Minggu, 29 Maret 2015

Patung Sigale-gale Juga Boleh Disawer. Kenapa Tidak !

Patung Sigale-gale pun disawer di kompleks Museum Center TB Silalahi,Balige
(Foto:Khas SARINGAR.Net/LTSS)=

 Museum Center TB Silalahi di kawasan Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Tobasa, Sumut, salah satu lokasi wisata lokal yang cukup diminati pengunjung. Terutama pada hari liburan, kompleks museum yang didirikan Jenderal (Purn) TB Silalahi ini, ramai dengan wisatawan lokal. Tak jarang juga ada guide yang membawa turis mancanegara masuk ke kompleks yang didesain dengan suasana Tano Batak tempo dulu itu. Lalu, apa saja yang mau dilihat di kompleks yang terletak dekat Danau Toba ini?
 Yang terutama, selain di sana ada lokasi yang didesain sebagai Huta Batak dengan bangunan khas rumah adat Batak Toba, pengunjung disuguhi aneka benda-benda kepurbakalaan Batak, dari mulai piso, pedang, kapak, lesung batu, andalu (alu), bahkan uang kuno. Pokoknya kompleks museum ini dirancang khusus menjadi destinasi area ketempoduluan. Bahkan selian benda-benda kuno yang dikoleksi di sana, pengunjung juga boleh berdecak kagum melihat aneka benda kemiliteran yang pernah digunakan pada masa silam oleh TB Silalahi. Ada mobil jep yang didesain tampak jadi sesuatu yang menarik dan nostalgik.
 Tak ketinggalan mau lihat lenggak-lenggok patung Sigale-gale yang didandani dengan pakaian adat Batak juga jadi tontonan mengasyikkan di lokasi Hoeta (kampung) Batak. Ada pemain musik tradisionil uning-uningan Batak siap mendendangkan irama klasik di dalam salah satu ruma Batak, dan sang Sigale-gale pun segera beraksi dengan dancing (tortor) nya yang khas, seolah-olah manusia hidup.
 Maka saking senangnya melihat penampilan Sigale-gale hari itu, seorang ibu (Ompu Arenz boru Hutabarat) yang datang dari Tarutung, mengikuti irama hentakan musik tradisionil, ikut manortor mendekati Sigale-gale. Ibu itu merogo selembar uang sepuluhribuan, untuk ditampe (disawer) kepada Sigale-gale. Uang tampe itu pun diselipkan di tangan patung, seperti halnya saat ada acara tortor manampe (mangolophon) saat pesta Batak. Setiap uang tampe itu tentu saja bisa digunakan para pemain musik di latar belakang patung, sekedar beli rokok atau minum tuak. Nah...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar