Rabu, 22 Oktober 2014

Pria Belanda Ini Mahir Marhobas a la Batak,Lho...


          








Mr Barry tak canggung lagi melaksanakan tugasnya sebagai
boru harus ikut marhobas membagikan jambar dalam pesta
adat Batak spt terlihat pada foto. (khas) =
Asam di gunung ikan di laut, bertemu dalam kuali. Begitu kata peri bahasa lama yang selalu terjadi menyangkut jodoh manusia.
            Agaknya itu juga yang terjadi pada diri Mr Barry, pria Belanda yang belakangan menjadi istri Boru Tobing dari Tarutung, Sumatera Utara. Meski awalnya sering gagap saat harus ikut menghadiri acara adat Batak, lama kelamaan orang Belanda ini bisa menyesuaikan diri dalam komunitas orang Batak.
            “Sebagai boru atau hela (menantu) dari orang Batak, saya harus bisa menempatkan diri selaku boru, meski pun saya orang Belanda,” ujar pria bertubuh tambun ini saat ditanya bagaimana perasaannya sebagai menantu orang Batak.”Sangat senang, sangat senang, saya suka marhobas seperti ini,” ujarnya seraya menunjuk kain sarung yang melilit pinggangnya, saat berlangsung sebuah pesta adat keluarga mertuanya marga Tobing.
            Hari itu, Barry tampak sibuk dan sigap menjalankan peranannya sebagai “boru” dalam pesta adat perkawinan “lae” (iparnya) di Wisma Evi Roida,Pardangguran, Tarutung.  Seperti lazimnya, saat “marhata” (pembicaraan adat) harus ada pihak “boru” yang bertugas hilir-mudik menyampaikan “jambar” (pembagian mahar) kepada pihak hula-hula dalam bentuk uang berupa “panandaion” (pengenalan) dan “tuhe” (jambar untuk marompu-ompu).
            Barry si pria Belanda yang sudah diangkat menjadi marga Simangunsong itu tampak melilitkan kain sarung di pinggang, dan bersama seorang pria berstatus “boru” lainnya, pria Belanda ini pun harus sigap ke sana-kemari mengantar “jambar” sesuai yang disebutkan juru bicara “hula-hula”. Semua yang hadir pun tertawa menyaksikan gerak-gerik si Belanda yang tampak lucu,karena itu suatu hal yang jarang dilihat. Namun si Belanda bersikap biasa saja. Kalau ada yang menegor, ia membalas dengan senyuman ramah."Horas,horas ma Amang," katanya berulang kali.
            “Hela” (menantu) dari marga Tobing yang berasal dari Banua Aji,Adian Koting ini, memang lebih fasih berbahasa Indonesia dari pada bahasa Batak. Dia bisa mengerti dan mengucapkan beberapa patah bahasa Batak.” Nanti saya akan belajar lagi, sampai bisa bahasa Batak”, katanya polos. Dia mengaku tinggal di Jakarta bersama istrinya boru Tobing tercinta.
             Sementara Boru Simanjuntak sang ibu mertua Barry mengatakan kepada EKSPRESIANA di pajak Tarutung,  bahwa menantunya orang Belanda itu secara bertahap makin memahami adat istiadat orang Batak. Kedua pasangan berbeda ras itu kini sudah dikaruniai seorang anak perempuan."Hela kami itu sudah bermarga Simangunsong," ungkap Tobing bangga punya menantu bule. (leonardo ts)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar