Minggu, 08 Februari 2015

Ketua IDI Sumut: Dokter Jangan Berharap Kaya Dari Profesinya

Bupati Taput Nikson Nababan menerima cenderamata dari Ketua IDI Sumut
dr Suhelmi SP.B saat pelantikan IDI Taput (Foto: dok.SARINGAR/sumber
Humas Keprotokolan)=
 Tarutung, SARINGAR.Net- Bupati Kabupaten Tapanuli Utara Drs Nikson Nababan komit mendukung upaya peningkatan kesehatan dengan keberadaan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) sebagai wadah para abdi kemanusiaan di daerah yang dipimpinnya. Terutama menyangkut pengembalian citra RSU Tarutung yang dulunya termasuk rumah sakit terpercaya di Sumatera Utara. Hal itu ditegaskan Nikson Nababan pada acara  pelantikan Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Tapanuli Utara masa Bhakti 2014-2017. Pengurus terpilih dilantik langsung oleh Ketua IDI Wilayah Sumatera Utara dr. Suhelmi SP.B, di Hotel Sentosa Kecamatan Muara, Selasa (3/2). Demikian berita rilis disampaikan Humas dan Keprotokolan Pemkab Tapanuli Utara kepada blogger SARINGAR.Net, Leonardo TS Simanjuntak.
“Pelayanan adalah kunci kesuksesan sebuah rumah sakit, bukan seberapa mahal obat yang dipakai. Untuk itu, saya sangat berharap, keberadaan IDI ini mampu meningkatkan mutu pelayanan dokter kepada masyarakat. Untuk ketua terpilih, agar membuat program-program untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten Tapanuli Utara, yakni Rumah Sakit Tarutung dan seluruh puskesmas yang pada tahun 2015 memberikan pelayanan 24 jam kepada masyarakat,” ujar Nikson dalam sambutannya.
Selanjutnya Bupati menyampaikan agar para dokter mengabdikan ilmunya kepada masyarakat. Saya sangat mendukung peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Apapun akan saya tempuh asal masyarakat mendapatkan pelayanan prima dalam bidang kesehatan. Di rumah sakit nantinya dokter spesialis minimal ada 2 (dua) orang setiap bidangnya. “Semampu saya akan saya datangkan dokter spesialis untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat Tapanuli Utara. Saya akan mengembalikan citra rumah sakit Tarutung yang dulunya masih dipercaya masyarakat Tapanuli Utara. Rumah sakit Tarutung harus menjadi rumah sakit terdepan dalam pelayanan,” ujar Bupati menekankan.
“Saya sangat mengharapkan totalitas para dokter memberikan ilmu dan pengabdiannya di wilayah Tapanuli Utara. Saya tidak akan mampu tanpa kalian memajukan pelayanan kesehatan bagi Tapanuli Utara. Berikan yang terbaik bagi masyarakat, berikan senyuman dan kesembuhan bagi yang sakit. Mari kita bahu-membahu dan masyarakat harus merasakan keberadaan IDI di Tapanuli Utara. Saya ucapkan selamat buat pengurus yang baru dilantik dan selamat bertugas,” ujar Nikson yang getol dengan visi perubahan yang diusungnya saat kampanye tahun lalu sebelum berhasil terpilih.
Ketua IDI Sumatera Utara dr Suhelmi SP.B dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengabdian dan kesabaran merupakan kunci kesuksesan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Jangan mengharapkan untuk kaya dari profesi dokter, tapi berikan pengabdianmu kepada masyarakat. Tapanuli Utara harus mampu merasakan keberasaan IDI di Tapanuli Utara. Terimakasih kepada Bupati Tapanuli Utara yang memberikan perhatian besar kepada IDI dan dokter yang bertugas di Taput dengan memberikan insentif yang tinggi, jadi berkarya dan mengabdilah,” ujar dr. Suhelmi, SP.B mengakhiri.
Ketua terpilih dr. Halasan Butarbutar menggantikan dr. Bobby Simanjuntak menyampaikan keberadaannya sebagai Ketua terpilih akan meneruskan program-program yang telah dirintis pengurus IDI sebelumnya dan akan memberikan pengabdian yang terbaik di Tapanuli Utara karena Bupati Taput juga sangat komit dengan perbaikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” ujar dr. Halasan mengakhiri.
Adapun Ketua IDI lama dr. Bobby Simanjuntak selaku Kadis Kesehatan Taput terpilih menjadi Dewan Pertimbangan IDI Cabang Tapanuli Utara periode 2014-1017.
Banyak harapan mencuat dengan kepengurusan IDI Tapanuli Utara yang baru. Terutama menyangkut kondisi RSU Swadana Tarutung yang terkesan belum berhasil maksimal menjalankan misinya melayani publik. Pergantian direktur RSU Tarutung yang silih berganti dalam tempo tak lama, mencerminkan adanya kondisi tidak kondusif terkait managemen rumah sakit yang didirikan di masa penjajahan Belanda itu.(leo.s/hms

Tidak ada komentar:

Posting Komentar