Kurang
lebih sepuluh bulan kepemimpinan saya di Kabupaten Tapanuli Utara, banyak hal
membuat saya untuk menyadari bahwa tidak mudah melakukan perubahan di kampung
sendiri. Dengan kebulatan tekad dan hati yang tulus, saya hadir di Tapanuli
Utara untuk melakukan perubahan, walaupun itu sulit. Tapi saya bertekad, itu
harus sukses. Pro dan kontra dalam pembangunan itu lumrah. Kadang hal positif
yang saya lakukan dipandang negatif oleh segelintir orang, mungkin karena
kepentingan yang tidak tercapai. Tapi saya tidak akan menyerah.. kuatnya rasa
cinta kepada masyarakat Tapanuli Utara tidak mampu menepis semua rasa ragu dan
kecewa. Saya harus mengangkat Tapanuli Utara untuk dapat sederajat dengan suku
lain di tanah air tercinta ini.
Program demi program kita jalankan,
seperti pembangunan infrastruktur/irigasi yang menjadi prioritas saya saat ini.
Jalan-jalan menjadi hotmix. Ini juga tidak mudah karena banyak hal, mungkin ada
yang dianggap tidak sesuai. Seperti tahun lalu, ada pengaspalan hotmix yang
belum rampung di bulan Desember karena cuaca yang ekstrim. Karena untuk
mencapai hasil yang maksimal mengalami keterlambatan sampai bulan-bulan awal
Tahun 2015, dimana hal ini juga sesuai prosedur yang mengatur dimana apabila
ada keterlambatan akan didenda dan denda tersebut akan masuh ke kas daerah. Hal
ini juga mendapat tanggapan yang pro dan kontra, tetapi saya tetap yakin ini
adalah tujuan yang mulia demi peningkatan kualitas jalan di daerah kita tercinta.
Adanya isu-isu yang menyampaikan ada proyek P-APBD yang tanpa lelang/tender,
itu tidak benar dan apabila ada, Pemkab Taput siap menerima datanya agar segera
ditindak.
Obsesi dan keinginan saya membangun
Tapanuli Utara tidaklah hal yang mudah mengingat dana APBD masih sangat rendah untuk mendanai semua
pembangunan yang dicanangkan. Untuk itu,
saya rasa sangat perlu melobby dana ke pusat agar kue pembangunan yang
diperuntukkan ke Kabupaten Tapanuli Utara bisa meningkat secara signifikan.
Tapi hal inipun mendapat tanggapan yang kontra juga bagi segelintir orang, saya
dianggap tidak tugas keJakarta. Semua yang saya jalani selalu sesuai prosedur,
semua data keberangkatan saya tugas ke Jakarta telah mulai membuahkan hasil.
Kedatangan Menteri PU dan Perumahan Rakyat ke Tapanuli Utara telah membawa kue
pembangunan (anggaran) yang besar. Buktinya, APBD Taput tahun ini telah
mencapai Rp 1 triliun dan tahun depan kita upayakan mencapai 1,5 triliun.
Setelah saya mampu melobbi dana yang besar
ke Kabupaten Tapanuli Utara dan merasa cukup untuk mulai membenahi desa-desa,
saya akan langsung melakukan roadshow kedesa-desa dan langsung mengeksekusi
segala sesuatu yang sangat diperlukan di desa tersebut karena saya telah bawa
peluru. Artinya, sudah siap anggaran untuk itu.
Pendidikan gratis adalah salah satu wujud
keinginan saya membangun Tapanuli Utara. Di samping pembangunan infrastruktur,
pembangunan sector pendidikan merupakan salah satu visi saya menjadikan
Tapanuli Utara menjadi lumbung SDM yang berkualitas. Mengingat Tapanuli Utara
ini dulunya adalah sumber orang-orang pintar, yang dapat diperhitungkan di
negeri ini. Tetapi pada dekade terakhir ini, prestasi itu sudah mulai terkikis.
Di samping kemampuan akademis yang mulai menurun, etika, moral dan spiritual
juga sudah mulai tergerus. Hal ini menjadi PR bagi saya karena generasi yang
cerdas secara akademis tanpa dibekali pendidikan etika dan moral yang baik,
akan sia-sia. Pembangunan sector pendidikan menjadi kompleks ketika melihat
kemampuan masyarakat Tapanuli Utara untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Untuk
itu, saya merasa terpanggil untuk mencanangkan pendidikan gratis yang telah
dimulai pada tahun 2014 dari mulai tingkat SD-SMP, tanpa pungutan apapun.
Selanjutnya, pada 2015, saya telah gratiskan biaya pendidikan dari tingkat
SD-SMA/SMK.
Saya mengharapkan kesempatan ini
dimanfaatkan masyarakat semaksimal mungkin untuk bekerja lebih giat lagi. Biaya
pendidikan untuk anak dari SD-SMA yang tadinya harus dibayarkan, sebaiknya
ditabung untuk pendidikan anak di bangku kuliah kelak. Sebaiknya tidak
dihambur-hamburkan dilapo tuak. Untuk itulah, saya juga menghimbau agar lapo
tuak di desa-desa terpencil dan sangat terpencil dibatasi jam buka hingga pukul
20.00 wib. Usai bekerja dari ladang atau pekerjaan apapun, para bapak di desa
terpencil masih memiliki waktu 2-3 jam dikedai untuk minum tuak segelas dua
gelas, kalo memang itu kebiasaan yang sudah sulit dihilangkan. Setelah itu,
pulang kerumah berkumpul dengan keluarga, mengawasi anak-anak belajar dan
mengerjakan tugas. Budaya pendidikan seperti ini telah ada pada nenek moyang
terdahulu yang pada akhirnya melahirkan anak-anak Batak yang disiplin, bermoral
dan cerdas. Hal inilah yang ingin kita gali kembali, budaya pendidikan yang
telah diterapkan pendahulu kita, yang telah menciptakan orang-orang sukses yang
telah diperhitungkan dikancah nasional maupun internasional.
Di samping alasan diatas,
faktor kesehatan juga menjadi alasan bagi saya untuk menghimbau
pembatasan bukanya lapo tuak. Nongkrong berlama-lama ditempat terbuka, dengan
cuaca dingin hingga larut malam, bahkan mungkin belum sempat makan malam,
tetapi banyak tuak masuk ke perut. Dalam jangka waktu lama, itu akan merusak
kesehatan. Dengan kondisi sakit-sakitan, bapak-bapak akan banyak mengeluarkan
biaya berobat, tidak bisa bekerja, sekolah anak tidak bisa lanjut lagi ke
bangku kuliah, maka perekonomian kita akan kembali terperosok, kemajuan tidak
akan kita capai. Jadi tujuan saya akan himbauan lapo tuak adalah mulia, murni
untuk kebaikan rakyat saya dan pencapaian program-program yang telah
dicanangkan.
Himbauan pembatasan lapo tuak di desa-desa
terpencil tidak ada hubungannya dengan café-café yang buka di kota. Kita sudah
melakukan razia untuk cafe-café tersebut, selanjutnya urusan kepolisian untuk
menertibkannya. Kebijakan mulia ini juga mendapat pro kontra, tetapi itupun
tidak menyurutkan saya ingin membangun Tapanuli Utara. Saya akan tetap tegar
walaupun badai tetap menghantam. Harapan saya, masyarakat Tapanuli Utara akan
menuju perubahan yang lebih baik dan tidak ada lagi segelintir orang yang
menghasut demi kepentingannya.
Prioritas pembangunan di sector pendidikan
dengan mengalokasikan dana yang jauh lebih besar untuk program-program
pembangunan di Taput. Kesejahteraan guru, khususnya daerah terpencil dan sangat
terpencil kita prioritaskan dengan memberi intensif setiap bulan sebesar satu
bulan bahkan satu setengah bulan gaji pokoknya. Di samping tenaga pengajar,
kesejahteraan tenaga medis juga menjadi perhatian khusus bagi saya. Saya sangat
berharap, dengan peningkatan insentif yang sangat signifikan ini harus
dibarengi dengan peningkatan pelayanan. Pendidikan dan kesehatan akan sangat
menentukan bagi kesejahteraan masyarakat.
Pemerintahan yang bersih juga akan dapat dicapai
dengan mengangkat pejabat dan kepala sekolah tanpa uang. Pejabat diangkat
benar-benar karena kemampuan melalui fit & profer test, bukan karena uang.
Pejabat yang diangkat tidak ada memberikan uang sepeserpun. Saya berharap, para
pejabat ini akan bekerja lebih baik dan konsentrasi dalam menciptakan
program-program yang brilian demi percepatan pencapaian visi-misi. Saya juga
sepakat akan test urine bagi pejabat-pejabat saya. Hal ini akan saya wujudkan
nantinya dengan membuat pusat rehabilitasi di Kabupaten Tapanuli Utara
(kemungkinan di Pulau Sibandang) dan akan programkan hadirnya perwakilan BNN
(Badan Narkotika Nasional) setingkat SKPD di Taput dan itulah nantinya yang
akan melaksanakan test urine bagi para pejabat di Tapanuli Utara.
Program demi program telah saya laksanakan
dalam jangka waktu masih kurang setahun kepemimpinan saya. Saya tidak berharap
untuk dipuji atau apapun. Banyak pro kontra, itu lumrah dalam dinamika
demokrasi. Banyak pihak tidak setuju dengan kebijakan saya, itu hal yang wajar,
tetapi saya yakin keberhasilan pembangunan di Tapanuli Utara akan menjawab itu
semua nantinya. Adanya riak-riak ingin memakzulkan saya, tidak akan menyurutkan
saya untuk membangun Tapanuli Utara. Negara kita diatur dengan segala prosedur
sesuai aturan dan peraturan yang ada. Jabatan Bupati bukan
segala-galanya bagi saya. Dukungan keluarga besar untuk membangun Tapanuli
Utara menjadi motivasi dan kekuatan bagi saya untuk menjalankan program-program
saya. Tetapi pengabdian adalah yang utama bagi saya untuk dapat mensejajarkan
Tapanuli Utara dengan suku-suku lain dan Kabupaten lain di negeri ini.
Kepercayaan masyarakat Tapanuli Utara akan saya pegang dan wujudkan dalam
sebuah wajah Tapanuli Utara yang indah dan sejahtera nantinya. Jayalah Tapanuli
Utara…(Nota Editor/Admin SARINGAR.Net: Artikel ini merupakan catatan Bupati Tapanuli Utara Drs Nikson Nababan, yang diteruskan Bagian Humas Keprotokolan Pemkab Taput via e-mail kepada jurnalis/blogger Leonardo TS Simanjuntak. Artikel dimuat pada Online Magazine ini tanpa mengurangi materi dan subtansi, kecuali perubahan judul dan ada beberapa perbaikan ringan yang tidak mengganggu maksud dan tujuan artikel).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar