Sang Wagub, AHOK |
Lalu, Ahok. Sejak tampil menjadi wakilnya Joko Widodo menduduki posisi nomor 2 di DKI, gayanya Ahok langsung membuat aneka kejutan lewat omongannya. Dengan gesitnya Ahok mundar-mandir periksa sana-sini, hantam sana-sini (yang dianggap tak becus). Alhasil, penampilan urakan begitu tentu saja menuai kritik,kecaman, atau jangan-jangan dendam. Lalu, apa penilaian orang seputar gaya Ahok yang demikian meledak-ledak? Kilas berita Kompas.Com di bawah ini, mungkin hanya satu contoh di saat ada orang yang meneropong Ahok secara fair.
- Ketua DPRD DKI Jakarta terpilih, Prasetyo Edi Marsudi mempersilakan sejumlah anggotanya apabila ingin melaporkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama ke kepolisian.
Namun dengan syarat, pelaporan tidak mengatasnamakan DPRD DKI secara kelembagaan. Pras, sapaan Prasetyo, menilai, pernyataan Ahok yang mengibaratkan anggota DPRD seperti calo yang tak pantas diberi kewenangan untuk memilih kepala daerah merupakan bagian dari karakternya yang memang sering bicara blakblakan.
"Soal gaya orang, itu tidak akan jadi urusan DPRD. Jadi, semua dilempar ke anggota dan fraksi masing-masing karena itu kan memang gayanya (Ahok) seperti itu," kata Pras, di Gedung DPRD DKI, Jumat (12/9/2014).
Pras lalu menyarankan agar para anggota DPRD DKI tidak terlalu mempermasalahkan karakter Ahok. Menurut dia, ada yang jauh lebih penting dibanding hal tersebut.
"Kalau memang gayanya sudah seperti itu ya mau bagaimana lagi. Yang lebih penting itu kan bagaimana menyinergikan lembaga eksekutif dan legislatif demi pembangunan Jakarta ke depannya," ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan itu.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang juga anggota Fraksi Partai Gerindra, M Taufik, berencana melaporkan Ahok ke kepolisian untuk delik pencemaran nama baik.
Pernyataan Ahok yang dipersoalkan Taufik adalah pengibaratan DPRD sebagai calo yang tidak pantas untuk diberi kewenangan memilih kepala daerah.
Prasetyo Edi Marsudi, Ketua DPRD DKI terpilih |
Soal bahwa pelapor belum bisa dipastikan, Taufik berkilah. "Kan Ahok tidak menyebut spesifik DPRD DKI juga. Jadi, penghinaannya bisa ditafsirkan berlaku untuk DPRD dalam skala nasional."
Catatan: kalau gaya nyentrik boleh saja sepanjang tidak mengarah arogansi, silahkan saja jika utk kebaikan
BalasHapus