Jumat, 28 November 2014

KSAD Bantah Pangdam I Bukit Barisan Dicopot

  












KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Pol Sutarman (Tmp)=
Jakarta,EKSPRESIANA  - Seputar bentrok TNI-Polri di Batam, ramai diberitakan media televisi dan media online pernyataan Menteri Pertahanan, bahwa Pangdam I BB dan Dandim Batam, dicopot dari jabatannya. Tapi pada hari yang sama,Jumat (28/11) Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmayanto membantah pernyataan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bahwa Pangdam I/Bukit Barisan Mayor Jenderal Winston Simanjuntak dan Dandim 0316/Batam Letkol Infanteri Josep Tarada Sidabutar telah dicopot menyusul bentrok antara Polri dan TNI di Batam. (Baca: Bentrok TNI-Polri, Pangdam Bukit Barisan Dicopot)

"Masak saya mutasi begitu saja. Investigasi, lihat dulu, latar belakangnya bagaimana. Baru kita ambil keputusan," kata Gatot di Istana Bogor, Jumat, 28 November 2014.

Menurut dia, TNI masih menunggu hasil kerja tim investigasi. TNI, kata Gatot, tidak akan mengambil tindakan terburu-buru karena ingin mengambil solusi yang tepat. "Tim investigasi sedang bekerja. Tim psikologi juga sedang bekerja. Presiden mengatakan kita akan mencari solusi permanen. Untuk solusi permanen tidak bisa ngawur," kata Gatot. (Baca: Jokowi Minta Pelaku Bentrok TNI-Polri Dihukum)

Gatot mengatakan hingga kini tim investigasi tengah bekerja untuk melaksanakan penyelidikan dan penyidikan. Ia juga tidak bisa memastikan kapan seluruh proses penyelidikan selesai. "Saya tak akan menentukan berapa lama, selesaikan sampai tuntas," katanya.

Mengenai pemecatan di level prajurit, Gatot menegaskan pemecatan harus didasarkan pada proses hukum. Jadi, sebelum pemecatan harus ada proses mulai dari penyidikan hingga pengadilan.(sumber:TEMPO.CO)
adan Antariksa Nasional AS (NASA) bersama peneliti Universitas Florida, tengah mengembangkan energi alternatif berbasis feses atau kotoran manusia. Feses dianggap bisa mendayai perangkat mobile, transportasi sampai menggerakkan instalasi tertentu.
Gabungan peneliti itu ingin feses bisa sebagai bahan bakar roket, untuk membantu misi kembali ke bumi setelah eksplorasi di bulan. Pengolahan feses merupakan terobosan dibandingkan membawanya kembali ke bumi. Feses menjadikan beban pesawat bertambah. Para astronot tak ingin mengotori bulan dengan membuang atau meninggalkan feses di satelit bumi itu. Untuk itu peneliti NASA, berpikir keras bagaimana memanfaatkan feses agar tak jadi beban saat kembali ke bumi. “Kami mencoba mencari tahu berapa banyak metana bisa dihasilkan dari makanan yang belum dikonsumsi, kemasan makanan dan kotoran manusia,: kata Pratap Pullammanappallil, profesor pakar teknik pertanian dan biologi Universitas Florida, seperti dikutip dari, Daily Mail, Jumat, (28/11).
Dia menjelaskan ide pengolahan itu untuk melihat sejauh mana feses bisa menjadi bahan bakar bagi roket. Riset peneliti menyebutkan gagasan ini potensial. "Metana dari bahan itu dapat digunakan untuk bahan bakar roket. Ada metana yang cukup bisa diproduksi untuk kembali dari bulan," ujar dia. Dengan bantuan mahasiswa doktoral Universitas Illinois, Pullammanappallil menguji feses di laboratorium. Keduanya menemukan proses pengolahan bahan makanan dan feses per awak astronot bisa menghasilkan 290 liter metana/hari. "Semua diproduksi dalam seminggu," ujar Pullammanappallil.
Untuk mengubah feses menjadi bahan bakar, peneliti menciptakan proses pengolahan tanpa oksigen. Proses ini membunuh patogen pada feses dan akhirnya bisa memproduksi biogas. Materi ini merupakan campuran dari metana dan karbon dioksida. Proses itu juga bisa mengolah feses menjadi sekitar 200 galon air yang tak dapat diminum setiap tahun. Menariknya, air ini tetap bisa dimanfaatkan. Melalui proses elektrolisis, air bisa diurai menjadi hidrogen dan okigen. Nah, para astronot nantinya bisa menghirup oksigen sebagai sistem back up.
Pullammanappallil mengatakan sementara karbon dioksida dan hidrogen yang ada bisa diubah menjadi metana dan air dalam proses pengolahan itu. Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Advance in Space Research edisi bulan lalu.

KOMENTAR ANDA

- See more at: http://www.jurnas.com/news/161115/Peneliti-Kembangkan-Kotoran-Manusia-Jadi-Bahan-Bakar-Roket-----2014/1/Lifestyle/Rupa-Rupa#sthash.jQ1aEf3o.dpuf
adan Antariksa Nasional AS (NASA) bersama peneliti Universitas Florida, tengah mengembangkan energi alternatif berbasis feses atau kotoran manusia. Feses dianggap bisa mendayai perangkat mobile, transportasi sampai menggerakkan instalasi tertentu.
Gabungan peneliti itu ingin feses bisa sebagai bahan bakar roket, untuk membantu misi kembali ke bumi setelah eksplorasi di bulan. Pengolahan feses merupakan terobosan dibandingkan membawanya kembali ke bumi. Feses menjadikan beban pesawat bertambah. Para astronot tak ingin mengotori bulan dengan membuang atau meninggalkan feses di satelit bumi itu. Untuk itu peneliti NASA, berpikir keras bagaimana memanfaatkan feses agar tak jadi beban saat kembali ke bumi. “Kami mencoba mencari tahu berapa banyak metana bisa dihasilkan dari makanan yang belum dikonsumsi, kemasan makanan dan kotoran manusia,: kata Pratap Pullammanappallil, profesor pakar teknik pertanian dan biologi Universitas Florida, seperti dikutip dari, Daily Mail, Jumat, (28/11).
Dia menjelaskan ide pengolahan itu untuk melihat sejauh mana feses bisa menjadi bahan bakar bagi roket. Riset peneliti menyebutkan gagasan ini potensial. "Metana dari bahan itu dapat digunakan untuk bahan bakar roket. Ada metana yang cukup bisa diproduksi untuk kembali dari bulan," ujar dia. Dengan bantuan mahasiswa doktoral Universitas Illinois, Pullammanappallil menguji feses di laboratorium. Keduanya menemukan proses pengolahan bahan makanan dan feses per awak astronot bisa menghasilkan 290 liter metana/hari. "Semua diproduksi dalam seminggu," ujar Pullammanappallil.
Untuk mengubah feses menjadi bahan bakar, peneliti menciptakan proses pengolahan tanpa oksigen. Proses ini membunuh patogen pada feses dan akhirnya bisa memproduksi biogas. Materi ini merupakan campuran dari metana dan karbon dioksida. Proses itu juga bisa mengolah feses menjadi sekitar 200 galon air yang tak dapat diminum setiap tahun. Menariknya, air ini tetap bisa dimanfaatkan. Melalui proses elektrolisis, air bisa diurai menjadi hidrogen dan okigen. Nah, para astronot nantinya bisa menghirup oksigen sebagai sistem back up.
Pullammanappallil mengatakan sementara karbon dioksida dan hidrogen yang ada bisa diubah menjadi metana dan air dalam proses pengolahan itu. Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Advance in Space Research edisi bulan lalu.

KOMENTAR ANDA

- See more at: http://www.jurnas.com/news/161115/Peneliti-Kembangkan-Kotoran-Manusia-Jadi-Bahan-Bakar-Roket-----2014/1/Lifestyle/Rupa-Rupa#sthash.jQ1aEf3o.dpuf
adan Antariksa Nasional AS (NASA) bersama peneliti Universitas Florida, tengah mengembangkan energi alternatif berbasis feses atau kotoran manusia. Feses dianggap bisa mendayai perangkat mobile, transportasi sampai menggerakkan instalasi tertentu.
Gabungan peneliti itu ingin feses bisa sebagai bahan bakar roket, untuk membantu misi kembali ke bumi setelah eksplorasi di bulan. Pengolahan feses merupakan terobosan dibandingkan membawanya kembali ke bumi. Feses menjadikan beban pesawat bertambah. Para astronot tak ingin mengotori bulan dengan membuang atau meninggalkan feses di satelit bumi itu. Untuk itu peneliti NASA, berpikir keras bagaimana memanfaatkan feses agar tak jadi beban saat kembali ke bumi. “Kami mencoba mencari tahu berapa banyak metana bisa dihasilkan dari makanan yang belum dikonsumsi, kemasan makanan dan kotoran manusia,: kata Pratap Pullammanappallil, profesor pakar teknik pertanian dan biologi Universitas Florida, seperti dikutip dari, Daily Mail, Jumat, (28/11).
Dia menjelaskan ide pengolahan itu untuk melihat sejauh mana feses bisa menjadi bahan bakar bagi roket. Riset peneliti menyebutkan gagasan ini potensial. "Metana dari bahan itu dapat digunakan untuk bahan bakar roket. Ada metana yang cukup bisa diproduksi untuk kembali dari bulan," ujar dia. Dengan bantuan mahasiswa doktoral Universitas Illinois, Pullammanappallil menguji feses di laboratorium. Keduanya menemukan proses pengolahan bahan makanan dan feses per awak astronot bisa menghasilkan 290 liter metana/hari. "Semua diproduksi dalam seminggu," ujar Pullammanappallil.
Untuk mengubah feses menjadi bahan bakar, peneliti menciptakan proses pengolahan tanpa oksigen. Proses ini membunuh patogen pada feses dan akhirnya bisa memproduksi biogas. Materi ini merupakan campuran dari metana dan karbon dioksida. Proses itu juga bisa mengolah feses menjadi sekitar 200 galon air yang tak dapat diminum setiap tahun. Menariknya, air ini tetap bisa dimanfaatkan. Melalui proses elektrolisis, air bisa diurai menjadi hidrogen dan okigen. Nah, para astronot nantinya bisa menghirup oksigen sebagai sistem back up.
Pullammanappallil mengatakan sementara karbon dioksida dan hidrogen yang ada bisa diubah menjadi metana dan air dalam proses pengolahan itu. Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Advance in Space Research edisi bulan lalu.

KOMENTAR ANDA

- See more at: http://www.jurnas.com/news/161115/Peneliti-Kembangkan-Kotoran-Manusia-Jadi-Bahan-Bakar-Roket-----2014/1/Lifestyle/Rupa-Rupa#sthash.jQ1aEf3o.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar