Sabtu, 27 September 2014

40 Persen Pengunjung Mal di Medan tak Belanja.Lalu, Ngapain?





Carrefour dan Medan Mal, pusat belanja yg selalu ramai
 Pusat Perbelanjaan di Medan, apakah itu namanya mal, plaza,carrefour, segala macam, tidak kalah dengan pusat belanja yang ada di kota besar lainnya. Dari yang super modern hingga pusat belanja kelas bawah, sudah komplit di kota yang lalu lintasnya makin macet ini.Dan anehnya, seberapa banyak lagi pun pusat belanja bertambah di sini (mungkin di kota lain juga begitu), pengunjungnya tetap membeludak.
 Apakah itu di Medan Fair Plaza (Carrefour), Medan Plaza, Aksara, Medan Mal, atau yang kelas-kelas Ramayana bahkan Indo Maret/Alfa Maret. Siapa saja para pengunjung itu, dan begitu banyaknya kah duit mereka warga Medan ini mampu terus belanja ke mal?
 "Ah, banyak pengunjung yang datang ke sini (carrefour) orangnya yang kemarin-kemarin juga sebagian, jangan-jangan besok datang lagi, ya bisa itu juga orangnya," kata seorang ibu saat berbincang dengan rekannya yang tampaknya pendatang dari kampung halaman. Ucapan itu kebetulan didengar seorang Satpam yang melintas di lantai 3. Dia pun sedikit senyum, terus berlalu.
 Selama empat hari EKSPRESIANA jalan-jalan ke berbagai mal atau plaza di kota ini, semuanya rata-rata full house. Tak ada pusat belanja yang lengang dari pengunjung. Tanpa niat usil mengecek apa setiap pengunjung itu memang belanja, tapi satu hal menarik di pusat perbelanjaan adalah selalu aktifnya orang-orang naik turun melalui eskavator atau tangga berjalan. Sepertinya ada kenikmatan tersendiri jika datang ke mal, lalu rajin turun naik lantai. Banyak yang menjinjing tas berisi barang belanjaan, tapi lebih banyak lagi yang santai naik turun dengan tangan kosong.
 "Empat puluh persen pengunjung di sini, saya rasa bukan untuk belanja," kata seorang satpam di salah satu mal, yang demi status kerjanya, tak mau disebut nama dan tempatnya bertugas.
 "Lalu, ngapain mereka kemari?'
 Satpam itu tersenyum."Ya, macam-macam itu bang. Ada yang cuci matalah, ada yang celinguk-celingukan, ada yang hanya sekadar cari makanan atau minuman, atau ada juga yang seperti abang bilang tadi, yah naik turun tangga seperti kesenangan tersendiri."
 Namanya kebebasan. Siapapun dan untuk apapun orang datang ke pusat belanja, siapa yang larang. Seperti kata satpam tadi, sepanjang tidak menimbulkan gangguan keamanan, ya silahkan saja. Terkadang ada saja yang dicurigai dan dimata-matai langsung orang yang tak jelas ngapain selalu hadir di situ, tapi toh tak diapa-apain, karena tak ada bukti melakukan sesuatu yang merugikan. Memang ada kamera CCTV di mana-mana, tapi kamera hanya merekam fakta yang terjadi, bukan mencurigai orang yang bolak-balik datang ke sana.
 Lalu, bagaimana dengan copet? Satpam itu tertawa lebar." Kami rasa setiap orang tahu di tempat ramai seperti  ini yang namanya copet atau garong itu selalu ada. Makanya kalau datang belanja, dijagalah diri baik-baik, jangan pakai perhiasan berlebihan yang mengundang perhatian orang jahat, Sikap hati-hati itu suatu hal yang terpenting di tempat perbelanjaan seramai ini."
 Yang namanya gadis nakal juga bukan hal yang aneh di pusat perbelanjaan. Beberapa waktu lalu salah satu koran mensinyalir, di pusat belanja sering  berkeliaran gadis berpakaian dinas anak sekolahan, tapi sebenarnya psk terselubung. Katanya, ada calo atau mucikari yang bergerak mengatur bagaimana agar si gadis "sekolahan" itu dapat mangsa. Ini juga perlu diwaspadai. Jangan sampai terjerembab pula, bisa-b isa jadi korban penipuan segala macam. (EKSPRESIANA/LTS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar