Rabu, 17 Februari 2016

Berobat ke Penang, Kini Jadi Tren Pilihan Banyak Warga Indonesia

Pasien yang bersabar menunggu giliran konsul dengan dokter
ahli di Mount Miriam Hospital,Penang =
Ini Mount Miriam Hospital di Penang, pusat pengobatan =
BATAKINDONEWS.COM -Pulau Pinang atau lazim disebut Penang, dari waktu ke waktu makin popular khususnya bagi orang sakit. Banyak pasien yang mendarat di Penang, Malaysia, berasal dari Indonesia. Selainnya dari negara kawasan Asia Tenggara, Thailand, Vietnam, Filipina, Myanmar. Tapi persentasenya lebih banyak dari Indonesia.
 Tentu saja,logis kalau satu pertanyaan mengemuka: Kenapa?
 Pertanyaan itu wajar. Karena Indonesia sebagai negara berkembang yang lebih besar dan lebih kaya dari Malaysia, sejauh ini sudah memiliki SDM dan fasilitas kesehatan kategori canggih. Di Jakarta ada rumah sakit (RS) Dharmais, RS Cipto, Harapan Kita dan ragam RS swasta yang punya peralatan lumayan modern. Di Medan terus bertambah RS yang konon memiliki peralatan mutakhir dan dokter spesialis aneka penyakit. Sudah lama diidolakan RS Herna, Elizabeth,dan belakangan RS Columbia, Stela Maris, Murni Teguh, dan lainnya.
 Lalu kenapa harus ke Penang Malaysia?
 Sejumlah orang yang pernah berobat ke negeri jiran itu terang-terangan mengatakan, dokter di Penang lebih pintar, lebih care merawat, lebih akurat mendeteksi penyakit yang bersarang di tubuh pasien, dan obatnya lebih pas. Selain peralatannya lebih mutakhir, terutama menyangkut kategori kanker.
 Di Penang ada 8 rumah sakit terkemuka yang sejak lama sudah aktif melayani penderita ragam penyakit. Ada Gleaneagles, Adventis, Island Hospital, Mount Miriam Hospital, dan beberapa nama terkenal lainnya. Mount Miriam dianggap banyak orang sebagai RS spesial kanker, yang dikelola secara profesional. RS ini sudah ada sejak 1963, usaha patungan yang berangkat dari jiwa pengabdian dan semangat religius, digagas Francis Chan bishop Katholik pertama di Pulau Pinang. Saat ini ada dokter spesialis kanker lulusan India dan Australia seperti Dr Rakesh Raman, Dr Fabian Lee, Dr Doris, dan lainnya siap setiap saat "menggempur" penyakit kanker para pasien yang datang berobat. Metode pengobatan melalui apa yang disebut kemotherapi, tomotherapi, radiologi, dan lainnya konon sudah  menyelamatkan banyak pasien dari kebuasan penyakit kanker. Bahkan sudah ada pasien yang menderita kanker stadium 4 yang bisa disembuhkan berkat metode penyembuhan yang diterapkan di rumah sakit Mount Miriam.
 Ternyata banyak pasien yang "menyerbu" rumah sakit di negeri jiran itu berasal dari Indonesia. Tak hanya dari kota besar Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, bahkan banyak yang berasal dari daerah-daerah kabupaten di Sumatera Utara, kawasan Tapanuli sekitarnya, Tanah Karo, Simalungun, Pakpak Dairi.
 "Kami didorong tekad untuk sembuh dari penyakit kanker datang ke Penang. Karena di daerah kami belum ada peralatan canggih seperti yang ada di Penang," ujar Sinambela dan Hutajulu, dua warga Sumut yang datang membawa keluarganya berobat ke Penang.
 Namun keduanya sengaja memperhalus pengakuan itu. Pasien lainnya yang berasal dari Surabaya dan Jakarta malah lebih gamblang menyebut faktor pelayanan dokter di daerahnya belum menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pasien yang menginginkan penyembuhan yang cepat, tepat, dan nyaman. 
 "Biarlah kami keluarkan uang lebih besar, yang penting penyakit sembuh, umur pasien mudah-mudahan bisa lebih panjang hidup di dunia," ujar pasangan suami isteri dari Surabaya yang berbincang dengan BATAKINDONEWS di Mount Miriam Hospital, baru-baru ini. Para pasien kanker biasanya harus siap tinggal di negeri itu lebih sebulan sesuai sistem therapi yang berlaku.
 Bicara tentang kanker memang siapa yang tidak takut dan merasa ngeri bila disinggahi virus pembunuh yang merayap pelan menggerogoti daging manusia. Tapi zaman sekarang, paling menonjol adalah kanker payudara di kalangan wanita, kanker serviks, kanker hati, kanker usus, dan jenis lainnya. Sistem pelayanan yang terorganisir di hospital yang didirikan dari donasi ratusan donor yang perduli ini, menjadi bukti pelayanan profesional sebuah rumah untuk orang sakit.
 Terkait dengan makin ramainya pasien berdatangan dari berbagai negara termasuk Indonesia, pendapatan daerah kawasan yang dipimpin seorang gubernur ini, tentulah meningkat signifikan. Begitu juga pendapatan maskapai penerbangan. Maskapai seperti Lion Air, Sriwidjaya Air, Air Asia, setiap hari sibuk menerbangkan penumpang dari Medan yang sebagiannya pasti penderita sakit dalam hitungan waktu relatif cepat, hanya sekitar 35 menit sudah mendarat di Bandara Penang.
 "Seharusnya dalam era reformasi sekarang ini fakta seperti ini hendaknya dikaji Menteri Kesehatan kita, bagaimana supaya Indonesia yang lebih besar dari Malaysia, bisa menghadirkan rumah sakit sehebat yang ada di Penang dengan sistem pelayanan profesional. Saya kira hal itu harus sejalan dengan revolusi mental di kalangan dokter di Indonesia, yang selama ini terkesan masih komersial dibanding nilai pengabdiannya sesuai sumpah Hippocrates yang dianutnya, " kata seorang pasien di Adventis Hospital Penang, tanpa niat menyepelekan negeri sendiri, melainkan mengkritisi masih lemahnya pelayanan kesehatan berkualitas di Indonesia. (Catatan lebih rinci ditayangkan dalam serial tulisan lainnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar