Sabtu, 21 Februari 2015

Badrodin tak Mau Polisi Tukang Minum (Mabuk)

Komjen Pol Badrodin Haiti =
  JAKARTA,SARINGAR.Net- Jalan panjang harus dilalui Komjen Pol Badrodin Haiti, yang telah ditunjuk sebagai calon Kapolri menggantikan Komjen Pol Budi Gunawan.Mantan Kapolda Sumut ini punya visi misi, bagaimana menciptakan Polri yang bersih, bermoral, dan berwibawa. Memang belum pasti Badrodin jadi Kapolri, ia masih tahap dicalonkan oleh Presiden Jokowi. Tahapan lain masih ada sebelum Badrodin menyandang Tri Brata 1.

Tahap pertama, Badrodin masih harus menunggu masa reses DPR sampai 22 Maret  untuk kemudian menjalani fit and proper test sebagai orang nomor satu di korps baju coklat.

Lalu apa yang akan dilakukannya dalam masa menunggu itu? Apa program Badrodin jika kelak dilantik sebagai Kapolri? Apa langkah yang akan diambil dalam mengembalikan hubungan antara dengan KPK?

"Dalam masa menunggu ini, tentu saya menyiapkan materi-materi yang terkait dengan fit and proper test dan program ke depan kelak. Masih banyak waktu tapi harus dimulai dari sekarang dan saya juga memimpin Polri, karena saya saat ini adalah pelaksana tugas, tanggung jawab, dan wewenang Kapolri," kata Badrodin saat dihubungi di Jakarta, Jumat (20/2) pagi.

Jika kelak namanya disetujui anggota dewan sebagai Tri Brata 1, maka setidaknya ada beberapa fokus yang akan digenjot oleh jenderal berdarah Madura kelahiran Jember, Jawa Timur itu.

"Yaitu aspek pembinaan, aspek operasional, dan peningkatan profesionalisme Polri dalam kasus-kasus tertentu. Pembinaan itu misalnya di bidang SDM Polri dengan pola rekrutmen yang proaktif. Jika selama ini kita hanya menunggu siapa saja siswa-siswi SMA/sederajat yang mau masuk Akpol atau bintara Polri, maka nanti kita akan lebih proaktif mendatangi SMA dan yang sederajat itu," katanya.

Saat mendatangi sekolah-sekolah tersebut, masih kata Badrodin, harapannya para siswa-siswi yang hendak bergabung dengan Polri itu sudah memiliki informasi dan pengetahuan serta apa saja yang perlu disiapkan untuk bisa lolos menjadi bhayangkara/bhayangkari Polri.

"Kita juga sekaligus bisa melihat rekam jejak para siswa-siswi itu yang merupakan penerus tongkat estafet kepemimpinan Polri di masa depan jika mereka lolos seleksi. Jadi kita bisa tahu bagaimana ibadah mereka atau apa misalnya mereka itu tukang minum atau tukang berantem. Selama ini kan hal-hal seperti ini tidak terdeteksi saat psikotes," tambah dia.

Sedangkan aspek operasional dan profesional, Badrodin bermimpi agar anggota Polri yang nantinya di bawah komando dirinya bisa benar-benar mewujudkan polisi yang tidak melakukan pelanggaran dalam bidang apapun, yang akhirnya menimbulkan keluhan masyarakat.

"Menciptakan polisi yang bisa dipercaya dan pada akhirnya bisa bekerja sama dengan masyarakat, karena tantangan Polri ke depan tentu semakin berat. Termasuk tantangan untuk memberantas tindak pidana korupsi bersama-sama dengan KPK dan jaksa. Saya optimis dengan pelantikan pimpinan KPK baru, maka kita bisa menyelesaikan masalah-masalah yang selama ini jadi ganjalan," tambahnya.

Masalah yang jadi ganjalan itu, lanjut Badrodin, disebabkan oleh buruknya kualitas hubungan di antara kedua lembaga besar itu. Selama ini kedua institusi ini baru aktif berkomunikasi dan berkoordinasi saat ada kasus padahal pencegahan adalah hal yang lebih penting. Termasuk pencegahan bagi anggota Polri untuk tidak melakukan korupsi dan gratifkasi.

Apakah artinya kasus-kasus yang menjerat Bambang Widjojanto, Abraham Samad, dan oknum KPK lain yang kini ditangani Polri dan jadi ganjalan itu akan dihentikan alias di SP3?

"Proses penegakan hukum itu harus dalam koridor hukum. Kalaupun nanti di SP3 tentu harus memenuhi persyaratan-persyaratan. Saya tidak bisa sebagai Kapolri lalu memerintahkan SP3, tidak bisa sewenang-wenang. Disisi lain, di KPK yang tidak mengenal SP3 juga tidak boleh sewenang-wenang. Yang tidak bisa dihentikan kan yang sudah disidik KPK, kalau masih lidik berarti boleh kan," jawabnya. [sp/Ls)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar