Sang Raja Minyak Ruhut Sitompul (tmp) |
BATAKINDONEWS.Com - Tokoh politisi kontroversial anggota MPR/DPR RI Ruhut Poltak Sitompul SH mengadakan Sosialisasi 4 Pilar
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, di Hotel Candi Jalan Darussalam Medan, Kamis
(21/4). Acara dimulai dengan penyerahan secara simbolis bahan materi
sosialisasi oleh Ruhut Sitompul SH kepada perwakilan peserta laki-laki dan
perempuan.
Selanjutnya moderator Drs Tahan M Panggabean MM yang juga Sekretaris DPD Partai
Demokrat Sumut, membuka sesi paparan dengan membacakan riwayat singkat
narasumber sosialisasi, Ruhut Poltak Sitompul SH, tokoh idealis yang sering menyita perhatian pemirsa lewat acara Indonesia Lawyear Club (ILC) di TVOne.
Ruhut sendiri membuka pemaparan dengan mengajak seluruh peserta untuk
mengedepankan disiplin dan kerja keras, supaya bisa sukses dalam kehidupan
sehari-hari. "Selain itu selalulah berjalan dalam aturan dan di dalam
Tuhan, sehingga kita bisa tampil dengan baik dimana saja," katanya.
Ruhut juga memotivasi para mahasiwa dan pelajar yang hadir agar jangan hanya
sekadar mendengar saja. "Tekadkan dalam hati, supaya suatu saat nanti
harus menjadi pembicara juga di depan. Tapi tentu harus didukung SDM yang baik,
dengan mengedepankan dispilin dan kerja keras tadi," katanya.
Ruhut juga mengingatkan semua, agar selalu mengingat jasa-jasa orangtua yang
sudah melahirkan dan membesarkan anak-anaknya. "Saya dulu kalau mau kuliah
10 atau 20 tahun bisa saja. Tapi meski orangtua saya berada, saya tetap
mengingat bagaimana ibu saya melahirkan saya dan saya selesaikan kuliah yang
harusnya lima tahun, tidak sampai empat tahun," katanya.
Dalam perkembangan dan kemajuan pembangunan negara saat ini, Ruhut juga
mengajak para mahasiswa jangan hanya jadi penonton. "Mari kita ikut dalam
pembangunan sesuai dengan kapasitas kita masing-masing. Yang masih pelajar dan
mahasiswa, bisa berkontribusi dengan belajar baik," katanya.
Pada kesempatan itu Ruhut juga menyatakan penyesalannya, mengapa Bangsa
Indonesia cenderung selalu mengikuti yang tidak baik dari setiap era.
"Misalnya di Era Orde Baru, ada yang baik dan ada yang buruk seperti
korupsi. Kok malah korupsi yang diteruskan. Tapi P4 yang baik malah
ditinggalkan," katanya.
Dulu, kata Ruhut, wawasan kebangsaan itu benar-benar diterapkan dengan baik.
"Saya dulu ke Palu, gubernurnya Orang Batak. Ada kabupaten di Irian Jaya,
bupatinya Orang Medan. Sekarang mana bisa lagi gitu. Karena wawasan kebangsaan
itu sudah semakin menipis," katanya.
Itulah sebabnya, kata dia, maka Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara dilakukan kembali. "Selain itu, eforia reformasi membuat kita
semua merasa paling jago, tapi akhirnya tong kosong nyaring bunyinya. Untunglah
ada ide dari Taufik Kiemas untuk membuat sosialisasi ini karena ini memang baik
dan dibutuhkan saat ini, bahkan Pancasila pun banyak yang sudah tidak tahu
lagi" katanya.
Tak ketinggalan, Ruhut juga mendukung agar mahasiswa menjadi aktifis, tapi
tetap menjaga idealsime. "Tapi jangan idealis hanya saat belum dapat
kesempatan saja. Begitu dapat kesempatan malah jadi pasien KPK, sebagaimana
banyak mantan aktifis mahasiswa yang ketangkap karena korupsi," katanya.
"Dan ingat, selain narkoba, korupsi juga adalah musuh rakyat yang paling
besar. Rakyat miskin karena koruptor. Maka kepada mahasiswa kita harapkan agar
tetap menjaga idealisme tadi, agar masyarakat bisa merasakan manfaat keberadaan
mahasiswa yang sudah menjadi pemimpin," katanya.
Ruhut pun menceritakan selintas kronologis lahirnya Era Reformasi, juga proses
pemilihan presiden oleh MPR RI, hingga akhirnya muncul ide dari Gus Dur agar
pemilihan presiden dilakukan langsung oleh rakyat. "Dan kembali saya ajak
mahasiswa agar jangan alergi kepada parpol. Sebab kalau adik-adik mahasiswa
ikut di parpol, mudah-mudahan bisa menjadi wakil rakyat yang baik dan tentunya
tetap menjaga idealisme," katanya.
Pada sesi tanya jawab, beberapa mahasiswa menanyakan mengapa Zaskia Gotik yang
menghina Pancasila malah diangkat menjadi Duta Pancasila. Oleh Ruhut dijawab,
bahwa itu tidak pantas. "Simbol negara harus dihormati nggak boleh
dipermain-mainkan. Tapi ini malah dijadikan komoditi politik oleh parpol
tertentu karena fans Zaskia banyak. Harusnya dia tetap dihukum. Dan harus
dijelaskan juga bahwa itu adalah versi PKB saja. Itu bukan versi negara,"
tandasnya. (central)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar