Minggu, 24 Januari 2016

Mandampol? Di Kaki Lima pun Jadilah...


BATAKINDONEWS.COM - Mandampol, atau massage dalam bahasa Inggeris, atau kata lain kusuk,urut, dan pijat, tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu kala, mandampol sudah dikenal sebagai salah satu metode pengobatan tradisional. Raja-raja terkemuka Firaun, Cleopatra, Herodes, Alexander Agung, Napoleon Bonaparte, dan lain-lain, digambarkan lewat tayangan cinematik, tiap saat disegarkan dengan massage oleh dayang-dayang atau dukun kerajaan.
Di tengah kemajuan zanan sekarang mandampol malah makin merambat ke mana-mana. Tak harus di pelosok kampung seperti tempo dulu, di kota besar banyak pria atau wanita yang memilih profesinya jadi pandampol (tukang pijat). Di banyak jalan di Jakarta, Bandung, Suabaya, Medan, reklame pandampol banyak terpampang hingga sudut-sudut gang. Di media cetak apalagi. Tak hanya pandampol individual yang bisa dicari, juga sudah bersifat bisnis kolektif. Misalnya dengan munculnya panti-panti pijat tradisionil sampai panti pijat modern yang dilakoni wanita cantik muda belia. Bahkan menjamurnya panti pijat oukup yang laris di Sumatera Utara. Tak harus pula pandampol harus manusia sempurna lahir bathin. Tuna netra pun ikut berperan aktif dengan munculnya panti-panti pijat tunanetra.
Massage atau pijat memang suatu metode penyehatan dan penyegaran yang efektif. Ketika di zaman modern sekarang makin banyak orang yang mengalami stres, pegal linu, asam urat, kecapaian, akibat tuntutan pekerjaan dan tantangan psikologis, mandampol semakin dianggap perlu. Tak usah susah pula menemukannya. Di Medan, kalau ingin mandampol beli saja koran pasti ada iklan di sana memberitahu ada pandampol siap dipanggil dengan nomor ponsel yang tercantum. Bila perlu panggil ke hotel. Umumnya memang pandampol di kota kebanyakan kaum perempuan.
Tapi tempat tidak masalah dalam hal mandampol. Seperti pada foto di atas yang dibidik BATAKINDONEWS.COM di simpang empat kota Tarutung beberapa waktu lalu. Ada suami isteri dari Jambi menjual minyak spesial urut. Harga per botol hanya Rp 30.000. Katanya minyaknya dicampur minyak ular berbisa. Siapa yang beli minyaknya, kalau mau sang isteri datuk siap mandampol di kaki lima. Banyak yang mau, tapi banyak yang malu. "Pokoknya saya pengen diurut di sini saja, apa salahnya," kata salah seorang pasien. Ibu itupun nampak tangguh. Tak banyak omong, beberapa orang siap diurutnya pada siang hari yang terik itu. Hitung-hitung gratis dong namanya itu. Hanya beli sebotol minyaknya, dapat bonus didampol pula...enak dan segar, kata Manurung, usai dia diurut sampai peluh bercucuran...(liputan Sodrano)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar