpin Drs RE Nainggolan? Beragam komentar yang dicatat Kompasiana.com dari sejumlah warga sekitar September dan Nopember lalu. Katanya Dosmar itu populer di mata masyarakat Humbahas, dengan konsepsinya tentang HEBAT yang merupakan akronim dari pemikiran idealnya dalam memajukan Humbahas lima tahun ke depan. Selain itu ada yang mencitrakannya bagaikan Jokowi, sederhana, kalem, membaur, tidak angkuh atau arogan, dan visi misinya realistis, tak terlalu muluk. Sektor pertanian salah satu program penting yang diusung Dosmar meraih simpati masyarakat langsung diterima masyarakat yang umumnya hidup dari sektor pertanian, karena selama dua priode kepemimpinan Maddin Sihombing-Marganti Manullang, ada anggapan belum dipacu maksimal dan masih menitikberatkan pada infrastruktur. Pada hal 10 tahun itu sudah cukup lama untuk membuat kemajuan di semua lini, ujar warga lainnya seorang ibu boru Simamora yang tampaknya sangat kritis memandang prospek Humbahas. Dengan kemenangan Dosmar-Saut, suara-suara masyarakat di Dolok Sanggul mengharapkan kiranya pasangan itu segera mendapat legal standing. Juga dihimbau agar para TS (tim sukses) Dosmar tak perlu sesumbar berkaok-kaok di sana-sini secara berlebihan mendeklarasikan diri sebagai "hero" kemenangan Dosmar-Saut. Hal yang bisa memancing antipati terutama para pendukung paslon lain. "Ingkon marserep ni roha nasida, unang gabe marginjang roha manang mangasahon hamonangan ni si Dosmar," ujar salah seorang warga berusia 70 an saat berbincang di kedai kopi. Maksud ucapan lokal itu, mereka (kubu Dosmar) harus tetap rendah hati jangan menjadi angkuh tinggi hati dan menganggarkan kemenangan Dosmar, yang justru bisa memicu antipati di tengah masyarakat. Nah, para adviser atau yang namanya orang utama di lingkaran ring 1 kubu Dosmar-Saut, bolehlah mewanti-wanti harapan yang bagus itu semacam masukan yang berharga.
Artinya, Dosmar-Saut lima tahun ke depan harus membuktikan mereka tampil beda dari pemimpin pemimpin Humbahas sebelumnya. Kalau almarhum Manatap Simanungkalit itu bagus, atau Maddin Sihombing-Margati Manullang itu dinilai sudah prestatif selama 10 tahun, maka duet Dosmar-Saut mampu lebih baik dari itu. 
(Leonardo Simanjuntak/lihat juga di media online Kompasiana/Kompas.com)



eperti diprediksi pada tayangan Kompasiana.com sebelum ini, balon bupati di Pilkada Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) yang berpasangan dengan Saut P Simamora (44), akhirnya terbukti kehebatannya setelah mengungguli empat pasangan calon (paslon) lainnya. Artinya konsep "HEBAT" yang diluncurkan Dosmar-Saut untuk mendongkrak kemajuan kabupaten yang baru berusia 12 tahun itu, tak sekadar omdo. "Dosmar memang hebat, karena beliau berangkat dari kesederhanaan dan iman ber-Tuhan yang kuat," kata warga Dolok Sanggul bermarga Sihite kepada kompasianer, Rabu (10/12). Pilkada di Humbahas memang berjalan sukses. Kalau pun ada masalah yang mencuat, itu menyangkut protes dari paslon nomor urut 1, Marganti Manullang-Ramses Purba, di mana proses pelaksanaan pilkada di daerah ini sudah sarat masalah. Masalah apa? Yakni terkait keputusan KPU Humbahas yang kontroversial, dengan ditetapkannya dua pasangan calon dari partai yang sama (Golkar). Jumlah suara yang diperoleh kedua pasangan calon dari Golkar itu cukup signifikan, mencapai 36 persen, yang jelas merugikan paslon lainnya, terutama paslon nomor urut 1. Hal itu dikatakan kuasa hukum paslon Marganti-Ramses,Tommy Sihotang kepada wartawan. Dalam hal ini pihak Marganti-Ramses, segera mendaftarkan gugatannya ke Mahkamah Konstitusi. Lepas dari permasalahan tersebut, inlah hasil pilkada Humbahas yang dicatat Kompasiana.Com, sampai Selasa malam (9/12). Paslon nomor urut 1 Marganti Manullang-Ramses Purba meraih suara sebanyak 27.941 suara (29 persen), paslon nomor utur 2 Dosmar Banjarnahor-Saut P Simamora meraih 30.456 suara (31,62 persen), paslon nomor urut 3, Rimso Maruli Sinaga-S.Derincen Hasugian meraih suara hanya 2.585 (2,68 persen), paslon nomor 4 Palbet Siboro-Henri Sihombing meraih 24.136 suara (25,66 persen), dan paslon nomor urut 5 Harry Marbun-Momento Nixon Sihombing meraup 11.213 suara (11,6 persen). Ada pun jumlah pemilih tetap sesuai DPT Humbahas tercatat 129.584 jiwa, dengan jumlah pemilih yang berpartisipasi hanya sebanyal 96.674 orang atau setara dengan 74,84 persen. Hasil pilkada Humbahas itu memang sesuai dengan prediksi para pengamat yang dihimpun Kompasianer Leonardo Simanjuntak, yang awalnya memperkirakan dari 5 paslon tersebut ada tiga yang secara kompetitif punya massa pendukung yang besar, yakni paslon Dosmar-Saut, paslon Marganti-Ramses, dan paslon Palbet-Henri. Di luar ketiga paslon itu, umumnya prediksi cenderung pesimis pada dua paslon lainnya, Harry-Momento, dan Maruli-Derincen. Apa sebenarnya yang membuat sejak awal Dosmar Banjarnahor diprediksi bakal menang di kabupaten yang diresmikan tahun 2003 saat Tapanuli Utara dipimpin Drs RE Nainggolan? Beragam komentar yang dicatat Kompasiana.com dari sejumlah warga sekitar September dan Nopember lalu. Katanya Dosmar itu populer di mata masyarakat Humbahas, dengan konsepsinya tentang HEBAT yang merupakan akronim dari pemikiran idealnya dalam memajukan Humbahas lima tahun ke depan. Selain itu ada yang mencitrakannya bagaikan Jokowi, sederhana, kalem, membaur, tidak angkuh atau arogan, dan visi misinya realistis, tak terlalu muluk. Sektor pertanian salah satu program penting yang diusung Dosmar meraih simpati masyarakat langsung diterima masyarakat yang umumnya hidup dari sektor pertanian, karena selama dua priode kepemimpinan Maddin Sihombing-Marganti Manullang, ada anggapan belum dipacu maksimal dan masih menitikberatkan pada infrastruktur. Pada hal 10 tahun itu sudah cukup lama untuk membuat kemajuan di semua lini, ujar warga lainnya seorang ibu boru Simamora yang tampaknya sangat kritis memandang prospek Humbahas. Dengan kemenangan Dosmar-Saut, suara-suara masyarakat di Dolok Sanggul mengharapkan kiranya pasangan itu segera mendapat legal standing. Juga dihimbau agar para TS (tim sukses) Dosmar tak perlu sesumbar berkaok-kaok di sana-sini secara berlebihan mendeklarasikan diri sebagai "hero" kemenangan Dosmar-Saut. Hal yang bisa memancing antipati terutama para pendukung paslon lain. "Ingkon marserep ni roha nasida, unang gabe marginjang roha manang mangasahon hamonangan ni si Dosmar," ujar salah seorang warga berusia 70 an saat berbincang di kedai kopi. Maksud ucapan lokal itu, mereka (kubu Dosmar) harus tetap rendah hati jangan menjadi angkuh tinggi hati dan menganggarkan kemenangan Dosmar, yang justru bisa memicu antipati di tengah masyarakat. Nah, para adviser atau yang namanya orang utama di lingkaran ring 1 kubu Dosmar-Saut, bolehlah mewanti-wanti harapan yang bagus itu semacam masukan yang berharga.(Leonardo Simanjuntak)

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/leonhard/konseptor-hebat-dosmar-yang-unjuk-kehebatan-di-pilkada-humbahas_566958c9127f618c078b1870
eperti diprediksi pada tayangan Kompasiana.com sebelum ini, balon bupati di Pilkada Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) yang berpasangan dengan Saut P Simamora (44), akhirnya terbukti kehebatannya setelah mengungguli empat pasangan calon (paslon) lainnya. Artinya konsep "HEBAT" yang diluncurkan Dosmar-Saut untuk mendongkrak kemajuan kabupaten yang baru berusia 12 tahun itu, tak sekadar omdo. "Dosmar memang hebat, karena beliau berangkat dari kesederhanaan dan iman ber-Tuhan yang kuat," kata warga Dolok Sanggul bermarga Sihite kepada kompasianer, Rabu (10/12). Pilkada di Humbahas memang berjalan sukses. Kalau pun ada masalah yang mencuat, itu menyangkut protes dari paslon nomor urut 1, Marganti Manullang-Ramses Purba, di mana proses pelaksanaan pilkada di daerah ini sudah sarat masalah. Masalah apa? Yakni terkait keputusan KPU Humbahas yang kontroversial, dengan ditetapkannya dua pasangan calon dari partai yang sama (Golkar). Jumlah suara yang diperoleh kedua pasangan calon dari Golkar itu cukup signifikan, mencapai 36 persen, yang jelas merugikan paslon lainnya, terutama paslon nomor urut 1. Hal itu dikatakan kuasa hukum paslon Marganti-Ramses,Tommy Sihotang kepada wartawan. Dalam hal ini pihak Marganti-Ramses, segera mendaftarkan gugatannya ke Mahkamah Konstitusi. Lepas dari permasalahan tersebut, inlah hasil pilkada Humbahas yang dicatat Kompasiana.Com, sampai Selasa malam (9/12). Paslon nomor urut 1 Marganti Manullang-Ramses Purba meraih suara sebanyak 27.941 suara (29 persen), paslon nomor utur 2 Dosmar Banjarnahor-Saut P Simamora meraih 30.456 suara (31,62 persen), paslon nomor urut 3, Rimso Maruli Sinaga-S.Derincen Hasugian meraih suara hanya 2.585 (2,68 persen), paslon nomor 4 Palbet Siboro-Henri Sihombing meraih 24.136 suara (25,66 persen), dan paslon nomor urut 5 Harry Marbun-Momento Nixon Sihombing meraup 11.213 suara (11,6 persen). Ada pun jumlah pemilih tetap sesuai DPT Humbahas tercatat 129.584 jiwa, dengan jumlah pemilih yang berpartisipasi hanya sebanyal 96.674 orang atau setara dengan 74,84 persen. Hasil pilkada Humbahas itu memang sesuai dengan prediksi para pengamat yang dihimpun Kompasianer Leonardo Simanjuntak, yang awalnya memperkirakan dari 5 paslon tersebut ada tiga yang secara kompetitif punya massa pendukung yang besar, yakni paslon Dosmar-Saut, paslon Marganti-Ramses, dan paslon Palbet-Henri. Di luar ketiga paslon itu, umumnya prediksi cenderung pesimis pada dua paslon lainnya, Harry-Momento, dan Maruli-Derincen. Apa sebenarnya yang membuat sejak awal Dosmar Banjarnahor diprediksi bakal menang di kabupaten yang diresmikan tahun 2003 saat Tapanuli Utara dipimpin Drs RE Nainggolan? Beragam komentar yang dicatat Kompasiana.com dari sejumlah warga sekitar September dan Nopember lalu. Katanya Dosmar itu populer di mata masyarakat Humbahas, dengan konsepsinya tentang HEBAT yang merupakan akronim dari pemikiran idealnya dalam memajukan Humbahas lima tahun ke depan. Selain itu ada yang mencitrakannya bagaikan Jokowi, sederhana, kalem, membaur, tidak angkuh atau arogan, dan visi misinya realistis, tak terlalu muluk. Sektor pertanian salah satu program penting yang diusung Dosmar meraih simpati masyarakat langsung diterima masyarakat yang umumnya hidup dari sektor pertanian, karena selama dua priode kepemimpinan Maddin Sihombing-Marganti Manullang, ada anggapan belum dipacu maksimal dan masih menitikberatkan pada infrastruktur. Pada hal 10 tahun itu sudah cukup lama untuk membuat kemajuan di semua lini, ujar warga lainnya seorang ibu boru Simamora yang tampaknya sangat kritis memandang prospek Humbahas. Dengan kemenangan Dosmar-Saut, suara-suara masyarakat di Dolok Sanggul mengharapkan kiranya pasangan itu segera mendapat legal standing. Juga dihimbau agar para TS (tim sukses) Dosmar tak perlu sesumbar berkaok-kaok di sana-sini secara berlebihan mendeklarasikan diri sebagai "hero" kemenangan Dosmar-Saut. Hal yang bisa memancing antipati terutama para pendukung paslon lain. "Ingkon marserep ni roha nasida, unang gabe marginjang roha manang mangasahon hamonangan ni si Dosmar," ujar salah seorang warga berusia 70 an saat berbincang di kedai kopi. Maksud ucapan lokal itu, mereka (kubu Dosmar) harus tetap rendah hati jangan menjadi angkuh tinggi hati dan menganggarkan kemenangan Dosmar, yang justru bisa memicu antipati di tengah masyarakat. Nah, para adviser atau yang namanya orang utama di lingkaran ring 1 kubu Dosmar-Saut, bolehlah mewanti-wanti harapan yang bagus itu semacam masukan yang berharga.(Leonardo Simanjuntak)

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/leonhard/konseptor-hebat-dosmar-yang-unjuk-kehebatan-di-pilkada-humbahas_566958c9127f618c078b1870

Rabu, 02 Desember 2015

Taput Kini Punya Tim Pengawal Pemerintah


Bupati Taput Nikson Nababan bersama Kajari Hotma Tambunan saat launching TP4D
di Tarutung. (rel)

 BATAKINDONEWS.COM - Pemerintah dan pembangunan punya pengawal? Ya. Itulah yang kini sudah diluncurkan. Bupati Tapanuli Utara membuka resmi launching Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D), didampingi Kepala Kejaksanaan Negeri Tarutung Hotma Tambunan selaku narasumber. Kepala Seksi (Kasi) Intelijen Pra Budy, SH bertindak selaku Ketua Tim yang nantinya berfungsi memberikan pemahaman, mengawal mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan Program Pembangunan, di Balai Data Kantor Bupati Tapanuli Utara, Rabu (02/11).
“Saya sangat menyambut baik terbentuknya Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah Daerah (TP4D) ini. Dengan adanya TP4D ini maka Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dapat bekerja dengan baik, nyaman tetapi tetap dalam pengawasan. Dengan menetapkan skala prioritas pada bidang infrastruktur, pendidikan, pertanian dan kesehatan, maka SKPD memiliki garis yang harus diikuti sesuai prioritas pembangunan tadi. Saya juga menegaskan bahwa anggaran harus seefektif dan seefisien mungkin,” ujar Bupati dalam sambutannya.
  Bupati menyampaikan bahwa seluruh program kerja Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara harus menjurus pada prioritas yang telah dicanangkan dan harus berpihak kepada kepentingan umum. “Kepentingan dan hati rakyat adalah segalanya bagi saya jadi jangan ada yang ‘nyeleneh untuk kepentingan pribadi, saya tidak akan toleransi itu dan apabila TP4D menemukan yang seperti itu, silahkan ditindak,” ujar Bupati menegaskan.
 “Terima kasih kepada pihak Kejaksaan Negeri Tarutung, dalam hal ini Bapak Kajari  sebagai narasumber dan kepala seksinya dalam memberikan pemahaman dan arah bagi SKPD dalam melaksanakan program kerja masing-masing sehingga dari mulai awal perencanaan sampai pelaksanaan tidak ada yang menyimpang,” ujar Bupati .
Pada kesempatan itu, Kepala Kejaksaan Tarutung Hotma Tambunan menyampaikan bahwa fungsi TP4D ini akan memberikan legal opinion dan memiliki fungsi intelijen untuk memberikan pemahaman, mengawal sebuah program kerja mulai dari perencanaan sampai kepada pelaksanaan. “Tim ini akan memulai pekerjaannya dari inspektorat dan Bappeda, tidak langsung ke SKPD yang bersangkutan karena akan diteliti dulu dari perencanaannya. Apabila ada temuan, itu semua pasti ada kekeliruan mulai dari perencanaan,” ujar Kajari mengawali.
“Semua pekerjaan dan program kerja yang dituangkan dalam sebuah anggaran harus merujuk pada undang-undang yang berlaku, dimana setiap turunan dari undang-undang tersebut pasti mengacu pada undang-undangnya. Bagian Humum dan Perundang-undangan, Dipenloka, Bappeda dan Inspektorat harus sinergi dengan TP4D dalam pengawalan pembangunan daerah Kabupaten Tapanuli Utara untuk kepentingan rakyat banyak. Program pemerintah dan skala prioritasnya harus berpihak kepada rakyat dan saya lihat Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara saat ini telah menetapkan skala prioritas pembangunan yang pro-rakyat,” ujar Kajari .
Hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Edward Tampubolon, Asisten II Parsaoran Hutagalung, Asisten III Osmar Silalahi, Anggota DPRD Sahat Sibarani dan Ronald Simanjuntak serta seluruh SKPD Pemkab Tapanuli Utara. (Leonardo TSS/rel)