Komjen Pol Badrodin Haiti = |
JAKARTA,SARINGAR.Net-
Jalan
panjang harus
dilalui Komjen
Pol
Badrodin
Haiti, yang telah ditunjuk sebagai calon Kapolri menggantikan Komjen
Pol
Budi
Gunawan.Mantan Kapolda Sumut ini punya visi misi, bagaimana menciptakan Polri yang bersih, bermoral, dan berwibawa. Memang belum pasti Badrodin jadi Kapolri, ia masih tahap dicalonkan oleh Presiden Jokowi. Tahapan lain masih ada sebelum Badrodin menyandang Tri Brata 1.
Tahap
pertama, Badrodin
masih harus menunggu masa reses DPR sampai 22 Maret untuk kemudian menjalani fit
and proper test sebagai
orang nomor satu di korps baju coklat.
Lalu
apa yang akan dilakukannya dalam masa menunggu itu? Apa
program
Badrodin
jika
kelak dilantik sebagai Kapolri? Apa
langkah
yang
akan diambil
dalam mengembalikan hubungan antara dengan
KPK?
"Dalam
masa menunggu ini, tentu saya menyiapkan materi-materi yang terkait
dengan fit
and proper test dan
program ke depan kelak. Masih banyak waktu tapi harus dimulai dari
sekarang dan saya juga memimpin Polri, karena saya saat ini adalah
pelaksana tugas, tanggung jawab, dan wewenang Kapolri," kata
Badrodin saat dihubungi di
Jakarta, Jumat
(20/2) pagi.
Jika
kelak namanya disetujui anggota dewan sebagai Tri Brata 1, maka
setidaknya ada beberapa fokus yang akan digenjot oleh jenderal
berdarah Madura kelahiran Jember, Jawa Timur itu.
"Yaitu
aspek pembinaan, aspek operasional, dan peningkatan profesionalisme
Polri dalam kasus-kasus tertentu. Pembinaan itu misalnya di bidang
SDM Polri dengan pola rekrutmen yang proaktif. Jika selama ini kita
hanya menunggu siapa saja siswa-siswi SMA/sederajat yang mau masuk
Akpol atau bintara Polri, maka nanti kita akan lebih proaktif
mendatangi SMA dan yang sederajat itu," katanya.
Saat
mendatangi sekolah-sekolah tersebut, masih kata Badrodin, harapannya
para siswa-siswi yang hendak bergabung dengan Polri itu sudah
memiliki informasi dan pengetahuan serta apa saja yang perlu
disiapkan untuk bisa lolos menjadi bhayangkara/bhayangkari Polri.
"Kita
juga sekaligus bisa melihat rekam jejak para siswa-siswi itu yang
merupakan penerus tongkat estafet kepemimpinan Polri di masa depan
jika mereka lolos seleksi. Jadi kita bisa tahu bagaimana ibadah
mereka atau apa misalnya mereka itu tukang minum atau tukang
berantem. Selama ini kan hal-hal seperti ini tidak terdeteksi saat
psikotes," tambah dia.
Sedangkan
aspek operasional dan profesional, Badrodin bermimpi agar anggota
Polri yang nantinya di bawah komando dirinya bisa benar-benar
mewujudkan polisi yang tidak melakukan pelanggaran dalam bidang
apapun, yang akhirnya menimbulkan keluhan masyarakat.
"Menciptakan
polisi yang bisa dipercaya dan pada akhirnya bisa bekerja sama dengan
masyarakat, karena tantangan Polri ke depan tentu semakin berat.
Termasuk tantangan untuk memberantas tindak pidana korupsi
bersama-sama dengan KPK dan jaksa. Saya optimis dengan pelantikan
pimpinan KPK baru, maka kita bisa menyelesaikan masalah-masalah yang
selama ini jadi ganjalan," tambahnya.
Masalah
yang jadi ganjalan itu, lanjut Badrodin, disebabkan oleh buruknya
kualitas hubungan di antara kedua lembaga besar itu. Selama ini kedua
institusi ini baru aktif berkomunikasi dan berkoordinasi saat ada
kasus padahal pencegahan adalah hal yang lebih penting. Termasuk
pencegahan bagi anggota Polri untuk tidak melakukan korupsi dan
gratifkasi.
Apakah
artinya kasus-kasus yang menjerat Bambang Widjojanto, Abraham Samad,
dan oknum KPK lain yang kini ditangani Polri dan jadi ganjalan itu
akan dihentikan alias di SP3?
"Proses
penegakan hukum itu harus dalam koridor hukum. Kalaupun nanti di SP3
tentu harus memenuhi persyaratan-persyaratan. Saya tidak bisa sebagai
Kapolri lalu memerintahkan SP3, tidak bisa sewenang-wenang. Disisi
lain, di KPK yang tidak mengenal SP3 juga tidak boleh
sewenang-wenang. Yang tidak bisa dihentikan kan yang sudah disidik
KPK, kalau masih lidik berarti boleh kan," jawabnya. [sp/Ls)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar