Selasa, 31 Maret 2015

Elam Sibuea, Sang Bupati di Persimpangan Orde Lama - Orde Baru




Elam Sibuea (alm) dan isteri Marta br Sitorus (alm)- (foto: Repro Leonardo TSS) =


 Elam Sibuea
(Bupati Tapanuli Utara 1963-1966)

          Elam Sibuea (alm) menjadi Bupati Tapanuli Utara kurun waktu persimpangan antara Orde Lama ke Orde Baru. Pada tahun 1965 krisis sosial politik  melanda bangsa dan tanah air Indonesia. Dan tahun 1966 menjadi starting point (titik start) perubahan tatanan (orde) dari Orde Lama ke Orde Baru. Perubahan besar dalam semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan dimulainya program pembangunan berkelanjutan berlabel Pelita.
          Tidak begitu banyak catatan yang bisa berbicara tentang periode kepemimpinan Elam Sibuea. Data otentik tentang almarhum sangat terbatas. Demikian halnya informasi lisan yang diberikan pihak keluarga, sangatlah terbatas, kecuali menyangkut sekilas biodata dalam ruang lingkup personal dan keluarga. Putra-putri alm Elam Sibuea kebanyakan berada di Jakarta dan Bogor, dan beberapa di antaranya sudah meninggal dunia.
          Catatan yang diperoleh dari DPRD Taput dan sumber-sumber lain menyebut bahwa Elam Sibuea adalah Bupati Tapanuli Utara yang terpilih dalam pemilihan yang diselenggarakan DPRD-GR pada tahun 1963, setelah berakhirnya masa jabatan SM Simanjuntak  bulan Juni 1963. SM Simanjuntak menjabat Bupati periode 1958-1963.
          Elam Sibuea menjalani masa tugasnya terhitung 1 Juli 1963 sampai 30 Nopember 1966. Pada masa itu situasi nasional berada pada situasi instabilitas, ditandai perekonomian yang murat-marit, inflasi mata uang dan harga kebutuhan tak menentu. Rakyat di berbagai daerah masih hanyut oleh retorika-retorika politik, seiring menguatnya posisi partai-partai mapan, serta munculnya berbagai organisasi onderbow partai-partai kuat.
          Gr Mula Sinambela (87), salah satu tokoh Parkindo Tapanuli Utara yang masih hidup, saat ditemui penulis/editor di rumahnya jalan Sigompulon Tarutung, Senin sore (21 Januari 2008), mengaku tidak begitu banyak mengetahui lagi tentang Bupati Elam Sibuea. Usia tua telah membuat tokoh tua yang pernah menjadi anggota DPRD Taput itu banyak lupa tentang masa silam. Namun Sinambela masih ingat nama Cornelis Sihombing sebagai Bupati Taput yang pertama. Juga nama-nama Farel Pasaribu, Madja Purba, SM Simanjuntak, Elam Sibuea. “ Masa lalu dengan masa sekarang sudah jauh berbeda. Apalagi pada masa-masa perjuangan dulu. Para bupati dan camat tidaklah aman bertugas, sering berpindah tempat karena ancaman bahaya”, kata Guru M. Sinambela mengenang. Namun Sinambela tak menampik kalau Elam Sibuea orang pintar dan bersahaja dalam menjalankan kepemimpinannya, begitu juga dalam kehidupan sehari-hari.
          Menurut Sinambela, periode kepemimpinan pemerintahan di Tapanuli Utara terdiri dari beberapa fase bersejarah. Fase pertama periode awal setelah kemerdekaan. Fase kedua periode antara masa kedaulatan dengan masa konsolidasi berakhirnya penjajahan Belanda dan Jepang. Dan fase ketiga, periode penting berakhirnya masa Orde Lama dan lahirnya Orde Baru sejak 1966 ke atas. Lalu berikutnya, fase berakhirnya Orde Baru dan munculnya reformasi. “ Saya sudah banyak lupa sejarah, usia saya sekarang sudah 87 tahun”, tutur Sinambela ketika berkisah sekilas tentang sejumlah mantan Bupati Taput, termasuk Elam Sibuea.


PUTRA PORSEA
           Menurut data yang diperoleh penulis biografi ini (Leonardo TS Simanjuntak), Elam Sibuea menjalani masa tugasnya dari tanggal 1 Juli 1963 sampai 30 Nopember 1966. Setelah tahun 1966, jabatan Bupati Tapanuli Utara kemudian dipegang Drs Parlagutan Simanjuntak terhitung 1 Desember 1966 s/d 30 Nopember 1967 karena Elam Sibuea minta berhenti berhubung menderita sakit yang cukup serius. Tapi saat memangku tugasnya sebagai Pejabat Sementara (Pjs), Drs Parlagutan Simanjuntak meninggal mendadak disebut-sebut karena sakit. Selanjutnya AV Siahaan menjadi pejabat sementara menunggu pemilihan Bupati oleh DPRD-GR. AV Siahaan menjabat Pjs dari tanggal 1 Desember 1967 s/d 30 Mei 1968. Letkol CAJ MSM Sinaga kemudian terpilih menjadi Bupati definitif hasil pemilihan DPRD Tapanuli Utara.
          Elam Sibuea adalah cucu tertua dari Raja Musa Sibuea/Manongkar br Gurning, seorang pengetua ternama di Lumban Sibuea, Porsea. Raja Musa memiliki dua orang anak, yaitu Raja Josua Sibuea (ayahnya Elam Sibuea) dan Raja Gideon Sibuea. Raja Josua yang beristerikan boru Sitorus, dikaruniai 6 orang anak (4 anak laki-laki, 2 anak perempuan). Elam Sibuea merupakan anak tertua yang juga menikah dengan boru Sitorus. Tiga saudaranya laki-laki yakni Bungaran Sibuea (+) menikah dengan br Hutajulu, Manahan Sibuea (+) menikah dengan br Butarbutar, dan Marusaha Sibuea menikah dengan br Siregar. Sedang saudaranya perempuan, masing-masing Berliana Sibuea kawin dengan D.Manurung (Pensiunan PLN Tarutung), dan Anni Sibuea kawin dengan Simangunsong. Kedua saudara perempuan Elam kini tinggal di Pangombusan Lumban Sibuea, Porsea. Politisi terkenal Sabam Sirait yang dikenal sebagai tokoh teras PDI, masih keluarga dekat Elam Sibuea. Sabam Sirait adalah cucu
dari Raja Gideon Sibuea, saudara kandung Raja Josua Sibuea (ayah Elam Sibuea).
          D. Manurung, ipar Elam Sibuea tidak banyak bercerita tentang iparnya itu. Kepada penulis/editor yang menemuinya bulan Januari 2008 di rumahnya di pinggir jalan Pangombusan, Manurung hanya bisa menguraikan profil Elam Sibuea selintas, selain penjelasan seputar silsilah keluarga.    
          Keluarga Elam Sibuea (alm) tergolong keluarga yang sukses. Sembilan putra-putri mantan Bupati Taput ini umumnya berhasil dari segi pendidikan dan karier. Menurut D.Manurung, iparnya Elam Sibuea sangat menjunjung tinggi filosofi Batak “anakhon hi do hamoraon di ahu”. Makanya semua anak-anak disarankan rajin dan sungguh-sungguh menuntut ilmu sebagai bekal di masa depan.
          Sembilan orang putra-putri Elam Sibuea, adalah: Drs SBP Sibuea (+)/br Sitorus (Medan), Drs Torang Sibuea (+)/br Sitorus (Jakarta), Dr Toga Sibuea (+)/ br Jawa (Bogor), Raya Sibuea SH (+)/br Gultom, Juara Sibuea/br Pangaribuan (Jakarta), Drs Manuturi Sibuea/br Jawa, Tiurma br Sibuea (+)/ Manurung (Porsea), Riana Sibuea/ Nainggolan (Jakarta), dan Risma br Sibuea (+)/ Simamora (Bogor).
          R br Sitorus, menantu alm Elam Sibuea dari putra sulungnya Drs SBP Sibuea yang berdomisili di jalan Sei Ular Medan, juga tak bisa bercerita banyak tentang almarhum mertuanya, saat ditemui penulis medio Pebruari 2008 lalu. Namun satu hal masih diingatnya, yakni tanggal lahir mertuanya tanggal 16 Pebruari 1912.”Saya ingat tanggal lahir bapak, karena berkebetulan sama dengan tanggal perkawinan saya dengan anaknya”, tutur R br Sitorus yang pernah menjadi guru Bantu di SMP Negeri 2 Tarutung saat mertuanya masih menjabat bupati.                
Namun perempuan yang kini aktif dalam kegiatan gerejani ini mengaku tidak memiliki data tentang pendidikan dan riwayat pekerjaan mertuanya. “Kami tak ada yang mendokumentasi data rinci tentang almarhum, sedangkan foto almarhum juga hanya ada satu-satunya yang ada pada kami”, ujarnya seraya menunjuk sebuah foto almarhum Elam Sibuea yang tergantung di dinding ruang tamu.
          Elam Sibuea meninggal di Pematang Siantar 28 Mei Tahun 1967 setelah menderita sakit. Sedangkan isterinya Marta br Sitorus meninggal tanggal 17 Pebruari 2001 di Bogor, 34 tahun setelah kepergian suaminya.  Masa meninggalnya sang mertua juga bisa diingat, dari waktu kelahiran anak kedua mereka seminggu sebelum meninggalnya almarhum. “ Anak kedua kami lahir tanggal 24 April 1967, berarti bapak meninggal bulan Mei pada tahun itu”. tuturnya mengenang. Jenajahnya dikebumikan di tambak keluarga kakeknya Raja Musa Sibuea di Pangombusan, Porsea. Saat pesta peresmian tambak itu Bupati Taput  Drs RE Nainggolan ikut hadir bersama sejumlah pejabat Sumut lainnya.Drs RE Nainggolan dalam sambutannya mengatakan rasa simpati terhadap almarhum E.Sibuea mantan Bupati Tapanuli Utara, yang berhasil mendidik anak-anak menjadi orang-orang yang sukses dalam pendidikan. “Almarhum telah membuktikan filosofi Batak, anakhonhi do hamoraon di ahu, sebagai suatu filosofi yang perlu diteladani generasi masa kini”, ujar RE Nainggolan, sebagaimana ditirukan D.Manurung, menantu Elam Sibuea yang kini membuka usaha toko kelontong di jalan Pangombusan, persis di depan tambak keluarga Raja Musa Sibuea/Manongkar br Gurning.
          Menurut R br Sitorus, biar pun mertuanya mantan Bupati, tapi tidaklah memiliki banyak harta peninggalan. Almarhum Elam Sibuea adalah tipikal seorang pamong yang gaya hidupnya sederhana, mau menerima kenyataan apa adanya.” Rumah yang saya tempati sekarang di jalan Sei Ular ini adalah milik bersama seluruh anggota keluarga, kalau pun dijual harus dibagi bersama, dan semua sepakat daripada dijual lebih baik ada yang menempati”, papar perempuan berpostur mungil berkacamata itu.
          Sebagai menantu paling tua, R br Sitorus masih bisa menggambarkan sekilas profil mertuanya. Seorang pria sederhana bersifat kebapakan, penampilannya lembut dan pengasih, lebih suka memberi daripada diberi, tapi bapak tak punya apa-apa, jadi tak bisa memberi banyak kepada orang yang butuh bantuannya. “ Saya masih ingat betul, kalau bicara dengan bapak rasanya lebih nyambung daripada dengan ibu, karena bapak cepat memahami apa yang disampaikan anak-anak”. R br Sitorus mengungkapkan kenangan bathinnya seputar sisi kehidupan mertuanya.
          Elam Sibuea telah tiada. Tapi namanya sebagai mantan Bupati Tapanuli Utara, akan tercatat selamanya dalam sejarah pemerintahan Kabupaten ini. (Blogger SARINGAR.Net/ Leonardo TS Simanjuntak)

BIODATA


Nama                         :           Elam Sibuea
Tempat/Tanggal Lahir :       Porsea/10 Februari 1912
Pendidikan               : MULOdi porsea
                                    HIS di Pematang Siantar
                                    (Tanggal dan tahun tidak tercatat)
Pekerjaan                                  :       -           Tahun 1952 Pegawai Haminte di            Pematang Siantar
                                                            -           Tahun 1952-1956 Pegawai Kantor Gubsu  di Medan
                                                            -           Tahun 1956-1959 wedana di Gunung Sitoli
                                                            -           Tahun 1959-1963 Patih Di ktr Bupati Taput
                                                            -           Tahun 1963-1967 Bupati Tapanuli Utara
                                                            -           Tahun 1967 minta berhenti karena  sakit
Jumlah Bersaudara                :       6 orang (4 Laki-laki, 2 Perempuan)
Meninggal                                 :       Pematang Siantar/28 Mei 1967
Istri                                              :       Marta Sitorus
Tempat/Tanggal Lahir             :       Lumban Nabolon/4 April 1915
Meninggal                                 :       Bogor/17 Februari 2001
Anak                                          :       9 orang (6 Laki-laki, 3 Perempuan)




Senin, 30 Maret 2015

Bongkahan Batu Akik Besar Ditemukan di Aek Sigeaon Tarutung

Ini bongkahan batu dianggap batu mulia yang ditemukan dari Aek Sigeaon Tarutung
beratnya diperkirakan 200 kg, warna kuning coklat dan bercahaya terang ketika disinari
lampu senter (SARINGAR.Net)
Anak-anak muda penemu batu berunding cara bagaimana memecah batu itu karena
tak ada alat . (SARINGAR.Net)
Batu  akik disirami air untuk memudahkan memecah tapi tetap sulit karena
batunya terlalu keras - (Foto: SARINGAR.Net)

Demam batu mulia sedang menjadi berita hot di hampir seluruh penjuru Nusantara ini. Tak terkecuali di daerah Tarutung,Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut. Meski bukan pemburu akik, dua anak muda bernama Bernad dan Bangun ini, pada hari Minggu siang (29/3) tiba-tiba jadi perhatian banyak orang karena mereka mengusung sebuah batu besar berwarna kuning kecoklatan (lihat gambar). Batu yang diduga kuat akik itu beratnya ditaksir 200 kg, sehingga sulit kalau diangkat dua orang.
Batu akik (anggap saja benar akik dari bentuknya), kemudian dibawa dengan sepeda motor di tengah dan diapit seorang dari boncengan belakang. Bernad yang mengklaim menemukan batu itu dari bongkahan batu di tepi Aek (sungai) Sigeaon arah Sipoholon, membawanya ke rumah seorang pamannya di kawasan Desa Hutabarat Parbaju. Bersama dengan rekannya Bangun Hutabarat dan dua remaja lainnya batu itu pun dititipkan di rumah pamannya. Di sana mereka berupaya memecah batu itu dengan mesin ketam kayu listrik tapi gagal. Dipukuli dengan martil juga sulit. Baru setelah pakai besi tuhil (pemecah) besi, beberapa bagian batu itu berhasil dipreteli, dalam potongan kecil. Pecahan itu mau dibuat contoh untuk diolah ke tukang batu cincin yang sudah hadir di Tarutung beberapa minggu terakhir ini.
 "Bagaimana kalau batu ini batu biasa, bukan akik," tanya SARINGAR.Net.
Bernad dan temannya Bangun yang membawa batu itu senyum menjawab," Kalau bukan akik ya tak apa-apa. Tapi semua yang melhat tadi percaya ini akik benaran dan mutunya bagus."
 "Lalu mau diapakan batu kalau benar itu akik," sambung SARINGAR.Net.
 "Ya, kalau laku dijual lumayan sebagai rejeki imbalan jerih payah mengangkat dan memecah-mecahnya," kata Bernad. Dia tampak tak terlalu ambisius dengan batu itu, tapi berharap jika itu akik yang bagus, maunya dapat untung dari situ. Wajar juga, kan? Nah, siapa berminat, boleh saja, ujarnya datar. =

Minggu, 29 Maret 2015

Seperti Apa Meningitis Yang Merenggut Nyawa Olga?



Curahan dukacita atas meninggalnya Olga di Twitter /sp =

 SARINGAR.Net- Komedian sekaligus presenter Olga Syahputra meninggal dunia, Jumat (27/3), pukul 16.17 waktu Singapura, setelah berjuang melawan penyakit meningitis. Olga dikabarkan menderita penyakit meningitis sejak Juni 2014.

Artis multitalenta ini sempat dirawat di RS Pondok Indah, Jakarta, sebelum dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, sampai kepergiannya untuk selamanya itu.

Penyakit meningitis dapat dikenali melalui sejumlah gejala umum yang menyertainya.

Gejala umum ini menurut Dokter dari Divisi Alergi Imunologi Klinik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM, Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD.,KAI, FINASIM adalah sakit kepala, demam, batuk, pilek, kaku kuduk dan radang tenggorokan.

"Ada pula gejala lain termasuk meningkatnya kepekaan pada cahaya terang, sering merasa gelisah serta muncul ruam merah dan ungu pada kulit," kata dia kepada  ANTARA News Rabu lalu.

Dokter Iris mengungkapkan, pada tingkat lanjut, seseorang bisa mengalami hilang kesadaran dan pingsan.

Menurut dia, hanya dalam kurun waktu 24 jam, tingkat keparahan meningitis dapat meningkat. Akibat terburuk, apabila tidak cepat ditangani, adalah meningal dunia.

Meningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri meningokokus yang menyerang selaput otak dan sumsum tulang belakang.

Infeksi ini bisa terjadi karena peradangan yang disebabkan virus atau bakteri pada selaput tersebut.

Penyakit ini juga mudah menyerang seseorang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, iritasi nasofaring (karena rokok, infeksi saluran pernafasan).

Iris mengatakan penularan meningitis umumnya terjadi melalui kontak langsung dengan penderita atau terpaparnya cairan tubuh penderita melalui ludah, dahak, ingus, cairan bersin dan cairan tenggorokan.

Untuk mencegah terkena penyakit meningitis, Iris menyarankan untuk menerapkan perilaku hidup bersih, seperti kebiasaan mencuci tangan, mengenakan masker terutama saat bepergian ke wilayah endemik meningitis, mengonsumsi makanan dan minuman dengan asupan nutrisi seimbang, dan vaksinasi. (sp)

Patung Sigale-gale Juga Boleh Disawer. Kenapa Tidak !

Patung Sigale-gale pun disawer di kompleks Museum Center TB Silalahi,Balige
(Foto:Khas SARINGAR.Net/LTSS)=

 Museum Center TB Silalahi di kawasan Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Tobasa, Sumut, salah satu lokasi wisata lokal yang cukup diminati pengunjung. Terutama pada hari liburan, kompleks museum yang didirikan Jenderal (Purn) TB Silalahi ini, ramai dengan wisatawan lokal. Tak jarang juga ada guide yang membawa turis mancanegara masuk ke kompleks yang didesain dengan suasana Tano Batak tempo dulu itu. Lalu, apa saja yang mau dilihat di kompleks yang terletak dekat Danau Toba ini?
 Yang terutama, selain di sana ada lokasi yang didesain sebagai Huta Batak dengan bangunan khas rumah adat Batak Toba, pengunjung disuguhi aneka benda-benda kepurbakalaan Batak, dari mulai piso, pedang, kapak, lesung batu, andalu (alu), bahkan uang kuno. Pokoknya kompleks museum ini dirancang khusus menjadi destinasi area ketempoduluan. Bahkan selian benda-benda kuno yang dikoleksi di sana, pengunjung juga boleh berdecak kagum melihat aneka benda kemiliteran yang pernah digunakan pada masa silam oleh TB Silalahi. Ada mobil jep yang didesain tampak jadi sesuatu yang menarik dan nostalgik.
 Tak ketinggalan mau lihat lenggak-lenggok patung Sigale-gale yang didandani dengan pakaian adat Batak juga jadi tontonan mengasyikkan di lokasi Hoeta (kampung) Batak. Ada pemain musik tradisionil uning-uningan Batak siap mendendangkan irama klasik di dalam salah satu ruma Batak, dan sang Sigale-gale pun segera beraksi dengan dancing (tortor) nya yang khas, seolah-olah manusia hidup.
 Maka saking senangnya melihat penampilan Sigale-gale hari itu, seorang ibu (Ompu Arenz boru Hutabarat) yang datang dari Tarutung, mengikuti irama hentakan musik tradisionil, ikut manortor mendekati Sigale-gale. Ibu itu merogo selembar uang sepuluhribuan, untuk ditampe (disawer) kepada Sigale-gale. Uang tampe itu pun diselipkan di tangan patung, seperti halnya saat ada acara tortor manampe (mangolophon) saat pesta Batak. Setiap uang tampe itu tentu saja bisa digunakan para pemain musik di latar belakang patung, sekedar beli rokok atau minum tuak. Nah...!

Jumat, 27 Maret 2015

Bank Indonesia Dorong Pengembangan Cabai Merah di Tano Batak





 Pertanaman cabai di kawasan Tapanuli, khususnya Tapanuli Bagian Utara makin semarak, karena pihak Pemerintah Kabupaten tampaknya makin intensif melakukan motivasi dan berbagai gebrakan. Tak hanya campur tangan Pemkab, bahkan pihak Bank Indonesia sudah ikut turun tangan mengupayakan bagaimana supaya gairah petani terhadap komoditi yang sedang tren ini makin meningkat. Apalagi belakangan ini harga cabai merah secara nasional makin sering meroket. Lalu apa yang telah dilakukan Bank Indonesia seputar pengembangan cabai merah yang harganya sering makin pedas itu?
 Ternyata itu tidak sekadar wacana atau sebatas program di atas kertas. Bank Indonesia Cabang Sibolga misalnya telah langsung melakukan gerakan realistis menyangkut pengembangan cabai merah khususnya di Kabupaten Tapanuli Utara. Lalu, apa yang telah diperbuat Bank Indonesia dalam konteks pengembangan cabai merah di Tano Batak ini.
Tanaman cabai merah milik warga di Hutabarat Tarutung. Bertanam cabai kini
jadi tren di tengah masyarakat tergiur harga yg sering meroket. (Foto: Leonardo)=

 Bupati Tapanuli Utara diwakili Asisten II Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara Parsaoran Hutagalung hadiri acara panen perdana komoditi Cabe Merah Organik.  Panen perdana pada lahan Kelompok Tani Sukamaju Desa Pariksabungan Siborongborong seluas setengah hektar sebagai binaan Bank Indonesia cabang Sibolga,  Kamis (26/3).
  “Keberhasilan budidaya komoditi cabe merah kali ini akan mendorong petani untuk lebih giat lagi berusaha dibidang holtikultura yang baik dan benar, terutama mengembangkan lahan komoditi cabe organik. Saya juga sangat mengharapkan upaya yang dilakukan Bank Indonesia dalam memajukan komoditi cabe di daerah kita ini disambut baik masyarakat Tapanuli Utara dengan memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya,” ujar Bupati mengawali sambutannya.
                Selanjutnya Bupati Taput menyampaikan bahwa dengan kesempatan baik ini, masyarakat Taput memiliki peluang menjadi penghasil cabe merah organik terbaik sebagai percepatan terhadap pencapaian misi Tapanuli Utara sebagai lumbung pangan. “Jangan sia-siakan kesempatan ini, kelompok tani sukamaju harus mengembangkan lahan ini lebih luas lagi,” ujar Bupati memotivasi.
  Dinas Pertanian Taput yang diwakili Kabid Tanaman Pangan Holtikultura Alimusa Habeahan menyampaikan bahwa saat ini panen perdana cabe merah organic masih seluas setengah hektar sebagai pilot project (percontohan), tetapi sasaran Bank Indonesia selaku pembina kelompok tani ini akan mencapai 23 hektar.
  Selain melakukan panen perdana, Bank Indonesia juga memberikan bantuan satu unit hand tractor, satu unit mesin kompos dan satu unit rumah kompos kepada kelompok tani sukamaju untuk memperluas lahan tanaman cabe merah organic. “Sebagai pembina langsung, Bank Indonesia sangat mengharapkan kemandirian sector riil pertanian yang berdampak langsung kepada peningkatan taraf hidup masyarakat sehingga keinginan menabung akan semakin meningkat", ujar Sodikin mewakili Bank Indonesia Cabang Sibolga.
  Diharapkan, dengan melihat panen perdana tersebut, masyarakat sekitar akan tergerak untuk mengikuti penanaman cabe merah organic yang lebih diminati di pasar internasional. Dampak upaya Bank Indonesia sebagai Pembina dalam Kelompok tani Sukamaju akan lebih luas bagi masyarakat Tapanuli Utara di masa mendatang.
    Hadir dalam acara panen perdana tersebut mendampingi Bupati Tapanuli Utara, Dinas Pertanian Taput, BP4K Taput bersama dengan Bank Indonesia.
  Tapanuli Utara saat ini menjadi salah satu kabupaten di Sumatera Utara penghasil cabai merah terbesar selain Dairi dan Tanah Karo. Pada pasca panen, banyak petani ramai-ramai memanfaatkan lahan persawahan untuk pertanaman cabai merah. (rel/LS)

Kamis, 26 Maret 2015

Fantastis ! Akik Bergambar Kakbah Ditawarkan Rp 25 Miliar



Batu akik bergambar Kakbah ditawarkan Rp 25 miliar. Astaga , mahalnya ! =

 SARINGAR.Net - Ternyata masih ada batu cincin  yang lebih mahal dari batu akik janggus  bergambar naga di Langkat Sumut yang ditawarkan Rp 18 miliar (lihat SARINGAR.Net 13 Februari 2015).  Sebuah batu berjenis rubi asal Burma (kini Myanmar), bergambar kakbah dengan siluet orang sedang menunaikan salat, dengan posisi duduk di antara dua sujud membuat heboh Kontes Batu Akik Internasional Wirabraja 2015 di Sumatera Barat. Pihak Museum Rekord Indonesia (MURI) bisa terperangah ke sekian kalinya dengan penawaran akik yang spektakuler ini.

 Bagaimana tidak, batu berukuran medium ini dipatok dengan harga fantastis senilai Rp25 miliar. "Saya ingin buat pesantren kalau laku nanti," ujar Buya Fakhruddin, Selasa 24 Maret 2015.

 Sebelumnya, sudah ada yang menawar batu tersebut dengan harga Rp5 miliar. Namun, belakangan ini ada seorang penyuka batu fantastis dari kebangsaan Timur Tengah, hendak menawarnya dengan harga tidak jauh berbeda dengan harga yang ditawar sebelumnya.

"Kini, masih proses negosiasi dulu. Mudah-mudahan jadi," ujarnya.

 Batu langka ini didapat Fakruddin pada lima tahun lalu dari salah seorang pedagang dari Jakarta, yang berkebangsaan Arab. Keberuntungan luar biasa, diperoleh dari pedagang batu, tahu-tahu harganya selangit ( kalau sudah terjual).

Sementara itu, salah seorang dewan juri dari Gemstone Indonesia, Ery Artanto, mengatakan bahwa batu milik Buya Fakhruddin tersebut, diakui memang terbilang langka.

"Corak dan motifnya, saya rasa cuma satu-satunya di dunia. Kalau soal harga, itu hak pemiliknya. Cuma yang jelas, batu itu memang langka," ujar Artanto.
 Para penggemar atau penggila batu cincin, rajinlah dan cermatlah mencari dan memilih batu aneh bergambar. Siapa tahu kelak akan ada pula batu cincin bergambar Yesus atau Nabi Musa, bisa harganya triliunan, bukan lagi miliaran.  (viva/LTSS)

Selasa, 24 Maret 2015

Kabag Humas Taput : Wartawan Harus Beretika !

Donna Nursiti Situmeang,S.IP = (Foto:Leonardo)


 Kabag Humas dan Keprotokolan Pemkab Tapanuli Utara, Donna Nursiti Situmeang, menegaskan tidak benar kalau ada tudingan atau anggapan, seolah-olah ada diskriminasi atau pilih kasih terhadap wartawan yang bertugas di daerah itu.
 Hal itu dinyatakan Donna Situmeang, dalam acara Coffe Morning yang diselenggarakan Pemkab Taput di Balai Data Kantor Bupati di Tarutung, Rabu ( 18/3). Acara tersebut merupakan salah satu bentuk silaturahmi atau ramah tamah antara jajaran pemkab Taput dengan jajaran pekerja media cetak/elektronik/online yang sudah diagendakan melalui Humas selama ini.
 Sebelumnya, Sekda Tapanuli Utara Edward Tampubolon mengatakan, pertemuan ini bukan konprensi pers, tapi hanya sekadar forum berbincang-bincang dengan rekan dari media. Namun terkesan, acara minum kopi ramah tamah itu, jadi meluas menjadi ajang tanya jawab yang serius.
 Kabag Humas Donna Situmeang yang merupakan wanita pertama dipercayakan menjabat Kabag Humas dalam sejarah pemerintahan Tapanuli Utara, cukup bijaksana melayani ragam uneg-uneg para wartawan yang jumlahnya seratusan orang lebih itu. Dia membantah adanya anggapan seolah-olah bupati memilih-milih wartawan saat ada kunjungan kerja atau kegiatan di lapangan.
 " Tidak benar itu." kata Donna yang mendampingi sekda dan asisten pada kesempatan temu ramah itu.
Menurut Donna, pihaknya tak bisa membawa sebegitu banyak wartawan yang terdaftar di humas karena kendala transport yang terbatas. Lagi pula, tambahnya lagi, anggaran yang dikelola humas sekarang ini tidak sama dengan dulu. Sekarang anggaran sudah diplot sesuai kegiatan terprogram.
 Donna juga pada kesempatan itu meminta supaya wartawan beretika. "Janganlah seperti ada wartawati yang ngomel tak karuan. Itu saya rasa tidak etis,"  ujarnya seraya menjelaskan bahwa ia bukan orang baru di bagian kehumasan. Karena sebelum dipercayakan menjabat Kabag Humas oleh Bupati Nikson Nababan, sebelumnya sudah sepuluh tahun bertugas di sana sebelum pindah ke Kantor Camat Sipoholon.
 Selain dihadiri sekda, acara ramah tamah yang dikemas dengan sebutan Coffe Morning ini, juga dihadiri ketiga asisten masing-masing Osmar Silalahi, Drs HP Marpaung, Parsaoran Hutagalung, serta sejumlah pimpinan SKPD, diantaranya Kadis PUK Anggiat Rajagukguk dan Kepala Kantor Pemdes Binhot Aritonang. Pada saat menyampaikan pandangan, Sekda Edward Tampubolon mengatakan bahwa kebebasan pers di Tapanuli Utara berjalan dengan baik. Pernyataan itu sebagai jawaban atas adanya anggapan seolah-olah kebebasan pers di Taput tidak ada.
SOAL LSM
 Terpisah, Donna Situmeang juga mengklarifikasi bahwa keberadaan atau aktivitas LSM bukanlah domain dari humas. Yang berkompeten menyangkut LSM itu adalah Kantor Kesbangsospol. Sedangkan Bagian Humas menangani bidang media dan kewartawanan.
 Hal itu ditegaskan Donna, untuk mengklarifikasi adanya salah persepsi seolah-olah untuk kegiatan semacam temu pers atau coffe morning, LSM diikutsertakan. "LSM dengan pers itu harus dibedakan, ada instansi khusus yang menangani kegiatan LSM," ujar Donna di Kantor Humas Keprotokolan pada hari yang sama.
 
 

Dibekukan, LSM Yang Mengganggu Ketertiban Umum


Menganggu Ketertiban Umum, LSM Ladec Dibekukan
Oleh : Putra Zulfirman | 19-Mar-2015, 11:51:21 WIB

  BATAKINDONEWS.Com - Langsa-   Dinilai telah menimbulkan keresahan masyarakat, konflik sosial dan mengganggu ketertiban umum, Lembaga Swadaya Masyarakat Langsa Development Committee (LSM Ladec), akhirnya dibekukan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Langsa.

Keputusan pembekuan keberadaan dan operasional LSM Ladec, tertuang dalam hasil rapat yang dihadiri unsur Forkominda, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Tgk Rusli Nya’an, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), DR H Zulkarnain MA, Pasi Intel Kodim 0104/Aceh Timur, Kapten CPM Lili Fitriadi, Kasat Intel Polres Langsa, Iptu Jamaluddin, dan Kasi Intel Kejari Langsa serta Ketua LSM Ladec, T Jamalul Iqbal SH, sekretaris, Ambo Asse Azis dan beberapa pengurus lainnya.

Kepala Badan Kesbangpol Kota Langsa, Agussalim dalam keterangannya, Kamis (12/3) mengatakan, dilarangnya kegiatan LSM Ladec dikarenakan mereka tidak mampu memperlihatkan struktur organisasinya di tingkat pusat.

Selain itu, rekrutmen anggota yang dilakukan Ladec di setiap gampong (desa-red) tidak berkoordinasi dengan keuchik (kepala desa) dan camat di lingkup pemerintah Kota Langsa. “Sejauh ini, mereka tidak mampu memperlihatkan struktur organisasi di tingkat pusat. Hanya mampu menunjukkan keberadaan tunggal pimpinan Ladec, Mahmuddin yang berada di tingkat provinsi,” jelas Agussalim seraya menambahkan, atas dasar itu, Pemko Langsa melarang Ladec melalukan aktivitas di wilayah Kota Langsa.     

 Merebaknya gerakan LSM di seluruh penjuru Nusantara memang sudah menjadi fenomena sosial, seperti halnya pertumbuhan media cetak dan wartawan secara kuantitas. Dari satu sisi ini dianggap banyak pihak secara positif terkait peningkatan elemen sosial kontrol. Tapi di sisi lain ditanggapi banyak pihak pula dari sudut negatif, karena terkesan keberadaan LSM sudah menjurus pada hal-hal yang bisa mengganggu kinerja instansi pemerintahan, bahkan sudah menimbulkan keresahan terutama di kalangan sekolah-sekolah. Di Sumatera Utara sering terdengar keluhan kepala-kepala sekolah karena di saat jam belajar pun sering didatangi oknum mengaku dari LSM ini dan LSM itu. Bahkan ada guru merasa kinerjanya sudah terganggu karena seringnya oknum mengaku LSM datang seperti mencari-cari pasal kesalahan dengan lagak aparat pemeriksa. Tapi kata beberapa guru kepada blogger, ujung-ujungnya juga minta bantuan uang minyak dan biaya makan. Bah !
(Harian Online KabarIndonesia)