Sabtu, 31 Januari 2015

Dibangun di Pegunungan Tarutung, 13 Tahun Hotel Ini tak Dioperasikan

Hotel yang dibangun dengan biaya miliaran rupiah dibangun di atas pegunungan
Tarutung hampir 14 tahun belum dioperasikan.(SARINGAR.Net/Leonardo)

SARINGAR.Net-  Letak hotel ini cukup strategis di atas pegunungan kawasan Desa Hutabarat Partali Julu, Kecamatan Tarutung,Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Pendiri/pemiliknya adalah Drs Tommy Suryadi menantu pengusaha Toko "TAN", salah satu toko tertua di Tarutung (kini sudah tutup). Tommy yang juga sudah almarhum seorang pengusaha sukses di Jakarta bersama isterinya Tan Gek Soan, sangat peduli untuk memberi kontribusi terhadap kemajuan kota Tarutung yang sudah dianggap mereka sebagai Bona Pasogit (kampung halaman) sendiri. Keluarga Tan ini saat bupati Tapanuli Utara dijabat RE Nainggolan, sudah membuktikan atensi yang tinggi dengan berbagai bantuan/sumbangan khususnya di bidang pendidikan. Keluarga Tommy misalnya pernah menyumbangkan puluhan mungkin ratusan unit komputer untuk sekolah di daerah itu. Bahkan keluarga ini juga berkontribusi mendirikan perpustakaan yang sekarang menjadi Kantor Perpustakaan dikelola Pemkab Taput di Jalan Sisingamangaraja Tarutung. Hal itu membuat pemerintah daerah dan masyarakat merasa salut atas partisipasi nyata keluarga Tan itu.
 Tak cukup dengan perhatian di bidang pendidikan, keluarga Tommy Suryadi juga terpanggil untuk mendorong kepariwisataan di Tarutung sebagai Kota Wisata Rohani, dengan membangun sebuah hotel berkelas berlokasi di atas pegunungan Desa Hutabarat Partali, sebelah timur Tarutung. Konon hotel yang mulai dibangun tahun 2002 itu telah menelan biaya lebih 2 miliar, di luar fasilitas internal hotel lainnya. Hotel dibangun di puncak pegunungan setelah melalui proses pembebasan tanah secara adat dan kekeluargaan. Awalnya banyak yang optimistis, hotel itu akan menjadi sebuah hotel idola tempat para pendatang atau tamu khusus Pemda untuk menginap di sana. Dari kawasan lokasi itu panorama Lembah Silindung terhampar luas untuk dinikmati para wisatawan.
 Tapi, sayangnya, tahun demi tahun berlalu, sudah 13 tahun lebih sejak hotel dibangun, tampaknya belum ada tanda-tanda akan dioperasikan. Masyarakat pun tertanya-tanya, kenapa hotel yang bagus di tempat strategis itu dibiarkan terlantar? Apakah setelah pendiri/pemiliknya Drs Tommy Suryadi meninggal sehingga hotel itu tak lagi dioperasikan. Dikhawatirkan jika terus dibiarkan, bisa terjadi hal-hal tak diingini yang akan menimbulkan kerugian terhadap pemilik hotel. Ada pula pendapat, seandainya pihak Pemkab Taput mengambil inisiatif dengan cara kerjasama dengan keluarga pemilik, bagaimana solusinya agar hotel itu tidak terbengkalai percuma. Tapi masalahnya pernahkah Pemkab terpikir ke sana?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar