Jumat, 03 Oktober 2014

Wanita Anggota DPRD Ini Tak Setuju Pilkada Dikembalikan ke DPRD





Fatimah Hutabarat (59) yang oleh banyak orang Batak dipuji sebagai “Srikandi Tanah Batak” (Baca: artikel Fatimah Hutabarat Derita Penjara Menuju Kursi DPRD), bukan berarti harus merasa senang dan berjingkrak-jingkrak, setelah DPR-RI mensahkan revisi UU Pilkada, yang semula pilkada langsung berubah menjadi pilkada melalui DPRD, seperti zamannya Orde Baru.
Fatimah dalam bagian khusus perbincangan dengan blog Ekspresiana, Selasa (30/9), menegaskan,” Tidak, saya bukannya senang dengan putusan itu. Walaupun saya sudah lolos menjadi anggota DPR (D) dari Partai Nasdem, bukan berarti saya senang. Karena sejak awal komitmen saya adalah pro rakyat, dan saya tidak bergeser dari komitmen itu. Kalau ada anggota DPRD yang senang dengan itu, merekalah itu, tapi saya tidak,” tegas Fatimah tokoh reformasi Tapanuli Utara itu dengan mimik serius.
Fatimah mengurai kembali perjuangan reformasi yang membuahkan sistem pemilihan langsung oleh rakyat Indonesia. “Itu sudah berlangsung dengan baik walau usia pelaksanaannya belum lama. Dan rakyat telah menikmati hak kedaulatannya memilih figur kepala daerah yang menurutnya terbaik. Kalau tiba-tiba sekarang sistem pemilihan langsung itu dikembalikan ke sistem lama dipilih DPRD, itu tak lagi sejalan dengan jiwa reformasi yang diperjuangkan dengan susah payah,” kata Fatimah yang mendeklarasikan Aliansi Masarakat Pro Demokrasi (AMPD) Tapanuli Utara, dan sekarang diberi mandat menjadi ketua Partai Nasdem.
Lebih tegas dikatakan Fatimah lagi, “jika ada yang menyebut diberlakukannya pemilihan pilkada melalui DPRD merupakan kemunduran berdemokrasi, ya saya setuju dengan pendapat itu. Bahkan saya tegaskan dikembalikannya sistem lama itu telah merobah demokrasi yang sedang kita kembangkan mmenjadi mentah kembali. Artinya sudah berubah seratus delapan puluh derajat dari cita-cita perjuangan reformasi itu,” ujar Fatimah yang juga pengusaha hotel Hineni, satu-satunya hotel bernuansa paling nyaman di Tarutung.
Dengan kegigihan Fatimah dan segenap kader Partai Nasdem, partai besutan Surya Paloh itu berjaya mengantarkan lima orang kadernya duduk di DPRD Tapanuli Utara. Bahkan, Fatimah memenuhi syarat sesuai perolehan suaranya untuk duduk menjadi unsur pimpinan, dengan posisi wakil ketua. “Hanya sedikit suara lagi Partai Nasdem sudah bisa mengantarkan ibu Fatimah menjadi ketua DPRD, paling 91 suara lagi itu sudah terwujud,” kata seorang kader Nasdem menggambarkan sukses Nasdem merebut simpati masyarakat di lapisan graas root (akar rumput). Ke depan, para kader dan simpatisan Nasdem yakin partai ini akan menjadi partai terbesar di Indonesia.
   “Jadi ibu tak sependapat atau tak setuju dengan diberlakukannya lagi pilkada melalui DPRD, pada hal ibu sudah dilantik menjadi anggota DPRD?” tanya Kompasiana mengulangi.
   “Tidak, saya tak setuju itu,” kata Fatimah dengan tegas.” Biarpun saya sudah anggota DPRD tapi saya tetap komit dengan perjuangan saya menyahuti aspirasi rakyat. Kita lihat saja sekarang, banyak yang protes terhadap keputusan itu, ini menandakan bahwa masyarakat Indonesia kecewa dengan putusan itu, dan bahwa rakyat merasa hak demokratisnya telah dirampas,” tandas wanita yang juga pengusaha properti itu. Dan ia menambahkan,’ kalau masih bisa dibatalkan saya kira lebih baiklah revisi UU Pilkada itu dibatalkan lagi, dan dikembalikan ke pemilihan langsung lagi. Itu kalau pembatalannya masih memungkinkan seperti diperjuangkan banyak elemen sekarang ini,” harapnya. (LS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar