Menjelajah desa terpencil ini Bupati dan rombongan menggunakan motor melihat lebih dekat kondisi memprihatinkan.(rel/dok Leonardo TSS)= |
Suasana ceria anak-anak Hajoran saat Nikson Nababan menyemangati mereka.= |
Masyarakat Hajoran antusias mencermati arahan bupati Nikson Nababan (rel Hms/dok.Leonardo TS Joentak)= |
Menyedihkan atau memilukan, menemukan fakta bahwa di
tengah derasnya arus pembangunan di negeri ini, masih banyak manusia Indonesia
yang belum merasakan arti kemerdekaan yang kini menapak usia 70 tahun. Di Kabupaten Tapanuli Utara,
Sumatera Utara, contohnya, fakta memprihatinkan itu masih tersaji di depan
mata, asalkan langsung turun ke lapangan. Bukan hanya berdasarkan laporan atau
informasi.
Itulah yang
mengusik keingintahuan Nikson Nababan sang Bupati Tapanuli Utara yang turun langsung meninjau desa sangat terpencil yang
masih terisolasi di Kabupaten yang dipimpinnya. Salah satunya bernama Dusun
Hajoran lingkungan Desa Manalu Purba Kecamatan Parmonangan. Kawasan desa ini
sudah lama jadi buah bibir dan sumber liputan media, sebagai desa yang seakan
terkucilkan dalam kemerdekaan. Pada hal, sudah banyak bupati berganti dari
priode ke priode, toh desa ini masih
dibelit keterpencilan kronis. Masyarakat di sana tentunya berharap, kunjungan Nikson ke desanya benar-benar akan membawa perubahan sesuai visi misinya.
Kunjungan ke daerah pedalaman ini ditempuh Bupati
Taput dan rombngannya melalui Kabupaten tetangga Kabupaten Tapanuli Tengah,
Selasa hingga Rabu (04-05 Maret ). Ini fakta ironis, karena untuk mengunjungi
desa di kabupaten sendiri, harus berkeliling melintasi kabupaten lain.
Sepanjang
perjalanan yang melelahkan itu, tampaknya Nikson Nababan tegar meski di sisi
lain terbersit di wajahnya keprihatinan yang mendalam. “Saya sangat prihatin
melihat kondisi daerah ini, dimana masih ada desa di Kabupaten ini yang tidak
bisa tembus ke ibu kota kecamatannya, tetapi harus melalui Kabupaten lain
dengan menempuh jarak yang sangat jauh. Ini fakta ironis, karena sudah 69 tahun
Indonesia merdeka ,toh masih ada daerah terpencil yang terisolasi . Ini adalah
tugas dan menjadi beban bagi saya setelah saya dipercayakan menjadi Bupati .
Dan pada tahun 2015 ini, saya akan upayakan untuk membuka akses jalan dari
dusun Hajoran ke ibu kota Kecamatan,
tidak lagi harus melalui kabupaten tetangga Tapanuli Tengah,” ujar
Nikson Nababan.
Bupati menyampaikan bahwa keinginan untuk terjun
langsung dan melihat secara langsung kondisi masyarakat di Dusun Hajoran muncul
dari hati karena menyadari kondisi ini adalah tugas dan tanggung jawabnya
sebagai kepala daerah pilihan rakyat. “Saya bertekad, masyarakat di Dusun
Hajoran, Batuarimo, Purba Dolok dan Rampa harus mengenal kantor camatnya.
Dengan menembuskan jalan ini maka masyarakat sudah dapat lebih leluasa ke
kantor camat untuk mengurus keperluan masing-masing. Faktanya masih banyak
rakyat di Hajoran belum mengenal kantor camatnya. “Masyarakat disini adalah
rakyat yang juga bagian dari Tapanuli
Utara. Mereka berhak akan sebuah perubahan dan kemajuan, dimana hal pertama
yang harus dituntaskan adalah infrastruktur, untuk membuka akses antar dusun,
antar desa, dan juga antar kecamatan. Dengan demikian, apapun yang dihasilkan
daerah tersebut, baik di bidang pertanian, perikanan dapat dipasarkan dengan
baik sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat Hajoran,” tandas Bupati
menyatakan komitmennya.
“Setelah saya melihat secara langsung dan berbincang
secara langsung dengan masyarakat disini, saya memutuskan untuk memberikan
perhatian khusus untuk daerah ini karena masih sangat tertinggal. Untuk masalah
pendidikan juga, saya sudah memberikan perhatian khusus bagi guru-guru yang
mengajar di daerah sangat terpencil, dimana mereka mendapatkan insentif sebesar
gaji pokok dalam sebulan bahkan ada yang mencapai satu setengah kali gaji
pokok. “Apabila ada guru PNS yang tidak menjalankan tugasnya sebagai pengajar
dengan baik, akan kita tindak dengan tegas, anak didik dihajoran sangat
mebutuhkan guru, untuk itulah kita berikan perhatian khusus melalui pemberian
insentif tadi,” papar dia lagi.
Dalam kunjungan kerja tersebut, Bupati juga mengadakan pelayanan kepada masyarakat melalui
pengobatan gratis, sosialisasi pembuatan kompos organik dan juga permentasi
coklat dan pembuatan pestisida secara organik. Bupati telah menurunkan SKPD
Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Badan BP4K dan Kantor Ketahanan Pangan sehari
sebelumnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Hajoran. “Saya sangat
mengharapkan masyarakat Hajoran mampu bekerja keras dalam meningkatkat taraf
hidup. Kita akan upayakan infrastruktur dan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat,
selanjutnya agar masyarakat bekerja keras dalam mengolah lahan yang subur ini,
bekerja dengan prinsip bersama kita bisa untuk memajukan Tapanuli Utara,”
katanya.
Dalam kunjungan kerja tersebut, Bupati Taput
didampingi beberapa SKPD Kadis PUK Ir. Anggiat Rajagukguk, Kadis Pertanian Ir.
Marco Panggabean, Kadis Kesehatan dr. Bobby Simanjuntak, Kaban BP4K SEY.
Pasaribu, Kadis Pasar dan Kebersihan Jhonny Manalu, SE, Kadis Pertambangan
Alkari Purba, Kepala Bappeda Indra Simaremare, MSi, Kakan Kesbang Hendrik
Surbakti, Kabag Tapem Darma Nababan, Kabag Humas Donna Situmeang, Kabag Umper
David Sipahutar, Camat Parmonangan Donni Simamora. (Leonardo TS/rel Hms)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar