Selasa, 19 Januari 2016

Ibu Ini Berteriak Ratusan Kali Setiap Hari

Mama Indri berteriak "tahuuu" sambil menyorong kereta sorongnya pada siang terik.
DEmi hidup harus membawa anak di dalam gerobak sorong (beko)
Mama Indri aktif setiap hari melayani pelanggan tahunya. Perempuan yang ulet!
Mama Naomi br Hutabarat   bersama anak kecilnya melayani pelanggan
BATAKINDONEWS.COM - Beragam cara manusia untuk memperjuangkan hidup tetap survive. Banyak isteri tidak harus bergantung pada suami mencari nafkah. Sebaliknya ada juga isteri yang terlalu bergantung pada suami, hanya menjadi ibu rumah tanggga menjagai anak. Soal biaya hidup, serahkan pada suami. Di sisi lain, ada juga isteri yang sungkan karena perasaan harga diri atau malu.
Foto yang direkam BATAKINDONEWS di atas, adalah tipe isteri kategori pertama. Tak harus diucapkan, tapi mereka sadar betul kalau hidup ini adalah perjuangan atau pergumulan.Struggle for life. Kalau memang bisa, dan rasa malu atau gengsi itu harus disingkirkan, ya kenapa tidak. 
Tidak banyak isteri yang mau memilih cara mencari duit seperti yang dikerjakannya sekarang. Dua ibu muda warga Tarutung ini kebetulan masih keluarga dekat dari suami marga Datubara yang abang beradik. Sehari-harinya mulai pagi jelang siang hingga jelang sore, harus berjalan kaki menjajakan tahu mulai dari kawasan kota Tarutung hingga ke pelosok dusun. Mereka juga seperti menyadari, dagangannya kurang laku kalau bungkam. Maka ibu-ibu muda ini pun harus rajin berteriak "tahuuuu, tahuuuu..." sambil menyorong gerobak bekonya. Terkadang suara mereka terdengar parau, seolah pita suara mengalami penurunan karena terlalu banyak diforsir. Bagi warga dusun di Desa Parbaju Julu misalnya, teriakan kedua ibu ini akan terdengar lengkingannya dari jarak 100 hingga 200 meter, saking kuatnya mereka meneriakkan "tahuuuu. tahuuuuu..." Kalau dikalikan dalam sebulan, tak terhitung lagi berapa ribu atau berapa puluh ribu kali mereka harus berteriak untuk melariskan tahu dagangannya.
Lalu bagaimana dengan anak-anak yang masih kecil. Nah, ini juga beban yang harus diatasi dengan lapang dada. Tak ada yang menjagai di rumah karena suami juga kerja, apa salahnya setiap berangkat dari rumah sekalian saja anak itu ikut dimasukkan ke dalam gerobak (lihat foto). Kedua inu muda ini, sebut saja namanya Mama Indri boru Simanjuntak dan Mama Naomi boru Hutabarat, tampak setiap harinya menguras keringat mendorong gerobak dan anaknya keliling jalan raya hingga pelosok dusun. 
Berapa banyak tahu yang setiap hari dijajakan? Kata Mama Naomi yang berkulit hitam manis, terkadang 200 potong tahu diusahakan terjual habis. Tahu itu mereka langgani dari pabrik pembuatnya. Untungnya pun tipis. Tapi daripada hanya duduk di rumah, lumayanlah untungnya menambah pendapatan suami.
Setiap mama Naomi melintas, setiap teriakannya membahana menembus kesunyian dusun, para ibu yang sedang berada di sawah ladang atau di dalam rumah, segera tahu siapa yang datang. Umumnya kaum ibu di desa suka beli tahu, karena dianggap lauk praktis yang murah bergizi. Saat ibu muda penjual tahu ini muncul, ibu-ibu yang sedang di sawah pun keluar dari lumpur untuk membelinya. Banyak warga dusun sudah jadi pelanggan Mama Indri dan Mama Naomi.
Tahuuuuuu....tahuuuuu.......! Kalau satu hari salah satu dari wanita ini tak muncul dan berteriak, tentu akan menimbulkan pertanyaan: Kenapa ya dia tak datang..... (Teks dan foto: Leonardo TSS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar