Selasa, 06 Januari 2015

Jesus Kawin Dengan Gadis Batak, Takjub "Dihujani" Ratusan Ulos




Julian Jesus dan Martina Situmorang saat menerima ulos holong
berjumlah ratusan. Jesus pun takjub.(Foto:Leonardo TS) =

    Perkawinan asimilasi atau campuran antar ras itu hal yang biasa. Kalangan selebritis pun memilih bule jadi pasangan hidup, konon sudah menjadi suatu tren pilihan terkait pamor dan kebanggaan tersendiri. Tak usah heran lagi, kalau tayangan infotainment di televisi acap memberitakan berita faktual atau gosip-gosipan hubungan seorang artis dengan pria/wanita bule.
   Di luar kanal selebritis, perkawinan asimilatif juga bukan sesuatu yang aneh. Di kalangan masyarakat Tapanuli (Batak) misalnya, bukan lagi berita yang something new, mana kala ada gadis atau perjaka yang menikah dengan orang bule. Di pulau wisata Samosir, sudah ada beberapa gadis pribumi diketahui saling jatuh cinta dengan turis bule, berlanjut ke perkawinan. Sudah ada misalnya gadis Samosir yang diboyong pria berkebangsaan Perancis dan Jerman, menetap di Eropa, setelah melalui perkawinan adat. Sebaliknya, sudah ada pria bule yang kini menetap di Samosir setelah memperisterikan gadis setempat.
  Beberapa waktu lalu, di laman kompasiana ini saya pernah tayangkan gadis marga Tobing dari Tarutung bersuamikan pria Belanda. Dan pria Belanda itu sudah terbiasa mengikuti tata cara adat Batak Toba, bahkan ikut menjadi “parhobas” (melayani pada acara adat) yang digelar. Ta, ataupi jika orang Sumatera Utara, khususnya Batak Toba sudah sering kedengaran kawin dengan pria bangsa Jerman, Perancis, Belanda atau Amerika, maka masih merupakan sesuatu yang langka dan dianggap surprise ketika pria asing yang mengawini gadis Batak itu  ternyata dari Amerika Latin, tepatnya Amerika Selatan.
  Itulah yang  sudah digelar di Wisma Evi Roida Jalan Dr TD Pardede, Tarutung, pada Senin 29 Desember 2014 lalu. Si gadis bernama Martina Marito Situmorang,MA, putri dari Martua Situmorang tokoh pendidikan Tapanuli Utara yang kini selalu diganjal kariernya, dilamar oleh seorang pria berkebangsaan Kolombia bernama Julian Jesus Ramirez Espitia. Belakangan nama itu bertambah panjang menjadi Julian Jesus Ramirez Espitia Tamado Lumban Gaol,MA. Pasalnya, Julian Jesus terlebih dahulu ditabalkan menjadi marga Lumban Gaol secara adat, sebelum melangsungkan pernikahan secara kristiani di Gereja Katholik Santa Maria Tarutung. Peribahasa lama yang biasa terdengar “asam di gunung ikan di laut, bertemu juga dalam belanga”, pantas dialamatkan pada pasangan beda suku bangsa ini. Martina Marito Situmorang bertemu Jesus saat mengambil program S2 di Belanda. Rupanya pada perkenalan pertama di negeri bunga tulip itu, ada benih cinta bersemi di hati masing-masing.
 Perkenalan berlanjut serius saat  Jesus mengungkapkan isi hatinya menjadikan Martina pendamping hidupnya. Gayung bersambut dari Martina, tapi dia memberi penjelasan cukup detil kepada Jesus, tentang daerah asalnya Batak di Sumatera Indonesia, tentang kultur, spesifik adat Batak Toba, dan apa makna marga dan adat bagi orang Batak. Julian Jesus bisa memahaminya, dan bukan menjadi penghalang baginya, bahkan saat ia ditabalkan menjadi marga Lumban Gaol.
  Sesuai adat istiadat Batak, pasangan pengantin akan “dihujani” pepatah petitih khas Batak dalam penyampaian kata pemberkatan adat, disusul penyematan ulos secara bertubi-tubi dari berbagai pihak . Maka ratusan ulos Batak yang menjadi simbol pelengkap adat dari pihak hula-hula, pariban, ale-ale, segera hinggap di bahu Jesus dan Martina Situmorang, dengan iringan musik keyboard membahana di dalam gedung berkapasitas 1.000 orang. Tampak wajah Jesus yang masih muda belia itu begitu ceria dan terkesan merasa takjub menyaksikan dan merasakan prosesi adat yang baru pertama kali dialaminya dalam hidup. Setiap ulos disematkan ke bahunya, pria Kolombia itu tersenyum-senyum, antara perasaan geli, senang, takjub, campur aduk. Dia juga mengangguk dengan senyum Kolombianya ketika Blogger EKSPRESIANA Leonardo TS Simanjuntak  minta ijin memotretnya secara khusus di tengah acara yang masih berlangsung.
  Sebagai sahabat lama dari ayah pengantin perempuan, Martua Situmorang, wajar saya sampaikan selamat bermenantukan orang Kolombia, semoga menjadi pasangan hidup yang memberi berkat sukacita bagi mereka sekeluarga.(Leonardo TS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar