Selasa, 30 September 2014

Demo Anti Revisi UU Pilkada Kejutkan Pelantikan Anggota DPRD


   Ini berita dari kota kecil di Utara Provinsi Sumatera Utara. Tampaknya sepele, tapi gaungnya bak gayung bersambut dengan situasi nasional. Rupanya demo anti revisi UU Pilkada tak hanya ada di Amerika dan Jakarta. Kabupaten Tapanuli Utara juga ikut ambil bagian, mengekspresikan aspirasinya tetap konsisten mendukung pemilihan langsung.
  Hari ini, Senin 29 September, Kota Tarutung ibu kota Kabupaten Tapanuli Bagian Utara, Sumatera Utara, dibanjiri lautan manusia. Begitu banyaknya orang tumplek arah Gedung DPRD di pusat kota, Jalan Sisingamangaraja kota ini, sampai jalan utama itu ditutup untuk kenderaaan. Hari ini adalah hari sukacita bagi 35 anggota DPRD kabupaten itu, karena hari inilah mereka resmi menjadi wakil rakyat terhormat duduk di lembaga legislatif priode 2014-2019.  Sukacita juga mewarnai ratusan massa yang berada di seputar lokasi gedung pelantikan, suka cita mereka yang (merasa) ikut menjadi pendukung dan pemilih anggota dewan tertentu yang ikut dilantik.
Ratusan mobil berjejer mengambil tempat parkir di hampir semua pinggir jalan di sekitar area pelantikan. Kenderaan roda empat maupun roda dua. Para anggota keamanan lalu lintas sibuk mengatur ketertiban jalan raya. Keramaian itu tambah semarak, dengan hadirnya ratusan orang yang setiap hari tumplek di kantor BKD untuk menyampaikan berkas permohonan CPNS. Klop, kota Tarutung penuh sesak manusia di jalan-jalan utama hingga ke jalan Diponegoro pinggir Sungai Sigeaon di debelah timur.
   Di tengah suasana pelantikan para anggota dewan yang berhasil memenangkan pemilihan dengan trik masing-masing itu, tiba-tiba muncul sekelompok orang yang mengaku dari gerakan mahasiswa membawa spanduk dan berorasi di depan Gedung DPRD. Mereka meminta perhatian pemerintah, untuk membatalkan revisi Undang-Undang Pilkada yang baru disahkan DPR-RI. Mereka juga minta diiijinkan masuk ke dalam gedung tempat pelantikan anggota dewan produk Pemilu 2009.
Para mahasiswa yang juga membawa salib itu, menyatakan sikap menolak sistem pemilihan melalui DPRD karena dinilai hal itu kemunduran berdemokrasi atau kembali ke sistem orde baru. Diorasikan juga agar UU Pilkada itu dibatalkan dan dikembalikan ke sistem pemilihan langsung yang sudah berjalan baik belakangan ini. “Kami mendukung pemilihan langsung, dan menolak pilkada oleh DPRD,” kata mereka dengan penuh semangat. Masyarakat yang menyaksikan demo mendadak itu tampak antusias, dan memberi dukungan spontan dengan mengacungkan tangan tanda setuju. Meski pun jumlah mahasiswa berdemo itu hanya puluhan orang, tapi mereka mengatakan datang mewakili aspirasi mayoritas rakyat yang masih menginginkan demokrasi murni dijalankan di negeri ini.
Saat berdemo itu mereka juga menggelar spanduk minta masyarakat menandatangani aspirasi itu sebagai bukti ikut mendukung gerakan mereka. Warga pun rfamai-ramai membubuhkan tanda tangannya di spanduk yang dibentangkan.
Ir Ottoniyer Simanjuntak dan anggota dewan lainnya menyambut para pendemo dengan cara simpatik, dan menegaskan untuk menampung aspirasi kaum muda itu untuk disampaikan ke pemerintah pusat. “Kami tampung aspirasi adik-adik kami sekalian, dan akan kami teruskan ke pemerintah pusat,” ujar Ottoniyer Simanjuntak salah satu anggota DPRD yang ikut dilantik hari itu. Pada priode sebelumnya dia adalah salah satu wakil ketua DPRD Tapanuli Utara. Untuk priode 2014-2019, diperkirakan Ottoniyer Simanjuntak dari PDI Perjuangan yang akan menduduki kursi ketua menggantikan FL Fernando Simanjuntak yang sudah berakhir masa bhaktinya dan terpilih menjadi anggota DPRD Sumatera Utara.
Suasana demo berjalan dengan tertib, sementara para aparat keamanan tampak berjaga kemungkinan yang tak diinginkan terjadi.
Usai pelantikan anggota dewan, suasana di sekitar kota itu tampak diramaikan peta syukuran para anggota dewan, dilengkapi teratak, kursi, musik keyboard dan penyanyi. Di antaranya pesta syukuran Dapot Hutabarat dari Partai Demokrasi, Fatima Hutabarat dari Partai Nasdem, Maruli Panjaitan dari PDI Perjuangan, Jonggi Lumbantobing dari Gerindra, Sipahutar dari Partai Golkar di Silangkitang, Sanggam Lumbantobing, Frengky Simanjuntak dari Partai Hanura, Bangun Lumbantobing dari Partai Golkar, Tota Situmeang dari Hanura, dan lainnya yang melaksanakan pesta syukuran di kecamatan tempat tinggal dan daerah pemilihannya. Syukuran itu juga tampak bernuansa adat istiadat setempat, sesuai tatanan Dalihan Natolu.
 Suasana keramaian di kota ini seakan menggantikan suasana keramaian pameran Hari Jadi Taput yang setiap tahunnya diadakan Pemerintah Kabupaten di kota ini. Pameran Hari Jadi Tapanuli Utara itu biasanya digelar akhir September sampai minggu pertama Oktober. Tapi menurut informasi sudah ditiadakan tahun ini sesuai konsep perubahan dari pasangan bupati/wakil bupati Nikson Nababan dan Mauliate Simorangkir yang terpilih menjadi kepala daerah priode 2014-2019. (Leonardo TS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar