Kamis, 23 Juli 2015

Tarutung Miskin Hiburan? Graha Kartini Jalur Alternatif...

Dua cewek boru Panggabean ini berlibur ke kampungnya di Tarutung, prihatin juga mau cari hiburan, akhirnya jalan-
jalan ke Graha Kartini dekat simpang menuju Salib Kasih di Simorangkir. Yah kalau untuk rileks apa salahnya tampil
 berdendang ria dengan cowok senior...he he he, gadis yng kuliah di Bandung ini pun jual suara cukup mantap! (Foto: Oce)

Tak harus bersuara emas kek artis, kalau ada nyali dan ingin
uji coba berdendang tampil aja di pentas GK (Foto:Oce)

Kota Tarutung miskin hiburan? Jawabnya: Bisa "ya", bisa "tidak", tergantung pandangan in personal. Tapi opini secara umum, biasanya mengangguk membenarkan. Dulu, ketika zaman belum secanggih ini, warga Tarutung bahkan dalam skala Rura Silindung, masih punya "pelarian" nonton film di dua bioskop yang ada di pusat kota: Silindung Bios dan Tobing Bios. Atau sekali-sekali ada juga hiburan opera Tilhang atau Serindo yang singgah di kawasan pinggiran, atau terkadang sekali dua tahun ada Pasar Malam yang tempatnya di dalam onan Tarutung. Maka onan pun pasti tergusur selama pasar malam berlangsung. Kalau bukan opera dan pasar malam, paling-paling warga rileks mandi aek rangat (air hangat) di Sipoholon dan Hutabarat, atau boleh juga jalan-jalan ke Aek Rara yang semburan air sodanya tersohor kemana-mana sejak dulu.
 Lalu, zaman pun bergerak makin maju. Adakah kemajuan signifikan di kota bersejarah ini menyangkut aspek entertainment? Ada, tapi tetap saja ada yang bilang "miskin". Tarutung kini memang sudah terkenal sebagai Kota Wisata Rohani yang dideklarasikan Rustam Effendi Nainggolan saat menjadi bupati, dengan menata kawasan Salib Kasih yang mulai dibangun pada 1993 silam. Maka ratusan ribu orang mungkin sudah mendaki ke puncak pegunungan Siatas Barita lokasi salib besar setinggi 31 meter itu. Hampir dari setiap wilayah di Indonesia bahkan ada juga dari mancanegara sudah menginjakkan kakinya di sana.
 Salib Kasih dari sisi wisata memang termasuk obyek hiburan meski harus digarisbawahi sebagai lokasi wisata bertema rohani. Selain juga masih eksis Aek Rara di Desa Parbubu, yang keadaannya bertahan sderhana hingga sekarang. Begitu juga pemandian air panas Sipoholon yang terus berkembang menjadi sebuah "kota satelit wisata".
 Lho, mau tanya apa pasar malam masih ada? Masih kok. Tapi jenis hiburannya tak seramai dulu. Sesekali pasar malam hadir juga di kota ini. Dan namanya haus hiburan, pasar malam tetap mendapat kunjungan lumayan ramai. Atau kalau tidak, ada juga kalanya hiburan itu diperoleh ketika ada pagelaran artis top mau mampir di kota yang curah hujannya tinggi di sini. Pernah ada Sammy Simorangkir Kerispatih, Regina sang juara Indonesia Idol, Victor Hutabarat, Judika Sihotang, Rita Butar-butar, dan ragam trio artis Batak yang pernah tampil. Dan menurut pengalaman, penampilan artis di kota ini (artis manapun itu) senantiasa mengundang penonton membeludak. Memang gampang menghimpun banyak orang di sini. Bikin saja ada hiburan rakyat di tanah lapang, pasti orang berduyun-duyun dari Desa Naualu.
 Mau tahu hiburan lainnya di kota yang dibelah Aek Sigeaon ini? Hampir setiap saat terdengar gebyar musik keyboard di berbagai pelosok. Tapi dengan catatan, ketika ada pesta. Orang lebih semangat datang ke pesta karena ada hiburan keyboard dan penyanyi. Tak setiap orang bisa datang kalaupun katanya ada kafe tertentu menyajikan musik di beberapa sudut. Maklum, orang takut distempel yang tidak-tidak, karena konotasi kafe cenderung dipelintir berbau tak sedap.
 Maka (mungkin) kehadiran sebuah lokasi rileks ideal yang diberi nama "GRAHA KARTINI" di kawasan jalan raya Simorangkir tak jauh dari simpang masuk Salib Kasih, telah memberi warna tersendiri di kota ini. Pendiri/pemiliknya Kartini br Hutabarat yang bersuamikan Sianipar, tak memberi cap kafe untuk bangunan tergolong megah yang dibangunnya dengan biaya cukup besar itu. Ada nama terkesan simpel dilengketkan untuk ruangan cukup luas yang dibuat dilantai atas: Teko Coffe And Restoran Graha Kartini. Sesuai dengan namanya, tempat ini memang merupakan area santai sederhana namun cukup berkelas. Selain menyajikan hidangan sederhana kopi teko dan aneka kuliner ringan seperti gorengan dan bakso khas, resto ini juga menyediakan hiburan keyboard setiap sore hari dengan pemain cukup handal Hutauruk dan Ramli Simanjuntak. Maka saat keyboard mulai menggema, siapapun boleh tampil kalau mau menyanyi. Kalau tidak, ya sekadar penikmat saja, silahkan. Graha Kartini boleh dibilang tempat rileks yang sopan dan terkendali. Tidak ada minuman keras selain bir. Tampaknya itu komitmen Kartini Hutabarat menujukan restoran ini buat semua kalangan, tak hanya untuk pribadi, kelompok tertentu, tapi juga keluarga dan anak-anak. Kartini juga menyediakan restonya untuk yang ingin merayakan ulang tahun atau pertemuan-pertemuan di kalangan eksekutif dan lain-lain. Kartini yang juga diketahui parhalado (sintua) di Gereja HKBP Hutabarat Partali Toruan, tak ingin restonya menimbulkan kesan kurang baik. Graha Kartini tampil beda. Itu agaknya obsesi Kartini mendirikan resto berciri khas ini.Dia ingin menciptakan ruang santai yang ideal buat keluarga. Dan bidikan Kartini cukup berhasil.
 Ketika banyak warga dari luar kota kebingungan, tak tahu mau kemana menyalurkan hasrat menghibur diri, tampaknya Graha Kartini menjadi sebuah jalur alternatif. Boleh saja duduk santai hanya mendengar musik, yang dimulai sore hingga pukul 22.00 malam. Tak hanya warga Tarutung atau Medan yang datang ke sana. Dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Pekanbaru, sudah pernah singgah di sana, dan umumnya menyatakan rasa senang adanya GK (Graha Kartini) hadir di Silindung. Seperti baru-baru ini Nyonya Panggabean bergelar Oce Kalya dari Jakarta dan temannya beberapa kali bertandang bahkan menyanyi di pentas GK, sangat dinikmati. Begitu juga tiga dara boru Panggabean dari Bandung yang berlibur ke kampung halaman mau tampil bareng ke pentas berkolaborasi dengan cowok senior (lihat foto). He-he-he, penasaran tentang apa dan bagaimana GK ini? Kalau ke Tarutung, coba singgah sejenak deh...! Asyik... (Leonardo TSS Joentak)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar