Sabtu, 28 Februari 2015

Monyet Parapat Yang Makin Merapat

Monyet Parapat siap-siap menerima sedekah di tiang warung=
Monyet Parapat ini makin berani merapat bersantai di atas meja warung
di pinggir jalan Parapat-Siantar, minta sedekah orang yang makan minum.
Yah, daripada kelaparan, mencopet juga sudah nekad, kata seorang gadis
penjaga warung.(15/2)= (SARINGAR.Net/LTSS)=

 Monyet yang berkeliaran sepanjang jalan raya Parapat-Siantar, sudah menjadi salah satu ikon wisata yang menambah daya tarik kota turis itu. Pasti semua orang yang pernah melintas di jalan raya itu melihat gerombolan primata yang setiap hari mangkal di terali jalan, di dahan kayu, atau terkadang menyeberang santai di jalan beraspal. Kumpulan monyet ini dari waktu ke waktu terus menjadi obyek tontonan mengasyikkan para turis atau pelintas Parapat-Siantar, tak jarang pula mereka jadi sasaran kamera banyak wisatawan domestik atau mancanegara.
 Sepertinya kawanan primata ini pun sadar kalau mereka itu "perlu" bagi manusia. Mereka pun rajin jual tampang di pinggir jalan dengan ragam lagak masing-masing. Pasalnya, selain diklik kamera, selalu ada manusia yang berbaik hati membagi "sedekah", berupa makanan ringan pisang, roti, kacang, dan sebagainya. Dengan sigap pemberian itu disambar dan langsung dinikmati dengan jari-jarinya yang cekatan.
 Tapi, di balik kegembiraan pengunjung atas keberadaan primata ini, bagi banyak warga yang bermukim di seputaran lokasi itu, terutama bagi para pemilik warung yang berjejer di sana, kehadiran monyet liar itu kini dianggap hama yang membawa kesusahan. Lama kelamaan monyet-monyet itu makin agresif, tak lagi malu atau takut-takut seperti biasanya. Buktinya, tutur seorang gadis penjaga saah satu warung kepada blogger SARINGAR.Net, monyet-monyet itu sudah makin berani merapat, bahkan sudah nekat pula mencuri atau mencopet makanan yang ada di warung saat pemilik/penjaga warung lalai.
 "Ya mereka makin berani, makin serakah Bang, sudah sering mencuri kalau sebentar saja kami tinggalkan warung. Mareka tak bisa lagi dipercaya, sudah bikin susah penduduk. Tanaman seperti jagung apalagi kacang tak boleh lagi ada di sekitar sini, pasti habis digasak monyet," kata si gadis sambil menunjuk sekawanan monyet yang berloncatan di pohon dan tiang-tiang belakang warung, siap-siap menunggu pemberian blogger SARINGAR.Net yang singgah di sana. Ketika secuil keripik peyek dilembarkan di atas meja, secepat itu pula seekor diantaranya datang menyambar tanpa takut (lihat gambar paling bawah).
 Lalu, bagaimana mengurusi kenakalan monyet yang tampaknya selalu kelaparan itu? Ya, seperti kata para pemilik warung disana, mereka terpaksa harus selalu berjaga dengan ekstra ketat, tak mau lagi terlalu memberi hati pada gerombolan monyet yang seperti kata peribahasa " sudah dikasi hati, minta jantung".
 Sekawanan monyet itu tampak sabar menunggu pemberian orang yang makan minum di warung, dengan tatapan mata kelaparan. Selalu ada yang berbaik hati memberi kacang atau pisang. Tapi ada juga yang pelit, tak perduli pada mereka. Kasihan juga sebenarnya, terlepas dari kenakalan mereka. (Leonardo TSS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar