Pertanaman cabai di kawasan Tapanuli,
khususnya Tapanuli Bagian Utara makin semarak, karena pihak Pemerintah
Kabupaten tampaknya makin intensif melakukan motivasi dan berbagai gebrakan.
Tak hanya campur tangan Pemkab, bahkan pihak Bank Indonesia sudah ikut turun
tangan mengupayakan bagaimana supaya gairah petani terhadap komoditi yang
sedang tren ini makin meningkat. Apalagi belakangan ini harga cabai merah
secara nasional makin sering meroket. Lalu apa yang telah dilakukan Bank
Indonesia seputar pengembangan cabai merah yang harganya sering makin pedas
itu?
Ternyata itu tidak sekadar wacana atau
sebatas program di atas kertas. Bank Indonesia Cabang Sibolga misalnya telah
langsung melakukan gerakan realistis menyangkut pengembangan cabai merah
khususnya di Kabupaten Tapanuli Utara. Lalu, apa yang telah diperbuat Bank Indonesia dalam konteks pengembangan cabai merah di Tano Batak ini.
Tanaman cabai merah milik warga di Hutabarat Tarutung. Bertanam cabai kini jadi tren di tengah masyarakat tergiur harga yg sering meroket. (Foto: Leonardo)= |
Bupati Tapanuli Utara diwakili Asisten II Pemerintah Kabupaten
Tapanuli Utara Parsaoran Hutagalung hadiri acara panen perdana komoditi Cabe
Merah Organik. Panen perdana pada lahan Kelompok Tani Sukamaju Desa
Pariksabungan Siborongborong seluas setengah hektar sebagai binaan Bank
Indonesia cabang Sibolga, Kamis (26/3).
“Keberhasilan budidaya komoditi cabe merah kali ini akan
mendorong petani untuk lebih giat lagi berusaha dibidang holtikultura yang baik
dan benar, terutama mengembangkan lahan komoditi cabe organik. Saya juga sangat
mengharapkan upaya yang dilakukan Bank Indonesia dalam memajukan komoditi cabe
di daerah kita ini disambut baik masyarakat Tapanuli Utara dengan memanfaatkan
kesempatan ini dengan sebaik-baiknya,” ujar Bupati mengawali sambutannya.
Selanjutnya Bupati Taput menyampaikan bahwa dengan kesempatan baik ini,
masyarakat Taput memiliki peluang menjadi penghasil cabe merah organik terbaik
sebagai percepatan terhadap pencapaian misi Tapanuli Utara sebagai lumbung
pangan. “Jangan sia-siakan kesempatan ini, kelompok tani sukamaju harus
mengembangkan lahan ini lebih luas lagi,” ujar Bupati memotivasi.
Dinas Pertanian Taput yang diwakili Kabid Tanaman Pangan
Holtikultura Alimusa Habeahan menyampaikan bahwa saat ini panen perdana cabe
merah organic masih seluas setengah hektar sebagai pilot project (percontohan),
tetapi sasaran Bank Indonesia selaku pembina kelompok tani ini akan mencapai 23
hektar.
Selain melakukan panen perdana, Bank Indonesia juga memberikan
bantuan satu unit hand tractor, satu unit mesin kompos dan satu unit rumah
kompos kepada kelompok tani sukamaju untuk memperluas lahan tanaman cabe merah
organic. “Sebagai pembina langsung, Bank Indonesia sangat mengharapkan
kemandirian sector riil pertanian yang berdampak langsung kepada peningkatan
taraf hidup masyarakat sehingga keinginan menabung akan semakin
meningkat", ujar Sodikin mewakili Bank Indonesia Cabang Sibolga.
Diharapkan, dengan melihat panen perdana tersebut, masyarakat
sekitar akan tergerak untuk mengikuti penanaman cabe merah organic yang lebih
diminati di pasar internasional. Dampak upaya Bank Indonesia sebagai Pembina
dalam Kelompok tani Sukamaju akan lebih luas bagi masyarakat Tapanuli Utara di
masa mendatang.
Hadir dalam acara panen perdana
tersebut mendampingi Bupati Tapanuli Utara, Dinas Pertanian Taput, BP4K Taput
bersama dengan Bank Indonesia.
Tapanuli Utara saat ini menjadi salah satu
kabupaten di Sumatera Utara penghasil cabai merah terbesar selain Dairi dan
Tanah Karo. Pada pasca panen, banyak petani ramai-ramai memanfaatkan lahan
persawahan untuk pertanaman cabai merah. (rel/LS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar